22. First Sight

1K 187 83
                                    

Gadis mengerjap, berusaha untuk menguasai debaran dalam dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis mengerjap, berusaha untuk menguasai debaran dalam dadanya. Dia juga menarik kembali senyum yang tiba-tiba tersungging dari bibirnya. Setelah deham pelan, dia kembali memasang wajah serius, seperti sebelumnya, saat debar kencang dan gelombang kesenangan luar biasa itu belum menyeruak masuk dalam dirinya.

Rasa ini begitu asing, menusuk hingga ke dalam dada Gadis. Dia yakin rasa itu tidak di sana saat dia datang tadi, tapi begitu saja dia rasakan ketika melihat lelaki itu.

Lelaki itu tampan, tampan sekali. Bukan hanya garis wajahnya yang menarik, tapi juga mata gelapnya yang menyiratkan kesedihan, kegelapan, dan kesepian. Gadis telah bertahun-tahun melihat mata itu pada bayangan cermin yang menatap kembali padanya. Melihat lelaki itu, dia merasa sedang melihat kesepian yang sama.

'Apa manusia memang akan selalu tertarik pada sesuatu yang sama dengannya? Apa ini hanya perasaan saat aku melihat sesuatu yang mirip denganku?'

Kata hatinya ini benar-benar mengganggu pikiran. Dia tidak konsentrasi pada beberapa pelajaran dan tidak bisa menyimak apa pun yang dikatakan oleh instrukturnya.

Yang mengerikan, setiap pikiran itu datang, selalu disertai getar kencang dalam dada yang membuat Gadis sampai tersengal, tidak bisa mengembuskan napas dengan benar. Dia sampai tertunduk di tengah kelas yang diikutinya, berpegang pada pinggiran meja agar tidak terguling jatuh.

"Tiga Lima Lima Tujuh," panggil pengawas di depannya. "Ada apa?"

Gadis melihat perempuan itu dan menimbang jawaban paling tepat, tapi otaknya kosong, tidak ada yang bisa dia katakan pada perempuan itu.

Seorang pengawas lagi mendekatinya, berusaha melihat wajahnya. Dengan tangan dingin pengawas itu mengangkat dagu Gadis, melihat wajah Gadis yang kemerahan, tapi tidak demam. Pupilnya membesar, tapi bukan ketakutan. Napasnya gemetar, tapi bukan asma. Debar jantungnya berdentum keras, tapi dia sama sekali tidak bergerak.

"Ada apa?" tanya perempuan itu.

Gadis menggeleng. "Tidak tahu," jawabnya gugup. "Mungkin ... aku hanya ... tegang atau ... gugup. Aku belum pernah ... menghadapi semua ini," tambahnya lagi.

Pengawas itu melihat temannya, lalu mengangguk untuk menyatakan pada temannya kalau Gadis baik-baik saja. Dia memerintahkan pada Gadis untuk kembali ke tempatnya semula.

Mendengar perintah itu, Gadis membeku sebentar, seperti orang yang berusaha mencerna omongan orang dari bahasa lain. Setelah mencoba memahami yang dikatakan oleh lawan bicaranya, barulah Gadis mengangguk juga dan kembali duduk dengan rapi.

Tes berikutnya adalah tes kesehatan. Semua anak perempuan disuntik sesuatu di balik kulit tangannya dan disuruh menunggu sambil minum cairan tertentu. Setelah satu jam, semua orang diminta untuk kencing dan menampung air kencing mereka dalam botol khusus.

Gadis mengikuti semua prosedur itu dengan tertib seperti yang lain. Hanya saja, berkali-kali dia melihat sekeliling, mencari sosok yang dia harap ada di situ, melihatnya seperti tadi. Hatinya luar biasa kecewa saat tidak berhasil menemukan lelaki tadi, lelaki dengan bekas luka merah muda pada wajahnya.

The Runaway Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang