STILL MINE • Shoot!

1.4K 257 47
                                    

Naya yang tengah memejamkan matanya terkejut saat mendengar suara langkah kaki yang terburu-buru.

Naya lagi rebahan di bangku taman sambil minum jus buatannya sendiri, Tapi ada aja yang mengganggunya.

Setelah dua jam Asahi gak menunjukan wajahnya membuat Naya lega karna dia bisa menikmati waktunya sendiri.

Sungchan, Doyoung bilang Sungchan bakal di bawa ke hotel ini kalau keadaannya udah membaik.

Tapi yang membuat Naya kepikiran adalah, dia tidak melihat keberadaan Jaehyuk daritadi.

Naya udah berkeliling hotel ini, mengunjungi lantai 9 yang merupakan lantai terlarang karna hanya anak buah Asahi dan Asahi yang bisa kesana termasuk Naya. Para tamu diharamkan untuk kesana.

Tapi tetap saja  Naya gak menemukan Jaehyuk, Naya pikir mungkin Jaehyuk lagi sama Sera karna Sera juga gak ada di dalam kamarnya.

Kalau dipikir pikir sebenernya apa tujuan Haruto melakukan semuanya pada Sungchan?

Sebelumnya Haruto gak ada urusan apapun dengan Sungchan bahkan dengannya sekalipun.

Naya hanya tau Haruto karna Haruto dan kakaknya pernah menyandera Naya empat tahun lalu.

Dimana ternyata, target kakanya adalah teman sekolahnya, Reynara. Yang Naya tau juga temannya Asahi yang bernama Mashiho memiliki target si kembang sekolah Naya, Yaitu Zara.

Entah sebuah kebetulan atau memang sudah direncanakan, mereka bagai terhubung satu sama lain.

Naya, Reyna, dan mungkin Zara adalah teman satu jurusan dengan beda kelas, Mereka sama sama sekolah di tempat Asahi.

Yang membingungkan nya kenapa dunia terasa sempit? Kalau Naya pikir-pikir lagi, Harusnya dulu dia bisa saja bekerja sama dengan mereka untuk melepaskan diri bersama dari siksaan kejam ini.

Dan kalau Naya pikir, bagaimana hidup mereka sekarang? Masihkah menjadi seorang target atau telah memulai hidup dengan lebih baik?

"Mmpphhh!" Naya memekik tertahan saat seseorang menutup mulutnya dan menyeretnya dari belakang lalu membawanya jongkok dibalik pohon.

Naya memukul mukul tangan yang membekap mulutnya, Namun banyak pria berjas hitam yang berlari membawa senjata kedalam hotel, Mereka tidak melihat keberadaan Naya.

Hingga akhirnya orang yang membekap Naya melepaskan tangannya,

"Doyoung?!" tanya Naya kaget, astaga dia pikir seseorang akan menculiknya lagi.

"Sssttt.. Sekarang pake ini, lo ikut gue keluar dari sini." ucap Doyoung sebari memberikan topi dan kaca mata untuk Naya.

Naya menatap bingung, "Ini buat apa? " tanyanya.

Doyoung menghela nafas, "Lo pake aja dulu, nanti gue jelasin." ucap Doyoung.

Setelah Naya memakai topi dan kaca matanya, Mereka berjalan mindik mindik menuju mobil yang terparkir cukup jauh dari area hotel.

Doyoung segera melajukan mobilnya pergi dari sana, sedangkan Naya menatap bingung kenapa sebenernya Doyoung buru-buru? Dan siapa orang-orang yang menyerbu Hotel Asahi?

Sambil menyetir, Doyoung mengambil sesuatu yang berada dilaci dashboard.

Sebuah pistol, Doyoung melepaskan kedua tangannya dari stir, lalu mengisi peluru pada pistol. Sedangkan Naya teriak panik karna mobil masih berjalan ngebut sedangkan Doyoung melepas kedua tangannya dari stir.

Doyoung terkekeh gemas melihat Naya yang teriak panik hanya karna hal kecil, Setelah memasangkan peluru pada pistol, Doyoung memberikan pistolnya pada Naya.

"Apaan ini?" tanya Naya kaget saat menerima pistol dari Doyoung.

"Pistol." ucap Doyoung.

Naya memutar bola matanya malas, "Iyaa gue tau Jamal, maksud gue kenapa lo kasih ke gue??" tanya Naya.

