Jeongin membanting handphonenya ke bangku rumah sakit, Lalu mengusak rambutnya frustasi.
Sungchan belum sadarkan diri dan Naya gak bisa dihubungi.
Sebenernya ada apa??
Jeongin menghela nafas, Menarik jaketnya dan mengambil handphonenya lagi.
Jeongin lari ke parkiran dan membawa mobilnya untuk mencari Naya.
Jeongin bener-bener frustasi, Naya gak ada di rumah, perpustakaan, bahkan di taman. Handphonenya gak bisa dihubungi dan Naya gak ngabarin apapun.
Jeongin mulai cemas, Pikirannya kemana mana. Apa mungkin kecelakaan Sungchan ada hubungannya dengan hilangnya Naya?
Jeongin menarik nafas panjang, Sebenernya ada apa sih?
Jeongin menghubungi polisi untuk mencari Naya, ditambah menemukan pelaku tabrak lari Sungchan.
• MINE •
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Naya terkekeh menatap kamar hotel di hadapannya, Asahi membawanya kesini tanpa seizinnya.
"See? Lo gak akan pernah berubah. Lo cuma ngurung gue kayak budak yang lo pake dan siksa sesuka hati lo. " ucap Naya.
Asahi menatap, "Tinggal sama gue. Gue ga Terima penolakan." ucapnya lalu melepas hoodie hitam dan topinya.
Asahi terlihat kurus, Rambut hitamnya terlihat sedikit gondrong dan berantakan ditambah Asahi menindik telinganya lagi.
Prangg!!
Naya menendang guci tanaman di samping nya hingga pecah berantakan.
"Gue mau pulang!" ucap Naya.
Asahi menatap pecahan guci disana, Asahi menghela nafas malas, "Gue bahkan belum mulai. " ucapnya.
Naya mengusak rambutnya, Gadis itu bener bener acak acakkan. Gak ada lagi Naya yang terkontrol, sekarang Naya udh rusak. Dia gak bisa mengontrol pikiranya sendiri.
"Nay please.. Jangan ngebantah apapun lagi. Gue terlalu capek buat ngeladenin lo."
Naya duduk lemas di pojokan, menutup wajahnya dan menangis sedangkan Asahi menarik nafas panjang.
Asahi menarik tubuh Naya dan mendudukkan gadis itu di atas ranjang. Asahi duduk disebelahnya dengan tangan Yang mengelus punggung Naya.
Naya yang awalnya berontak jadi menatap Asahi yang tengah menatap kedepan, Cermin besar yang ada di hadapan mereka.
"Gue tau bakal susah buat lo nerima gue sebagai orang normal. " ucap Asahi.