Naya membuka matanya perlahan, ahh.. Kepalanya terasa begitu berat.
Perlahan Naya membuka matanya, dan mulai sadar akan kenyataan.
Hal yang pertama Naya lihat adalah wajah damai Asahi yang terlelap dalam tidurnya.
Naya langsung membuka selimutnya dan memastikan sesuatu, Ternyata tidak, Dia aman.
Naya pikir dia akan bangun tanpa pakaian seperti dulu, Tapi ternyata kali ini dia masih komplit dengan pakaiannya.
Dan bisa Naya liat, diantara dia dan Asahi ada guling yang menyekat mereka. Bahkan Asahi tidur meringkuk kesamping, Jadi tangan dan tubuhnya tidak menyentuh Naya sama sekali.
Naya memandang wajah Asahi, Tuhan, Betapa damainya wajah pucat padam milik Asahi.
Seandainya Asahi juga hidup dengan damai dan lembut seperti wajahnya pasti Asahi akan menjadi manusia sempurna.
Sayangnya, Untuk Naya Asahi hanyalah iblis berwajah malaikat.
Naya menatap detail ciptaan Tuhan dihadapannya ini.
Bibir tipis dengan luka mengering disisinya, Rambut hitam legam yang mulai panjang, alis tipis, juga telinga memerah padam dengan banyak tindik juga anting disana, Hidung mancung, ditambah Mata terlihat hanya segaris dengan dimple pipi yang terlihat samar.
"Kenapa, hm?" Tanya Asahi yang tiba-tiba, tanpa membuka matanya sama sekali.
Naya terkejut, Asahi masih tertidur namun bicara hal yang membuatnya kaget.
"Good Morning, Baby girl.." ucap Asahi lalu membuka matanya menatap Naya tepat dimatanya dengan senyuman kecil juga dimple di pipinya.
Naya langsung membuang pandangannya, Sedangkan Asahi memulas senyum kecil disana.
Naya duduk, dan berniat pergi. Namun Asahi menarik Tubuhnya hingga Naya kembali tiduran disampingnya.
"Mau kasih gue morning kiss?" ucapnya.
"Sinting!"
Asahi menarik tubuh Naya, dan meminggirkan guling yang menjadi sekat antara mereka.
Asahi menarik Naya dan memeluk tubuh Naya dari depan, Naya menatap bingung sebari berontak.
"Gue udah cukup nahan buat gak berbuat apapun semalem, Sekarang biarin kayak gini dulu sebentar." ucap Asahi.
Naya yang awalnya berontak mulai menyadari sesuatu yang aneh, Tubuh Asahi benar-benar panas, Bahkan deru nafasnya juga panas.
Asahi sakit?
Naya menjauh sedikit dan menatap wajah Asahi, Disana Asahi memejamkan matanya namun tangannya masih mengelus ngelus kepala Naya.
Banyak pikiran yang mulai masuk pada otak Naya, Seolah Haruskah Naya peduli? Atau bersikap bodoamat?
Tuhan Naya benci terlahir dengan jiwa, 'Gak Tegaan'.
Naya mendegus saat dia berniat mengikuti kata hatinya.
Naya menggerakkan tangannya dan menyentuh kening Asahi, Benar saja, Asahi panas banget.
"Lo,.. Sa-sakit?" tanya Naya.
Asahi membuka matanya menatap Naya, "i'm fine."
"Tapi.. Ah, bodoamat sih." ucap Naya, ahh dia benci sifat labil pada dirinya.
Kenapa juga Naya harus peduli pada iblis yang merenggut nyawa keluarganya?
Naya melepaskan tangannya dari kening Asahi lalu berniat pergi dari dekapan Asahi, Namun Asahi kembali menarik tubuhnya dan memeluk Naya dari depan lagi.
Kali ini dengan jarak yang cukup dekat, Sehingga wajah Naya dan Wajah Asahi hanya berjarak 10cm.
Asahi menatap Mata Naya yang menatapnya kesal. "Nay.. May I make one request from you??" tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.
Naya diam, Menatap dalam, Dan menyimak apa maksud Asahi.
Asahi menarik nafas panjang, "Gue gak akan mohon mohon minta lo maafin gue lagi kok, Gue gak akan maksa lo buat percaya sama rasa bersalah gue.. "
".. Gue cuma butuh lo buat ajarin gue gimana caranya berhenti nyakitin lagi, I don't need a psychiatrist or a doctor, I just need you here.."
"Please stay here, and I will slowly correct my mistakes."
Naya menahan tangisannya, Astaga kenapa dia ngerasa kasihan dengernya??
Naya memaki dirinya dalam hati, kenapa dia harus peduli lagi? Setelah semua yang Asahi lakuin harusnya Naya berhenti ngerasa empati.
"Setelah semua ini? Apa yang bisa lo perbaikin?" tanya Naya.
"Gue emang gabisa hidupin mereka yang mati karna gue.. Tapi gue akan lakuin apapun buat nebus itu semua, Sekalipun mati dipenggal." ucap Asahi.
Naya menarik nafas panjang, "A-asahi.. Lo tau? Dari sorot mata lo pas lo dalam mood yang baik, Gue bisa liat kalo lo bukan orang jahat. Seandainya lo ikutin akal sehat lo, dan nahan ambisi dalam hati lo pasti semuanya gak akan berakhir kayak gini." lanjutnya.
Naya menatap mata Asahi, "Semua ini terjadi karna lo gak bisa nahan nafsu jiwa lo, Lo bahkan gabisa berpikir jernih sampe rasanya gue harus bunuh lo buat berhentiin semua itu."
"Gue udah capek harus ketakutan luar biasa setiap inget apa yang lo lakuin ke gue dan keluarga gue. Sekarang liat lo kayak gini gue kejebak momen yang sama kayak empat tahun lalu dimana gue juga punya simpati yang sama buat lo."
"Semuanya gak akan sama lagi." sahut Asahi
"Semuanya sama,. Lagi-lagi gue kejebak Simpati sama kehidupan lo. " timpal Naya.
"Kalo gitu gue harus ambil langkah yang beda bukan? Kali ini gue harus percaya kalo lo bisa ngubah gue." ucap Asahi.
Naya mendengus, "Semuanya gak semudah itu, Yang lo lakuin buat gue nyaris gila." ucap Naya matanya berkaca-kaca.
Asahi memejamkan matanya mendengar penuturan Naya, Sesak menyelimutinya.
"Lo sama gue gak seharusnya kebejabak hal gila kayak gini.. Lo harus lepasin gue dan jalanin hidup normal lo Sahi.."
"I do not want to."
"Lo mau ngulangin kejadian yang sama? Lo Harus hilangin ego lo."
"Gue mau sembuh." ucap Asahi membuat Naya mencelos, Sesuatu menggebu-gebu dadanya.
"I always hate someone who touches you other than me, you are mine and that means no one can touch you but me." gumam Asahi.
"Asahi lo harus hilangin pikiran kayak gitu!"
"So what if I start to fall in love with you? Apa itu juga hal yang harus gue hilangin?"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
² • Still MINE • Hamada Asahi✔️
Random"You are still Mine.." - MINE SEASON 2 - 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa