Gadis masih terpekur melihat hasil pemeriksaannya hari itu. Tangannya gemetar melihat satu kata: Hamil.
Dia tidak pernah memperkirakan hal ini. Yang dia tahu, orang tidak bisa hamil dengan mudah. Orang yang sudah menikah pun harus berusaha dengan banyak cara untuk bisa memiliki anak, malahan ada yang sampai puluhan tahun menikah, tapi tidak juga mendapatkan anak yang diharapkan. Lalu, kenapa dia yang hanya melakukannya dalam satu malam saja bisa hamil?
Kane Walker masih berdiri di depannya. Lelaki itu masih setia menemaninya dan tidak mengganggunya dengan meminta agar lekas pergi dari ruang pemeriksaan. Dokter Dubois yang menangani pemeriksaan Gadis sudah membereskan klinik kecil di bawah tanah itu dan pergi dari tempat itu karena sudah terlalu malam, tapi Kane masih tetap menemani Gadis.
Dia seperti melihat anaknya sendiri. Anak perempuannya juga hampir seusia Gadis. Kane tahu benar kalau dia akan hancur sekali kalau sampai anak itu hamil tanpa suami seperti yang terjadi pada Gadis saat ini.
"Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Kane setelah mereka satu jam berada di klinik itu.
Gadis mendongak menatap Kane. Dia berusaha bertanya pada diri sendiri apa yang dia butuhkan saat ini, sesuatu yang mungkin bisa dibawakan Kane untuknya. Namun, dia tidak merasa butuh apa pun.
Ada suara dalam hatinya yang ingin meminta agar bayi di dalam perutnya dikeluarkan saja. Dia ingin melanjutkan hidup tanpa harus memikirkan manusia lainnya. Untuk hidup di sini saja dia harus banyak berlatih, bagaimana kalau dia harus merawat seorang bayi lagi?
Di sisi lain, dia sadar benar tidak mungkin membunuh bayi yang ternyata sudah beberapa bulan ada di dalam perutnya. Bayi itu memang masih belum berbentuk seperti bayi manusia, tapi dia sudah memiliki detak jantung.
Dia melihat ke bawah, pada perutnya yang masih datar. Di dalam tubuhnya ada detak jantung lain yang tumbuh dari benih percintaannya bersama lelaki yang seharusnya tidak didekatinya. Rasa suka itu membuatnya menyeret bayi yang tidak berdosa dalam hidup yang menyedihkan ini.
"Gadis?" panggil Kane lagi.
Gadis mendongak lagi.
"Aku tidak akan mengganggumu, tapi ini sudah terlalu malam. Aku hanya ingin mengingatkanmu kalau kau butuh makan dan istirahat. Saat ini kau hidup untuk dua orang, dirimu sendiri dan bayi itu. Kau tidak bisa hanya diam saja semalam suntuk begini."
"Aku harus melakukan apa?" Gadis berkata seperti orang linglung. Dia memang tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Kane menyeret kursi untuk duduk di depan gadis muda itu. "Apa yang kaupikirkan saat ini?" tanya lelaki bertubuh tinggi besar itu.
Dengan jujur, Gadis menggeleng. "Tidak ada. Aku tidak memikirkan apa pun. Aku bingung."
"Kalau begitu, kau perlu minum air putih hangat dan berbaring. Kau bisa memikirkannya lagi besok. Bagaimana menurutmu?" Kane mencoba memosisikan diri sebagai ayah yang berusaha menenangkan anak gadisnya.
Dia tahu tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain menerima anak itu. Sebagai seorang ayah, dia tidak bisa membiarkan Gadis menggugurkan bayinya. Dia ingat benar bagaimana tangis istrinya saat mereka kehilangan anak kedua. Istrinya memegang janin pucat di tangannya dan menangisi anak itu. Berhari-hari istrinya menangisi anak mereka yang harus dikeluarkan karena istrinya mengalami luka parah dalam usaha pelarian mereka.
Tidak mungkin saat ini dia menyarankan pada Gadis untuk membuang anak di dalam kandungannya. Anak itu tidak salah. Anak itu hanya sebuah proses alamiah bernama takdir yang terjadi karena hubungan atas dasar kesadaran.
"Kau mencintainya?" tanya Kane dengan suara pelan, khawatir melukai hati gadis itu.
Gadis terdiam sebentar, lalu dia mengerjap dan meneteskan air mata. Dia ingin mengatakan kalau tadinya dia mencintainya, bahkan sampai sekarang pun dia masih mencintai Juan Butoijo, tapi dia tidak ingin menjadi pengkhianat di antara The Orders. Dia tidak ingin menyakiti kelompok yang telah begitu baik padanya dan menjaga perdamaian dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Runaway Girl (On Going)
Mistério / SuspenseJuan Butoijo menjadi yatim piatu setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya. Pada saat yang sama, dia mendapatkan luka pada wajahnya, luka yang membuatnya merass tidak menarik. Gadis-gadis hanya menginginkan hartanya saja. Memangnya...