² • Still MINE • Hamada Asahi✔️

STILL MINE • PROLOG

▫️

▫️

▫️

Pembunuhan memang sebuah dosa besar. Dosa yang mungkin selalu dihindari semua umat Tuhan.

Namun bagaimana jika pembunuhan tanpa sengaja? Ah, Lebih tepatnya pembunuhan di bawah alam sadar.

Apa itu sebuah dosa juga?

Apa Tuhan akan memaafkannya?

Atau Sama saja dengan pembunuhan pada umumnya?

Entah, Hanya Tuhan yang tau bukan?

Membunuh Asahi tidak pernah membuat Naya puas. Membunuh Asahi tidak pernah membuat Naya merasa bebas, Membunuh Asahi juga tidak membuat Naya lega.

Baginya, membunuh Asahi malah membuatnya gila akan rasa bersalah.

Naya tidak pernah merasa menyesal membunuhnya, Hanya Saja Naya menyesal karna dirinya sekarang seorang pendosa.

Kalau begini, Bukankah Naya dan Asahi gak jauh berbeda?

Mereka sama sama Manusia yang pernah menghabisi nyawa manusia.

Mereka sama sama mendahulukan takdir Tuhan.

Naya pernah berdo'a, agar Tuhan mengambil nyawanya dan buat Asahi bertaubat.

Naya pernah berharap suatu saat Asahi akan sadar dengan segala dosa dosanya.

Naya juga pernah berharap jika suatu Saat Asahi akan membusuk karna segala rasa bersalahnya.

Tapi bodohnya, Naya juga pernah berharap bahwa Asahi akan bertaubat dan menjalani hidup normal seperti manusia pada umumnya.

Bodohnya, Naya pernah meminta Tuhan agar Asahi merasakan bahagia.

Naya salah, Naya menyesal soal itu. Harusnya, Naya gak pernah berharap apapun.

Karna pada Akhirnya dirinya sendiri yang merasakan bagaimana rasanya membusuk akan rasa bersalah sebagi pendosa.

Tuhan, Kenapa harus Naya?

Pertanyaan itu udah bosan Naya tanyakan, Semua yang dia alami membuktikan seolah Tuhan gak pernah mendengarnya.

Naya salah dalam banyak hal.

Sekarang, hidupnya hancur.

Naya gak bisa hidup dengan segala dosa itu, Membunuh Asahi membuatnya haus akan mengampunan Tuhan.

Bukankah sepadan, karna Asahi telah membunuh banyak orang?

Mungkin iya, Tapi untuk Naya. Membunuh Asahi dengan tangannya sendiri udah lebih buruk dari apapun.