8. Candle on the Bone

2.1K 406 87
                                    

Boneka itu terus melihat ke arah Gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boneka itu terus melihat ke arah Gadis. Matanya biru dengan bagian dalam berwarna hitam legam, persis kelereng yang dulu dia mainkan bersama anak laki-laki di kampung halamannya. Mata itu memantulkan cahaya kuning dari bola lampu yang tergantung rendah di langit-langit. Rambut boneka itu berwarna seperti rambut jagung yang dia benci karena selalu menyelip di antara giginya setiap dia makan jagung rebus. Rambut boneka itu berantakan, diikat dua di kanan dan kiri kepala boneka yang memakai topi bunga.

Pakaian boneka itu juga berbunga, sama dengan topi dan sepatunya. Yang menarik, tubuh boneka itu seperti terbuat dari plastik bagus, berkilau dan terlihat terawat. Sudah lama sekali Gadis ingin memiliki boneka seperti itu. Selama ini dia hanya melihat boneka mahal begitu di pajangan toko boneka, di rumah temannya yang kaya, atau di dalam iklan mainan. Boneka yang dia miliki dari plastik murahan yang pada bagian tengahnya ada garis pertemuan cetakan plastik. Warnanya pun terlalu merah muda, bukan krem dengan rona merah muda segar seperti boneka itu.

Gadis berusaha menggapainya. Karena tidak sampai, dia berusaha berpijak pada rak kayu tempat boneka itu diletakkan. Kakinya menyenggol kerdus yang diletakkan terlalu pinggir pada bagian bawah rak itu. Kerdus itu jatuh. Bunyinya tidak keras, tapi mengejutkan. Gadis takut dimarahi jika meusak barang. Gadis duduk di lantai, memperbaiki kerdus itu.

Kerdus itu berisi baju-baju bagus. Kelihatannya, pemilik baju itu adalah anak perempuan seusianya. Semua pakaiannya seukuran dengannya. Kenapa Nyonya Rumah tidak memberitahukan ini kepadanya? Kenapa dia malah diberi pakaian yang tidak cocok?

Gadis mengangkat rok balerina berwarna merah muda. Rok itu telihat bagus sekali. Dia menebah harga rok itu sangat mahal, sama seperti barang-bnarang lain yang ada di ruangan itu. Selama membongkar kerdus itu, dia terus bertanya kenapa dia tidak boleh memakainya, padahal kan baju-baju itu masih bagus dan tidak ada yang punya?

Dia mengambil celana dalam warna merah muda yang bagian belakangnya berenda. Dia tidak memakai celana dalam sejak berganti baju. Sebenarnya dia risih, tapi dia tidak punya pilihan untuk menurut, menunggu celana dalamnya kering dan Tuan Rumah yang baik memberinya celana dalam baru nantinya.

Hanya satu celana dalam. Tidak akan merugikan siapa-siapa, kan?

Lalu, Gadis membereskan barang-barang itu kembali dan memasukkan ke tempatnya. Kali ini, Gadis berpijak pada rak dengan hati-hati agar bisa mengambil boneka itu. Tangannya sudah hampir sampai, menggapai rak paling atas. Namun, saat dia hampir menyentuh boneka itu, suara jeritan perempuan mengejutkannya. Gadis terjatuh ke lantai lagi.

"Kamu apa-apaan? Ngapain kamu ke sini?" Nyonya rumah itu terlihat berang, marah atas kelakuan Gadis.

"Ma-maaf, Tante. Aku ... mau pinjam bonekanya. Tadi pintu terbuka."

Perempuan itu menarik tangan Gadis keluar dari ruangan bawah tanah. Tidak peduli Gadis berteriak kesakitan karena berkali-kali terpeleset dan hampir jatuh di tangga licin, perempuan itu terus menarik tangannya.

The Runaway Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang