30. In the Cave

926 169 39
                                    

Menjadi satu-satunya perempuan yang hidup di dalam gua bersama empat puluh laki-laki ternyata bukan hal yang mengerikan bagi Gadis. Dia menikmati hari-harinya di sana. Mereka semua memang kadang mengerikan, ribut dan saling bertengkar, tapi sama sekali tidak ada yang mengganggunya. Mereka malah sering membantunya dalam melakukan hal-hal yang tidak dia ketahui.

Gadis menyesal karena saat awal pertemuannya dengan para lelaki itu dia berpikir kalau mereka hanya akan menjadi masalah untuknya, bahkan dia sempat berpikir untuk lari dari mereka. Untung saja dia tidak menemukan jalan keluar. Dia bersyukur sekali tetap bertahan di dalam gua ini. Di luar sana dunia makin gila seperti yang diberitakan dalam televisi milik Derby. Di dalam sini hanya ada hawa dingin dan keinginan untuk terus tidur seperti beruang yang tidur panjang di dalam gua setiap musim dingin.

Tidak ada satu pun di antara laki-laki itu yang bosan berada di dalam gua. Mereka memang keluar sesekali, Kane Walker keluar lebih sering. Banyak yang berkata dia punya anak di luar sana. Ada yang berkata dia punya gadis simpanan. Namun, tidak ada satu pun yang Gadis percayai. Lelaki itu sendiri tidak pernah mengatakan apa pun. Menurutnya, kehidupan pribadinya adalah urusannya dan di tempat ini dia mendedikasikan diri untuk membantu orang lain, begitu katanya saat Gadis berinisiatif bertanya. 

Tiga bulan ada di dalam gua itu membuat Gadis sangat tidak ingin kembali ke luar, apalagi kalau untuk melihat lelaki yang membuat hatinya hancur, lelaki yang akan menjadi sasaran operasi The Order selanjutnya.

Mereka juga mengajarkan Gadis cara memakai senjata, membela diri, dan banyak lainnya. Dia bukan hanya bisa melakukan tendangan maut sekarang, tapi juga mengoperasikan senapan kelas berat yang bisa menyenburkan tiga puluh peluru dalam satu waktu. 

Kata Kane Walker, "Kau harus bisa menyelamatkan diri jika sewaktu-waktu terpisah dari kami. Tidak akan ada yang kembali untuk menolongmu. Aku tidak akan membiarkan anak buahku mati hanya demi kau. Lakukan sendiri yang perlu kau lakukan."

"Aku mengerti," kata Gadis. Dia benar-benar mengerti.

Dia sudah terbiasa hidup sendiri. Jika suatu hari nanti dia kembali hidup sendiri, tidak akan ada masalah yang berarti. 

Apa benar?

"Gadis?" panggil Kane Walker di depan pintu kantor kecil yang disediakan untuknya agar bisa berkonsentrasi untuk melakukan analisis data.

"Ya?" jawab Gadis sambil berbalik melihat lelaki itu.

Lelaki itu tersenyum. "Hebat sekali. Semua orang sudah merengek meminta istirahat, tapi kau tetap bertahan di sana. Apa sebenarnya yang kau telan?"

Gadis tertawa. Dia meletakkan kacamata antiradiasinya di meja. "Aku hanya merasa senang sekali. Kalian mengajarkanku mengelompokkan data-data ini dan ternyata aku menyukainya. Lihat, aku sudah tahu caranya meneliti laporan keuangan yang bermasalah dan yang tidak. Aku juga sudah bisa membedakan data yang dimanipulasi dan tidak. Kata Brock pekerjaanku lumayan," kata Gadis itu dengan suara riang.

"Lumayan? Kau bisa melakukan lebih baik dari dia." Kane duduk di kursi dekat Gadis. "Aku hanya tidak ingin kau memaksa diri. Kalau memang kau ingin istirahat, istirahatlah! Jangan paksa dirimu terlalu jauh dalam pekerjaan ini."

"Ya, Kane. Aku mengerti." Gadis mengangguk. "Aku akan menyelesaikan data penjualan senjata yang dilakukan Detech dan Belvis Landis Millitary Company untuk mencocokkan dengan catatan CIA. Aku ingin tahu apa masih ada penyelundupan senjata ke kedua perusahaan itu."

"Aku setuju. Jangan lupa untuk meminta data aset baru Detech. Perusahaan itu memiliki kendali yang sangat buruk sejak Grahamm meninggalkannya. Aku sendiri berpikir ada orang yang menyadap data Detech selama ini, tapi aku belum tahu siapa. Aku khawatir data-data yang diambil dari Detech itu digunakan untuk menghancurkan perusahaan itu sendiri. Kau tahu betapa potensialnya perusahaan milik Syailendra itu, kan?"

The Runaway Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang