Gadis mencari ibunya di sekeliling rumah malam itu. Dia ingin meminta izin pada ibunya. Tadi, setelah membersihkan kamar mandi di bagian belakang rumah, ibunya berkata akan mandi dan berganti baju untuk mempersiapkan makan malam. Namun, satu jam kemudian ibunya tidak juga keluar. Yang menyiapkan makan malam malah Nyonya rumah. Gadis berusaha mencari ibunya sampai ke lubang kamar mandi. Dia pernah melihat kartun yang memperlihatkan adegan orang tersedot masuk ke dalam lubang kamar mandi. Dia khawatir sekali ibunya yang kurus dan kecil itu tersedot masuk ke lubang kamar mandi juga.
Sayangnya, setelah lama Gadis mengitari rumah sambil meneriakkan nama ibunya, tidak juga ada tanda-tanda dari ibunya. Gadis mulai kesal bercampur panik. Dia bertanya pada diri sendiri, apa benar ibunya masuk ke lubang pembuangan?
"Sayang, kamu ngapain emangnya?" tanya Nyonya rumah cantik yang menghampirinya sambil membawa keranjang plastik bertutup.
"Aku nyari Ibu, Tante. Ibu nggak ada," ucap Gadis sambil menangis. Dia bingung sekali di mana lagi harus mencari ibunya. Satu-satunya tempat yang belum dia datangi itu ruang bawah tanah, tapi ruangan itu sudah dikunci sejak dia masuk ke sana. Mana mungkin ibunya nakal main di ruangan itu.
Nyonya rumah tertawa pelan. "Nggak usah dicari. Ibu kan sudah besar. Masa Ibu hilang di rumahnya sendiri?"
"Tapi, ini bukan rumah Ibu."
"Ini sudah jadi rumah Ibu dan Gadis sejak kalian diterima di sini. Paling juga Ibu keasyikan mengerjakan sesuatu di ruangan lain. Ibu sekarang sering pakai headset kalau lagi menjahit atau gosok baju, kan? Siapa tahu Ibu menjahit sampai ketiduran. Biarin aja. Itu Tante sudah nyisain makanan di kulkas. Ibu bisa manasin kalau lapar. Kamu ayo ke kamar Tante. Udah mau mulai, nih, filmnya."
Gadis berpikir sebentar. Sebenarnya, dia merasa berat meninggalkan ibunya yang belum dia ketahui ada di mana. Namun, godaan perempuan itu tidak bisa ditampik. Dia ingin sekali bergabung bersamanya di kamar utama. Dia pernah melihat satu kali saja kamar utama yang bagus itu. Dia sangat ingin menonton di TV besar di atas tempat tidur besar yang empuk. Kalau ditambah dengan makanan ringan di dalam keranjang yang dibawa oleh perempuan itu, tentu saja segalanya jadi tambah menyenangkan. Gadis akhirnya melupakan ibunya. Menurutnya, perempuan itu benar, tidak ada manusia yang tersedot masuk lubang WC dan ibunya juga tidak mungkin tersesat di rumah besar ini. Mereka sudah berbulan-bulan di sini. Ibunya yang membersihkan ruangan-ruangan di rumah ini. Tidak mungkin ibunya tersesat.
"Gimana? Suka?" tanya perempuan cantik itu sambil membersihkan wajah dengan krim yang botolnya dari kaca bagus.
Gadis mengangguk sambil menekan tubuhnya di tempat tidur sampai tempat tidur itu memantulkan tubuhnya lagi. Di mulutnya ada cacing besar dari jeli dengan rasa kola yang manis dan agak menggelitik. Di tangannya ada gulali warna merah muda yang enak sekali. Gadis merasa berada di surga yang tak terkatakan kenikmatannya.
Televisi di depannya menampilkan kartun gadis berambut sangat panjang yang berkelana dengan pangeran. Sekalipun Gadis ingin berkata pada gadis di dalam kartun itu kalau bepergian dengan lelaki yang tidak dikenal itu tidak boleh, tapi dia terlalu sibuk mengunyah. Jadi, dia hanya mengikuti alur cerita saja. Dalam hal ini, Gadis tidak perlu repot menerjemahkan bahasa kartun itu karena produsen kartunnya telah mengubah bahasa suara tokoh ke bahasa Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway Girl (On Going)
Mistero / ThrillerJuan Butoijo menjadi yatim piatu setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Pada saat yang sama, dia mendapatkan luka pada wajahnya, luka yang membuatnya merass tidak menarik. Gadis-gadis hanya menginginkan hartanya saja. Memangnya...