Dia tahu dia tak boleh mnegizinkan siapa pun memeluknya. Ibunya pernah berkata kalau lelaki akan selalu mencari cara untuk menyentuh perempuan. Lelaki akan selalu berusaha mendapatkan tubuh perempuan dengan cara apa pun. Begitu dapat, mereka akan dengan ringan melepaskan perempuan itu begitu saja karena di dalam dirinya tidak ada keterikatan dengan si perempuan.
"Lelaki yang datang padamu dengan mudah dan bisa mendapatkanmu dengan mudah, tidak akan menghabiskan waktu denganmu. Dia akan menganggapmu hanya orang yang bisa didapatkan dan dipermainkan begitu saja. Dia akan mencari gadis lain yang bisa memberikannya lebih banyak," jelas ibunya saat itu.
"Lebih banyak apa, Mama?" tanya Goldie dengan rasa ingin tahu tinggi.
Sekalipun dia belum pernah dekat dengan laki-laki, dia sudah sering melihat teman-temannya berpacaran dan mereka menjengkelkan. Setelah gelombang rasa suka dan cinta buta yang membabi buta, mereka akan saling marah dan saling serang sebelum putusan, lalu pindah ke orang lain dengan pola yang sama. Menurutnya, yang mereka lakukan benar-benar tidak dewasa.
"Lebih banyak luka," jawab ibunya dengan senyum lembut dan belaian di kepalanya. "Lelaki akan tergila-gila pada gadis yang memberinya banyak luka. Rasa sakit itu yang membuat mereka sadar kalau mereka mau melakukan apa saja demi gadis yang mereka suka."
Gadis kecil itu mendengarkan ucapan ibunya dengan saksama, berusaha membayangkan teman-temannya yang memang mendapatkan banyak sekali masalah karena pacaran, terutama hamil di luar nikah.
Goldie juga telah mengerti bagaimana ibunya sampai mendapatkannya dulu. Ibunya berkali-kali menekankan kalau hidup mereka sangat tidak mudah pada awalnya.
"Mama tidak ingin kau memiliki hidup seburuk hidup Mama, Sayang. Mama tidak ingin kau hidup dengan sangat keras seperti Mama. Hidup keras dan penuh masalah itu hanya bagus di dalam film. Pada kenyataan, kau tidak akan ingin melihat hidup seberat itu. Sangat tidak ingin, Nak."
Sekarang, dia berada di pelukan lelaki yang dia sendiri sama sekali tidak kenal. Dia hanya ingin mengembalikan manset permata yang jatuh dari lengan baju lelaki itu. Dia tidak berpikir kalau lelaki itu akan memeluknya begini.
Goldie mendorong lelaki itu menjauh. "Maaf, Sir. Ini tidak sopan," katanya dengan tegas.
Juan melihatnya dengan tatapan bersalah. "Maaf," katanya dengan tak sadar. Matanya masih terpesona pada gadis di depannya. "Goldie," bisiknya pelan.
"Ya, sir," jawab gadis itu dengan agak takut. "Aku ... harus pergi, Sir."
"Ja-jangan! Kumohon jangan!" pinta lelaki itu.
Goldie menelan ludah, berusaha menahan kakinya agar tidak lari. Bukan bekas luka yang menguarkan warna merah menyala itu yang membuatnya takut, tapi tatapan lelaki itu. Tatapannya begitu kesepian. Lelaki itu seolah ingin mengatakan padanya kalau dia membutuhkan teman, sekadar teman untuk berbicara.
Namun, Goldie mengingat apa yang dikatakan ibunya, semua lelaki akan melakukan apa saja untuk mendapatkan perempuan yang disukainya, termasuk merayu dan mengubah dirinya menjadi sosok yang berbeda. Setelah berhasil mendapatkan yang dia mau, barulah lelaki itu pergi darinya seperti tak terjadi apa-apa.
Juan menggenggam tangan Goldie. Tangan lelaki itu luar biasa dingin. Kali ini bukan Goldie yang demam panggung, tapi Juan yang merasakan gemetar di seluruh tubuhnya.
Dia tahu dia pernah merasakan ini sebelumnya, saat bertemu gadis pada sayembara itu. Dulu, dia dengan angkuhnya menafikan perasaan itu. Dia menganggap perasaan itu benar-benar perasaan biasa. Dia melepaskan gadis satu-satunya yang telah memiliki hatinya, telah memberikannya cinta yang tak pernah dia rasakan sebelumnya. Gadis itu juga membawa serta anaknya, cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway Girl (On Going)
Mystère / ThrillerJuan Butoijo menjadi yatim piatu setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Pada saat yang sama, dia mendapatkan luka pada wajahnya, luka yang membuatnya merass tidak menarik. Gadis-gadis hanya menginginkan hartanya saja. Memangnya...