Perempuan itu berhenti bertanya tentang apa yang mungkin dilakukan keponakannya pada orang-orang di Distrik 51. Dia yakin keponakannya itu memiliki cara terbaik untuk balas dendam. Sejauh ini, lelaki itu terlihat baik dan tidak kasar pada istri. Tidak mungkin dia melakukan tindakan brutal untuk balas dendam. Perempuan itu membayangkan, lelaki ini akan datang ke Distrik 51 dan mengatakan pada mereka kalau mereka perlu memperbaiki sikap. Yah, sedikit pukulan akan sangat wajar untuk membuat orang jadi jera, paling tidak mereka tidak akan mengulang pada ibu dan anak gadis lainnya yang tidak beruntung seperti mereka. Jadi, dia sama sekali tidak curiga saat diminta memberikan nama-nama dan alamat, serta ciri-ciri orang yang melakukan hal buruk padanya. Agar tepat sasaran, kata lelaki itu. Tentu saja, perempuan itu setuju.
Perempuan dan anak gadisnya tidur di kamar yang bagus di rumah itu. Keponakannya ternyata memperlakukannya dengan baik. Mereka juga diberi pakaian bekas yang bisa dipakai sementara sampai lelaki itu bisa mengajak mereka ke pertokoan untuk membeli pakaian. Gadis kecil memakai kaus dan rok yang masih terlalu besae untuknya walau masih terlihat pantas. Nyonya rumah yang wajahnya terlihat selalu sedih itu memberinya pakaian orang dewasa yang bagus.
"Seharusnya kalian nggak ke sini," ucap perempuan muda itu. Suaranya pelan saat memakaikan baju pada gadis kecil itu. Dia melihat mata gadis kecil itu. "Seharusnya kalian nggak ke sini," katanya lagi dengan suara yang lebih keras, tapi tetap tidak bisa didengar oleh orang lain selain gadis kecil di hadapannya.
"Kenapa?" Gadis kecil itu bertanya dengan bingung. Dia tidak merasa berbuat kesalahan. Dia sama sekali tidak merasa membuat pemilik rumah marah. Kenapa sekarang harus diusir?
"Rumah ini nggak baik. Rumah ini--"
"Sayang?"
Suaminya berdiri di depan pintu tersenyum pada istrinya. Senyumnya manis, memperlihatkan lesung pipi di pipi kanan. Tidak banyak lelaki yang memiliki lesung pipi begitu dalam. Lelaki itu menunjukkan kalau lesung pipi dalam tetap bagus untuk laki-laki.
"Kalau sudah, ayo kutemani masak. Kayaknya Bibi suka kalau kita buatkan salad buah yang pakai resep ibumu itu. Di luar tadi panas. Pasti segar kalau kita makan buah." Lelaki itu tersenyum pada Gadis kecil juga. "Adek suka buah apa?"
"Semangka," jawab Gadis kecil dengan harapan tinggi benar-benar diberi semangka merah segar.
"Oke. Nanti Om buatkan semangka yang segar, ya. Ayo, Sayang!" Lelaki itu mengulurkan tangan dan mengangguk pada istrinya.
Biasanya, istri-istri senang jika suaminya membantu di dapur, apalagi jika diajak berbicara dengan nada manis begitu. Gadis ingat biasanya ibunya akan menyanyi-nyanyi di dapur kalau ayahnya membantu ibunya memasak. Masakan Ibu jadi lebih enak jika mereka berdua di dapur. Namun, masakan Ibu akan jadi tidak keruan kalau dia meninggalkan ayah dan ibunya berduaan saja di dapur. Sepertinya, kalau mereka hanya berdua saja, mereka jadi tergesa-gesa. Saat gadis kecil itu kembali ke dapur, mereka terengah seperti baru selesai maraton, bukan memasak. Jadi, dia selalu menemani mereka di dapur sampai masakan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway Girl (On Going)
Misteri / ThrillerJuan Butoijo menjadi yatim piatu setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Pada saat yang sama, dia mendapatkan luka pada wajahnya, luka yang membuatnya merass tidak menarik. Gadis-gadis hanya menginginkan hartanya saja. Memangnya...