"Nay? Lo gak apa apa?"
Sungchan menghela nafas, "Setelah kejadian tadi malem, Naya gak mau keluar. Gue gak ngerti dia kenapa, Tapi dia bilang orang itu kembali. Gue gak tau siapa yang dia maksud." ujar Sungchan sebari menuangkan air panas ke cangkir yang berisi kopi bubuk.
Jeongin menarik nafas, sebari beranjak dari pintu kamar Naya menuju ruang tamu dimana Sungchan berada. "kayaknya, Naya mulai halusinasi lagi." ucapnya sebari meminum kopi buatan Sungchan.
"Gue bingung harus gimana lagi, Naya bener bener gak nunjukin perubahan Jeong, Dia masih sama kayak Naya di rumah sakit jiwa dua tahun lalu." ucap Sungchan.
"Gak akan gampang ngobatin trauma berat dia Chan, apalagi setelah dia ngelakuin dosa besar." jelas Jeongin.
Sungchan menghela nafas, "Sekarang gue harus apa? Gue gak bisa selalu jagain Naya karna gue juga harus cari duit buat bayar pengobatan Naya ke lo, Gue gak bisa pantau dia, bahkan gue gak tau kapan Naya bakal membaik." katanya.
Jeongin menepuk bahu Sungchan, "Lo gak perlu bayar gue Chan, Gue ikhlas bantuin lo ngobatin Naya." ucapnya dengan senyum kecil.
"Gimanapun lo kan dokter, Gue harus bayar lo berdasarkan pengobatannya."
"Chan—
Cklek..
Sungchan dan Jeongin lansung mengalihkan pandangannya kebelakang, Disana Pintu kamar Naya terbuka juga Naya yang keluar dengan penampilan berantakan, Gadis itu terlihat pucat dengan rambut berantakan juga piyama tidur acak acakkan.
Sungchan dan Jeongin langsung berdiri, Sedangkan Naya berjalan kearah dapur menuangkan segelas air putih dan meminumnya.
"Nay?" panggil Sungchan.
Naya menoleh, "hm?"
Jeongin menatapnya heran sedangkan Sungchan kebingungan, "Nay, Lo gapapa?" tanya Sungchan.
Naya tersenyum lebar, "Gue laper mau makan." ucapnya.
Jeongin berjalan menghampiri Naya, "Jangan terlalu dipikirin, Just forget anything.." Ucap Jeongin dengan lembut sebari mengelus punggung Naya, Seolah hafal sama gelagat Naya.
Naya menatap Jeongin dengan tatapan kosong, Sedangkan Jeongin mengelus punggung Naya.
Sungchan menghampiri Naya dan Jeongin, Lalu menatap adiknya yang keliatan kayak mayat hidup itu.
"Nay, lo gak tidur yang semaleman? Lo liat siapa sih? Lo gak bisa terus terusan nyiksa diri lo sendiri Naya, Lo ga boleh sakit karna halusinasi atau apapun yang lo liat semalem, Sekarang gimana? Lo udah baikkan kan?" tanya Sungchan.
Naya mengalihkan pandangannya ke arah Sungchan, Menatapnya dengan tatapan datar, Lalu Naya mengukir senyuman lebar disana, Tapi.. Matanya berkaca-kaca.
Pranggg!
"SIAPA YANG MAU KAYAK GINI BANG?? SIAPA YANG MAU KETAKUTAN SETENGAH MATI SEMALEMAN?! SIAPA?! GUE GAK APA APA, GUE GAK APA APA!!! GUE BAIK BAIK AJA! GUE.. AHAHAHAHA.. GUE.. Gue takut sampe rasanya gue di ambang kematian.." Teriak Naya setelah melempar gelas kesembarang tempat, dengan tangisan juga tawa menggelegar disana.
"AKHHHHH.. Gue takut bang.. Gue takut.. Gue takut sampe rasanya gue gak kuat buat sekedar Nafas.." gumamnya sebari menutup telinganya, Menangis sejadi jadinya.
Sesuatu menggebu gebu didadanya, Naya ketakutan, Tapi dia gak mau terus takut.
Setiap gelap, setiap orang asing selalu mengingatkan Naya pada Asahi, Setiap apapun yang Naya lihat selalu membawanya ke memori saat dia bersama Asahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
² • Still MINE • Hamada Asahi✔️
Random"You are still Mine.." - MINE SEASON 2 - 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa