"Aku Cabe."
Goldie tercengang mendengar dua kata itu. Bukannya karena dia terpesona pada nama yang diucapkan oleh lelaki itu, tapi dia pikir tidak seharusnya lelaki itu mengatakan hal seperti itu di tengah ketegangan seperti ini.
Dia mengabaikan perkataan lelaki itu dan terus membawa adiknya berlari mengikuti ibunya. Mereka hanya punya waktu lima menit untuk keluar dari penginapan itu. Goldie tak ingin menyia-nyiakannya untuk hal yang tidak penting.
Mereka masuk dalam mobil keluarga biasa. Warna mobil itu hitam. Bagi Goldie segalanya terlihat tidak meyakinkan.
Bukankah seharusnya kalau ingin kejar-kejaran mereka bisa menggunakan mobil SUV?
Mobil dengan mesin pendorong ganda akan lebih bagus. Mereka bisa terus bergerak sekalipun masuk ke kubangan atau terjebak dalam jurang.
Mobil sedan dengan kecepatan tinggi yang stabil di jalan raya juga akan terlihat keren. Mereka bisa melaju dengan jeceoatan penuh sampai tak terkejar. Apa saja, asal jangan mobil keluarga seperti ini.
Namun, Goldie tidak membiarkan mulutnya mengeluarkan kata apa pun. Dia tidak ingin komentarnya membuat ibunya panik atau adik-adiknya jadi semakin ketakutan. Dia hanya ingin pergi ke tempat yang aman. Sudah, persetan saja bagaimana kendaraan mereka.
Mobil itu tidak buruk. Mobil itu bisa melaju kencang. Mereka mengwbut pada sepuluh menit pertama. Setelah masuk ke jalan raya yang sudah ramai, mereka tidak lagi mengebut. Mereka berjalan beriringan dengan mobil lain, benar-benar lambat sama seperti kebanyakan mobil lain.
"Apa yang kau lakukan?" protes Goldie pada lelaki yang mengemudikan mobil. "Kita sedang dikejar, bukan sedang pergi berwisata? Kenapa kau tidak mengebut?"
Gadis mendesis dan mencubit pelan paha anak gadisnya. Tapi, Goldie tidak mau tahu. Ketakutan membuat keberanian dalam dirinya tumbuh dan sangat ingin menyerang siapa saja.
Untungnya, lelaki yang mengemudikan mobil itu bukan lelaki pemarah. Dia tersenyum pada Goldie lewat spion tengah, lalu berkata, "memang itu yang kita butuhkan. Mereka menggunakan mobil dan helikopter untuk mengejar kita. Apa kau dengar suara helikopter di atas sana?"
Goldie terdiam. Dia mendesis agar adik-adiknya diam juga.
Suara helikopter yang jauh di atas sana terdengar samar. Goldie ingin sekali mengeluarkan kepalanya ke jendela untuk memastikan. Namun, dia tahu itu langkah konyol untuk bunuh diri. Dia tak boleh melakukannya kalau tak mau ketahuan.
"Mereka mencari kita di antara begitu banyak mobil yang berada di jalan raya ini. Mereka mencari mobil yang aneh, berbeda, dan mungkin saja mencurigakan. Satu-satunya cara untuk lari dari kejaran mereka adalah dengan membaur dengan yang lain, tidak terlihat mencolok, dan berhati-hati."
Goldie diam saja. Dia merasa malu karena memarahi orang yang mungkin jauh lebih tahu dari pada dia.
Tentu saja, Ethan yang menurut ibujya sudah berpengalaman dalam misi berbahaya begini tidak akan mengutus sembarangan orang. Sudah jelas dia akan berusaha untuk memberikan yang terbaik pada mereka.
"Aku Prince. Aku teman Ethan. Aku berada di organisasi yang sama dengannya dulu. Kini, aku menikmati hari tuaku bersama anak-anak. Kali ini misi pertamaku sejak aku berhenti dari kelompok itu. Aku berharap aku tidak lupa terlalu banyak," kata lelaki itu lagi yang membuat Goldie membelalak.
Dia tak bisa mengatakan apa pun meski rasanya ingin sekali protes pada mereka.
'Dia berharap tidak lupa? Apa Ethan itu tidak bisa mencari seorang yang lebih berkompeten lagi? Sialan!'
Sudah jelas Goldie tak berani meluapkan isi kepalanya. Dia hanya diam, memeluk adiknya di pangkuan, berharap mereka benar-benar tidak ketahuan.
Mereka terus melaju dengan kecepatan sedang seperti ratusan mobil keluarga lainnya yang memenuhi jalanan New York. Mobil hitam itu baru berhenti saat mereka mencapai pelabuhan di First Street.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway Girl (On Going)
Mystery / ThrillerJuan Butoijo menjadi yatim piatu setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Pada saat yang sama, dia mendapatkan luka pada wajahnya, luka yang membuatnya merass tidak menarik. Gadis-gadis hanya menginginkan hartanya saja. Memangnya...