42. Remember This Way

363 83 10
                                    

"Siapa dia?" tanya Juan pada salah seorang tim yang menangani perlombaan itu. Dengan jelas, Juan menunduk gadis yang sedang menunggu giliran dipersilakan untuk naik ke panggung.

Gadis yang ditanya itu melihat ke daftar peserta yang akan tampil dan menyebutkan, "Goldie dari peserta pribadi. Dia tidak mewakili sekolah mana pun. Dari data kami, dia homeschooling, Sir. Dia peserta yang berbakat dan banyak yang berkata kalau dia mungkin akan membawa pulang piala hari ini."

Penjelasan itu cukup untuknya. Dia tidak ingin mendengar apa pun lagi. Tidak sama sekali. 

Juan tersenyum melihat gadis itu. Dia jadi mengingat gadis kecil yang dia lihat dalam pemilihan para gadis itu. Entah bagaimana Juan merasa Goldie memiliki gaya yang sama dengan gadis itu, sekalipun secara keseluruhan dia memiliki fisik yang berbeda dengan Gadis yang dulu ditemuinya. 

Kulit Goldie seputih susu, mulus di balik kemeja lengan panjangnya yang sederhana dan rok selututnya yang formal. Sepatunya tidak terlalu tinggi, tapi manis sekali dipakai untuknya. Rambutnya digerai, kecokelatan seperti rambutnya, begitu juga mata gadis itu, sama dengan matanya. Tubuhnya tepat sekali, tidak terlalu tinggi, juga tidak bisa disebut pendek. dengan bentuk tubuh yang bagus sekali, meski masih seperti anak-anak.

Juan tidak berbohong pada diri sendiri dalam mendeskripsikan gadis itu, dia seperti melihat ibunya dari diri gadis kecil itu. Kelembutan senyum ibunya pun tergambar dengan sempurna pada wajahnya. Juan merasa sangat ingin menangis. Dia ingin sekali memeluk gadis itu dan mengatakan betapa gadis itu telah membangkitkan sebagian dari dirinya yang sudah lama dia lupakan di tengah obsesi yang telah dia bakar selama ini.

Tanpa peduli dengan panitia acara itu atau produser televisi atau apa pun, Juan langsung masuk ke panggung begitu gadis itu selesai membacakan pidatonya yang dia sama sekali tidak peduli tentang apa. 

"Terima kasih! Terima kasih!" katanya di hadapan semua kru yang terkejut melihatnya. 

Sekalipun acara ini memang didanai penuh olehnya dan mendapatkan fasilitas darinya, tetap saja seharusnya dia tidak boleh seenaknya begitu. Seharusnya dia tahu kalau semua yang dilakukannya harus berdasarkan kesepakatan semua kru. 

Pengarah acara yang terbengong di pusat kendali acara menatap sekelilng dengan bingung. Mereka juga menatapnya kembali, sama bingungnya. 

"Apa-apaan tua bangka itu? Seharusnya dia mati saja. Kenapa dia mengganggu peserta?" kata Sutradara yang kesal sekali karena acaranya dikacaukan oleh Juan.

Sementara itu, Juan menghampiri Goldie yang juga sama terkejutnya dengan semua orang di tempat itu. 

"Terima kasih, Gadis cantik!" Juan menjabat tangan Goldie yang masih dingin karena demam panggung. Setelah itu, Juan menatap Goldie dengan tatapan yang benar-benar takjub. Dia tidak pernah melihat gadis yang memiliki semua fitur wajah ibunya. 

Kecantikan Goldie begitu luar biasa. Rambutnya yang lembut itu membuat Juan sangat ingin membelainya. Tatapan mata yang sayu itu membuat Juan sangat ingin mengecup semuanya, lalu membelai kepala gadis itu dengan lembut sambil menyanyikannya lagu cinta.

Namun, Juan mengingat bagaimana buruk rupanya. Dia baru ingat kalau seharusnya semua orang takut padanya, begitu juga dengan gadis itu. Hanya ada satu gadis yang berani menyentuhnya dan berani menciumi lukanya.

'Tidak. Gadis ini bukan gadis yang dulu. Dia pasti akan sangat jijik padaku,' ucap Juan di dalam hati.

Alih-alih melanjutkan omongannya, Juan melepaskan begitu saja tangannya dari tangan gadis itu. Dia berbalik dan kembali ke balik layar tanpa mengatakan apa pun. 

Dia merutuki diri sendiri. Bagaimana mungkin dia setolol itu? Bagaimana mungkin dia berpikir kalau gadis itu mau menerimanya begitu saja? Bagaimana mungkin dia tidak berpikir panjang sebelum melakukan hal tadi?

The Runaway Girl (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang