STILL MINE • Note Me

1.8K 313 51
                                    

Naya menggigiti kuku ibu jarinya seraya menatap ruang rawat di hadapannya.

Jantungnya berdegup cukup kencang, Dadanya panas, Kekhawatiran menyelimuti nya.

Naya berusaha berpikir positif jika Sungchan akan baik baik aja, Setidaknya Naya akan lega jika bisa melihat Sungchan membuka matanya.

Udah nyaris setengah Jam Naya duduk didepan ruang rawat bersama Jaehyuk disebelahnya.

Asahi, Pria yang menelfon mereka malah belum menampakkan dirinya dihadapan Naya maupun Jaehyuk.

Naya gak tau pasti kenapa Sungchan bisa masuk ke rumah sakit kayak gini, Tapi jelas-jelas dia punya firasat buruk jika semuanya berhubungan dengan Asahi.

Jaehyuk mengelus tangan Naya, membuat Naya menghentikan kegiatan menggigit kuku jarinya itu.

Jaehyuk memulas senyum kecil pada Naya, seolah memberi tau Naya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Lama menunggu, Dokter gak kunjung keluar. Sampe akhirnya seseorang datang dengan santai menghampiri mereka.

Lelaki dengan penampilan cukup berantakan itu terkejut melihat Naya.

"Naya!?" Tanyanya.

Naya nggak menoleh, masih sibuk cemas. Sedangkan Jaehyuk langsung berdiri saat pria itu hendak menyentuh Naya.

"Naya gak pengen diganggu" ucap Jaehyuk ketus.

Pria dengan jaket di lengannya itu terkekeh, "lo siapa? ." ucapnya.

Jaehyuk menyunggingkan senyuman miring "Apa pertanyaan itu penting sekarang? Mending lo pergi, Naya aman sama gue." ucapnya.

Jeongin—pria yang datang dengan jaket ditangannya terkekeh, "Gue dokter nya Naya, Minggir gue harus liat gimana keadaan dia." ucap Jeongin gak kalah ketus.

"Pergi." ucap Jaehyuk.

Jeongin menarik nafas dalam,
"Lo siapa sih?! Oh.. Lo Asahi!?" Ucapnya.

Jaehyuk gak merespon, membuat Jeongin membuang jaketnya dan menarik kerah Jaehyuk kesal. "lo siapa sialan!? Asahi?? Cowok bajingan yang buat Naya nyaris gila!?" Marah Jeongin.

Dukh!

"Aw!"

Jeongin melayangkan tangannya, hendak memukul Jaehyuk. Namun seseorang melemparkan botol air mineral tepat ke kepala Jeongin.

Jeongin menoleh, disana seseorang datang dengan kantong kresek berisi banyak air putih.

"Jangan sebut nama gue sembarangan. Gue bukan bajingan ya bangsat. " ucap Asahi—pria yang melemparkan botol pada Jeongin.

Jeongin melepas cengkraman nya pada Jaehyuk dan memutar badannya mengarah Asahi.

Dukh!

Jeongin hendak menarik tubuh Asahi, Namun Asahi menendang tulang kering Jeongin duluan, membuat Jeongin langsung meringis kesakitan.

Asahi menghela nafas, "Ganggu banget." ucapnya malas.

Asahi melangkahkan kakinya menuju Naya yang lagi duduk menunduk disana, Asahi mengulurkan botol berisi air mineral untuk Naya. "Minum" ucapnya.

Naya menatap botol di tangan Asahi, Naya menghela nafas berat lalu berdiri dan menerima botol itu.


Buakhh!!!

"LO PASTI YANG BUAT ABANG GUE CELAKA! DASAR IBLIS BAJINGAN!!!" teriak Naya frustasi setelah menampar Asahi dengan botol berisi air putih.

Asahi memegangi pipinya yang panas sekaligus sakit karna botol penuh air itu baru saja menghantam pipinya dengan sadis.