"Ada satu mobil yang ngikutin mobil kita dibelakang, Tembak dia. " ucap Doyoung sambil fokus menyetir.

Naya membulatkan matanya, "Hah? Lo gila?" tanya Naya kaget.

"Iyaa gue gila. Cepet lakuin!" ucap Doyoung.

Naya gemetar, "ahhh.. Gue gak bisa—

"CEPET!"

Naya menghela nafasnya berat dan berdiri lalu membuka Sunroof mobil dan mengeluarkan tubuhnya keatas sana.

Ada banyak orang yang menatapnya, Namun dengan gemetar Naya mengarahkan pistolnya ke arah pengemudi yang ada dibelakangnya itu, Sedangkan Doyoung terus memantau dari spion.

Astaga betapa lambatnya Naya.

"Tembak Nay!" seru Doyoung.

"SEBENTAR GUE GEMETERAN GILAK!"

"KALO LO MAKIN LAMA, DIA BISA NYERANG DULUAN!"

"YAHHH TERUS GIMANA DONG??"

"TEMBAK LAH PAKE NANYA!"

"MOBIL LO BELOK BELOK MULU, JADI GUE NGARAHINNYA MENGSONG MENGSONG DOYOK!"

Doyoung terkekeh kecil, "UDAHH ASAL TEMBAK AJA." ucapnya

Naya mengarahkan pistolnya ke arah pengemudi nya, Hanya ada satu orang didalam mobil itu, Jika Naha berhasil maka semuanya selesai.

"EH TAPI KALO GUE MASUK PENJARA GIMANA ANJIR!!" Tanya Naya pada Doyoung.

"GAK BAKAL."

"TAP—

"TEMBAK NAYYYYY!!!!"





DORRRR!!!!











• STILL MINE •

"Kkhhhh.."

Jaehyuk menoleh kebelakang saat mendengar suara Asahi, Namun pria itu membulatkan matanya kaget.


"SERA APA YANG LO LAKUIN?!" pekiknya kaget luar biasa saat melihat apa yang Sera lakukan.

Dibelakang Sana, Sera tengah mencekik Asahi dengan kedua tangannya sebari menangis, "Lo harus mati!!! lo harus nebus nyawa Heeseung dan anak dari rahim gue! ARGGHHH!!!" teriak Sera masih mencekik Asahi.

Asahi yang lemah hanya bisa pasrah, batuk-batuk sebari terus menahan dirinya agar terus bernafas.

Jaehyuk langsung ngerem dan  melepaskan tangan Sera dari Asahi, "SERA LO GILA!?" bentak Jaehyuk.

"Minggir!! Dia harus bayar nyawa yang dia ambil dari gue! MINGGIR AKHHHH!!!" Teriak Sera sebari memukul mukul Jaehyuk

"NGEBUNUH DIA GAK AKAN BALIKIN NYAWA ANAK LO MAUPUN HEESEUNG!" ucap Jaehyuk.

"Semua yang gue alamin karna dia!! DIA YANG BUAT GUE KAYAK GINI JAE!"

Jaehyuk menghela nafasnya, Jaehyuk dihujani banyak pertimbangan, apa yang harus dia lakukan?

Bagaimana dia menyelamatkan Asahi dengan Sera yang berada disini?

Akhirnya Jaehyuk mengambil suntikan yang berada di box dashboard, Obat penenang yang biasa Asahi gunakan saat kambuh.

Melihat Sera yang mulai gak terkontrol, Jaehyuk langsung menusukkan jarum suntik itu ke leher Sera hanya dengan setengah dosis normal namun Sera langsung pingsan gak sadarkan diri.

Jaehyuk beralih melihat Asahi tak sadarkan diri.

Jaehyuk menepuk nepuk Asahi, namun pria itu masih diam, dengan nafas yang mulai melemah.

"SAHI!?"

Jaehyuk memompa dada Asahi dengan kedua tangannya berharap nafas Asahi kembali normal lagi.

Darah semakin banyak keluar dari bibir Asahi, bahkan mata Asahi udah tertutup rapat.



"You'll never really leave me, right? sahi Please stay alive.." ucap Jaehyuk, Kecemasan mulai menghampiri nya.












TBC.

² • Still MINE • Hamada Asahi✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang