50. The Runaway Girl

404 92 7
                                    

Goldie merasa sangat bersalah telah mengabaikan adik-adiknya yang ditawan oleh Juan Butoijo itu. Dia merutuku diri sendiri. Seharusnya dia menyelamatkan adiknya dulu, bukannya langsung berlari ke mobil. Namun, berbalik arah dan kembali lagi ke tempatnya tadi sama saja dengan cari mati. 

Ada dua helm di sampingnya dan baju antipeluru yang tertinggal. Dia memakai baju antipeluru dan hel antipeluru itu, paling tidak jika ada yang menembaknya, dia bisa tertolong sedikit. 

Meski kaca mobil itu gelap, Goldie tidak yakin kalau warna hitamnya cukup untuk menyembunyikannya. Tubuhnya sangat pendek sekalipun dia sudah berusaha meninggikan tempat duduk hingga maksimal. Kakinya juga harus bersusah payah untuk bisa menginjak pedal gas. Siapa pun yang melihatnya sudah jelas akan tahu kalau bukan salah satu penjaga yang mengemudikan mobil itu. 

Gadis itu terus berdoa agar Tuhan membutakan mata semua penjaga yang ada. Dia hanya berharap jalannya bisa mulus agar dia bisa mencari bantuan untuk kembali mengambil adik-adiknya lagi. 

"Kumohon, Tuhan! Kumohon berikan padaku jalan yang terbaik untuk lari dari tempat ini. Kumohon biarkan aku kembali lagi untuk menyelamatkan adik-adikku dengan kekuatan yang lebih besar lagi," bisiknya sambil berkonsentrasi pada jalanan sesuai dengan yang diajarkan oleh ayahnya.

Suara senapan besar. 

Goldie terlonjak kaget. Mulanya dia berpikir suara itu dari belakangnya, tapi kemudian dia sadar kalau suara itu jauh sekali. Dia sadar kalau ada orang yang mungkin mendapatkan tembakan itu. 

Tembakan itu memang tidak mengenainya, tapi dadanya terasa sakit sekali.

Air matanya jatuh. pandangannya sudah kabur. Namun, gadis remaja itu berusaha tetap menguatkan kaki dan tangannya untuk mengemudi keluar dari tempat itu.

Orang-orang di pos jaga berlarian menuju sumber suara tembakan itu. Jalanan di depannya terbentang. Dia memiliki banyak kesempatan untuk pergi. Dengan kecepatan tinggi, dia melakujan kendaraannya melewati pos penjaga dengan sangat mudah, menuju rumah untuk melakukan yang dikatakan ibunya. 

Di jalanan pun dia tidak mendapatkan halangan yang membahayakan. Jalanan di sekitar rumah itu seperti jalanan di tepi hutan. Ada banyak pohon yang berderet-deret di pinggir jalanan. Rumput-rumput yang terlalu tinggi untuk disebut sebagai kawasan yang terawat pun menegaskan kalau tempat ini jelas bukan bagian dari rumah itu.

Goldie menunduk, berusaha menajamkan mata untuk mencari kemungkinan adanya orang yang bersembunyi untuk membidik siapa pun yang lewat. Dia pernah membaca, kebanyakan rumah orang yang sangat kaya dan berpengaruh memiliki beberapa sniper yang berjaga di sekitar rumahnya untuk membidik semua perampok yang masuk. 

Semakin kaya seseorang semakin dia akan sadar tentang pentingnya memiliki perlindungan ekstra, kan?

Ternyata tidak ada. 

Yang ada hanya beberapa kamera pengawas yang dipasang di pohon-pohon, dekat dengan lampu jalanan. 

Goldie menduga Juan tidak menempatkan banyak pasukan di sini karena rumah besar ini bukan rumah utamanya. Bisa jadi dia hanya berada di rumah ini karena penculikan ini saja. 

Kalau begini, berarti kemungkinan besar tidak ada petugas keamanan resmi dari perusahaan keamananan tahu kalau ada aktivitas di rumah ini. Mereka pasti tidak mengaktifkan alarm rumah karena sudah percaya diri dengan banyaknya tentara bayaran yang menjaga.

Goldie bergidik mengingat betapa banyaknya perlengkapan persenjataan pasukan tentara bayaran yang dimiliki Juan. Sudah jelas orang tuanya tidak akan bertahan dengan semua kekuatan militer itu. Akan sangat mudah bagi Juan untuk menyuruh salah satu anak buahnya menembak kedua orang tuanya. 

The Runaway Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang