Asahi menyunggingkan senyuman kecil sebari menatap Naya yang tengah tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang bersandar pada brankarnya.
Dari semalam Naya terus menangis, membuat Asahi cemas karna Naya gak berhenti nangis di kondisi dia yang gak bisa ngapa ngapain untuk nenangin Naya.
Sekarang gadis itu tertidur karna semalam ketiduran saking capeknya nangis, Bahkan Asahi gak ngerti kenapa Naya nangis sampe kayak gitu.
Setelah dokter keluar sehabis mengganti infus Asahi, Kini Asahi menatap wajah Damai Naya yang tengah terlelap di bawah alam sadar.
Asahi mengelus kepala Naya, Sebari menyunggingkan senyuman kecil dibibirnya.
Naya keliatan polos banget kalau tidur, Udah lama Asahi gak liat Naya tidur dari dekat kayak gini.
Dulu, Mereka tidur seranjang tanpa memakai sehelai baju sama sekali, dan hanya berlindung dibalik selimut.
Tapi kini, Asahi harus menahan dirinya untuk menyentuh Naya, dia harus membiasakan diri untuk menjaga jaraknya dari Naya.
Asahi kembali tersenyum saat mengingat bagaimana perlakuan Naya dulu padanya, gadis polos yang selalu membantah namun hanya bisa menangis saat dihukum.
Dulu, Asahi bisa seenaknya merasakan bagaimana keindahan tubuh Naya atau sekedar menciumi gadis itu, tapi sekarang jarak hadir diantara mereka.
Dengan alasan yang bukan lain adalah sebuah emosi, Iya.. Asahi udah sepenuhnya mampu merasakan emosi seperti manusia normal pada umumnya.
Marah, kesal, sedih, iba, senang, bahagia dan Jatuh cinta. Semua emosi itu sudah mampu Asahi rasakan.
Kini, Asahi sudah seperti manusia normal pada umumnya yang merasakan emosi, Walau terkadang Asahi masih harus menyakiti seseorang untuk memenuhi ambisi nya.
Tapi semenjak Naya disini, Hal itu semakin jarang Asahi lakukan. Cukup melihat Naya membuat Asahi teringat dosa-dosa nya yang membawanya pada rasa Kasihan dan iba.
Asahi terkekeh saat melihat Naya menyeruput bibirnya yang nyaris mengeluarkan air liur itu. Senyuman semakin mengembang dibibir Asahi.
Bisa-bisanya Naya mau ngiler di posisi yang kayak gini.
Padahal setau Asahi, Naya kalau tidur gak pernah ngiler.
Asahi menoleh saat seseorang masuk dengan sepiring di nampan, Disana Jaehyuk datang dengan sarapan Asahi ditangannya.
"Gimana? Udah baikkan?" tanya Jaehyuk.
Asahi hanya menganggukkan kepalanya dingin, sedangkan Jaehyuk menaruh nampan dimeja sisi brankar.
Jaehyuk menatap Naya yang tertidur disana, Bisa Asahi lihat Senyuman terukir dibibir Jaehyuk saat Jaehyuk menatap Naya.
Jaehyuk berniat membangunkan Naya namun Asahi menghempaskan tangan Jaehyuk yang akan menyentuh Naya, "Dia baru tidur, jangan dibangunin." ucap Asahi.
Jaehyuk hanya menatapnya cuek lalu menghela nafasnya, "Makan sarapan lo." ucap Jaehyuk lalu berniat beranjak dari sana.
Namun langkahnya terhenti, Jaehyuk mengepalkan tangannya dan mengumpulkan keberanian dalam dadanya.
Asahi menatap Jaehyuk bingung, Karna Jaehyuk membelakangi nya namun tidak lekas pergi.
Jaehyuk berbalik dan menatap Asahi, Jaehyuk melangkahkan kakinya kembali mendekat pada Asahi. Membuat Asahi menatapnya bingung.
Jaehyuk menarik nafas panjang dan mengepalkan tangannya, "Eumm.. Anu.." gumamnya.
Asahi masih menatapnya bingung, Sedangkan Jaehyuk menarik nafas lagi, "Ma-maaf.. Karna gue gak angkat telfon lo kemarin, Dan telat nolong lo dari Haruto yang nyelakain lo." ucap Jaehyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
² • Still MINE • Hamada Asahi✔️
Random"You are still Mine.." - MINE SEASON 2 - 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa