Perempuan muda berponi itu terlalu muda untuk menjadi penjahat. Kelihatannya umurnya masih belasan tahun, malah Gadis berpikir dia masih belum genap delapan belas. Wajahnya manis sekali, sama sekali tidak terlihat seperti penjahat. Laki-laki yang bersamanya yang lebih mirip penjahat. Wajah lelaki itu muram, terlihat pendiam, seperti orang yang biasa membunuh untuk kesenangan. Lelaki itu mencari di antara berkas-berkas yang disimpan di dalam laci dan kerdus cokelat besar yang seharusnya akan dimusnahkan. Cukup lama mereka mencari, tapi tidak mendapatkan apa pun. Mereka juga tidak berusaha bertanya pada Gadis apa pun yang mereka cari.
Gadis diikat di lantai. Satu tangannya diborgol di kaki meja. Sebenarnya, mudah sekali melepaskan borgol itu. Gadis hanya perlu mengangkat kaki meja itu sedikit, tapi dia sedang hamil besar sekarang. Sedikit saja dia mengejan, perutnya terasa asakit bukan main. Sepertinya, mereka sudah memperhitungkan semua kondisi Gadis.
"Jun, masih lama?" tanya gadis berponi itu dengan nada manja. Gadis itu memutar-mutar pistolnya seolah benda itu hanya mainan.
Lelaki itu tidak menjawab, terus mencari sesuatu di antara kertas-kertas yang disusun di laci. Matanya fokus dan kelihatannay, dia berusaha memusatkan pikiran juga.
Gadis berponi itu menatap layar di depan mereka dengan wajah bosan. "Mereka juga masih sibuk. Mereka bakal lama sekali. Kalau kuperkirakan, mereka baru akan selesai satu atau dua jam lagi dan kembali ke sini besok pagi karena kelelahan."
Lelaki itu tetap diam saja.
"Jun, masih ada banyak waktu untuk kita."
"Kalau kau membantuku, kita akan segera selesai," kata lelaki itu dingin.
"Aku mau saja bantu kamu, tapi aku lebih tertarik kita melakukannya, Arjuna. Ada banyak tempat di sini. Apa kamu tidak merasa tertarik melihat aku yang sudah dewasa?"
"Tidak," kata lelaki itu lagi dengan nada dingin.
"Aku sudah belajar banyak. Aku janji tidak akan hamil seperti dia." Gadis berponi itu menatap Gadis. "Butuh berapa kali hubungan seks sampai kau hamil?" tanya gadis berponi itu.
Gadis sempat terkejut mendengar pertanyaan itu. Tapi, dia pikir gadis berponi itu sungguh-sungguh bertanya begitu.
"Satu kali," jawab Gadis jujur. "Bukan. Maksudku dua kali dalam satu malam."
Gadis berponi itu membelalak. "Langsung hamil?"
"Ya," jawab Gadis dengan bingung.
"Dengan satu orang?"
"Ya," jawab Gadis lagi.
"Sialan! Aduh, aku belum punya alat kontrasepsi. Bagaimana menurutmu, Jun?"
"Mudah saja," jawab lelaki itu sambil menarik amplop dari kotak itu. "Kita tidak perlu melakukan apa-apa. Kau tidak akan hamil. Selesai semua permasalahanmu."
"Tapi kan sayang sekali kalau kita bertemu, tapi tidak melakukan apa-apa. Aku sudah boleh melakukan hubungan seks. Aku sudah siap untuk dibuahi."
"Kau tahu seks untuk pembuahan, kenapa kau tidak mau hamil? Kalau kau tidak mau hamil, tidak usah lakukan hubungan seks. Begitu kan caranya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway Girl (On Going)
غموض / إثارةJuan Butoijo menjadi yatim piatu setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Pada saat yang sama, dia mendapatkan luka pada wajahnya, luka yang membuatnya merass tidak menarik. Gadis-gadis hanya menginginkan hartanya saja. Memangnya...