Asahi menghela nafasnya, "It's Not Me." ucap Asahi datar.

"TERUS SIAPA!? SATU-SATUNYA ORANG YANG SUKA NGANCURIN HIDUP GUE CUMA LO! CUMA LO MONSTER YANG AMBIL NYAWA ORANG-ORANG YANG GUE SAYANG!" ucap Naya emosi.

Naya terlihat berbeda dari Naya yang kemarin kemarin, Dari sorot matanya Naya gak ketakutan, melainkan marah semarah marahnya.

"It's not me." ucap Asahi lagi, nadanya datar.

"ITU LO! LO YANG—

"NOT ME ARGHHH!!" Bentak Asahi sebari mengangkat tangannya hendak memukul Naya, namun dia tahan dan alihkan menjadi mengusak ngusak kepalanya sendiri.

Naya terkejut saat Asahi meninggikan suaranya dan mengusak kepalanya sendiri. Bahkan Naya cukup kaget sehingga matanya tidak berkedip.

Jaehyuk menahan Naya yang hendak bicara lagi, Jaehyuk menarik Naya untuk kembali duduk dan memenangkan gadis itu.

Asahi menendang botol minuman dilantai dengan kasar, lalu melengos pergi setelah menendang betis Jeongin.

Asahi keluar rumah sakit, dan duduk di bangku taman sebari menunduk memukul mukul kepalanya perlahan.

Asahi merogoh sakunya dan mengambil botol kecil, disana dia menuang 3 butir pil penenang dan menelannya tanpa air.

Asahi menatap pohon didepannya, pikirannya kacau.

Asahi pikir fakta bahwa dia masih hidup bisa membuat Naya lega dan menebus rasa bersalahnya.

Asahi pikir, kemunculannya pada Naya akan membuat Naya tetap tunduk padanya.

Asahi pikir, setelah semua pengakuannya Naya akan memaafkannya dan memulai semuanya dari awal.

Asahi pikir, Asahi mengambil jalan yang tepat dengan membawa Naya untuk dirinya sendiri, Dengan begitu Naya masih menjadi miliknya namun tanpa paksaan lagi.

Tapi ternyata semuanya salah, Kedatangan Asahi hanya membuka luka luka lama dalam hati Naya.

Asahi gundah, sekarang dia manusia yang memiliki emosi. Tidak seperti dulu.

Kini, Asahi benci jika dia merasa bersalah dan berempati pada Naya.

Dia juga benci kenyataan kalau dia mulai gak tega liat Naya nangis lagi.

Bukankah seharusnya Asahi senang karna dia mampu merasakan emosi seperti manusia normal pada umumnya?

Tapi ternyata tidak, Asahi malah menderita karna segala rasa bersalahnya.

Asahi merasa buruk telah melakukan semua hal sadis hanya untuk kepuasan hasrat nya sendiri.

Tapi tetap saja, Rasa bersalah luar biasa itu tidak mampu membuat Asahi kuat untuk menahan ide gila dalam pikirannya.

Asahi gak pernah bisa ngendaliin hati dan pikirannya untuk berhenti menyakiti bahkan membunuh orang.

Sesulit itu menahannya.

Setiap kali marah Asahi gak mampu nahan semua amarahnya untuk menyakiti orang lain.

Asahi sendiri capek harus menyakiti orang, Dia hanya ingin hidup dengan tenang.

Tapi semuanya balik lagi, Asahi gak mampu melakukannya tanpa kontrol dari Naya.

Keberadaan Naya disisinya, membuatnya menjadi terkontrol tanpa alasan jelas, Seolah wajah dan kalimat Naya selalu sukses membuat Asahi tertahan untuk melakukan segala hal keji.

Asahi mengusak rambutnya frustasi, Menghela nafas berat, "Akhh.. Why do you have to be the one I love, dari banyaknya perempuan, Nay?" gumamnya.













TBC.

² • Still MINE • Hamada Asahi✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang