STILL MINE • Hurt

1.5K 257 84
                                    

Malam ini Jaehyuk membawa banyak makanan untuk Sera, Sera sudah kembali ke hotel dan beristirahat di dalam kamarnya.

Jaehyuk masih kepikiran soal bagaimana perlakuan Naya pada Asahi belakangan ini.

Salahkah Jika Jaehyuk merasa takut kehilangan Naya? Jaehyuk takut Naya pindah hati pada Asahi.

Soal menjadi ayah dari anaknya Sera, sebenernya itu hanya sebuah perkataan semata agar Sera tidak merasa sendirian.

Jaehyuk hanya ingin melindungi nyawa yang ada didalam perut Sera, apakah itu sebuah kesalahan?

Terkadang Jaehyuk juga takut suatu saat Sera akan berharap lebih padanya karna perlakuan Jaehyuk selama ini.

Tapi untuk Jaehyuk yang terpenting adalah, Sera melahirkan dengan selamat dan semuanya akan baik baik saja.

Termasuk bagaimana hubungannya dengan Naya nanti.

Jaehyuk memasuki kamar Sera dan mendapati Sera yang tengah bercermin sebari menyisiri rambut panjangnya itu.

"Gimana? Lo udah ngerasa lebih sehat?" Tanya Jaehyuk.

Sera hanya menatap Jaehyuk dari bayangan cermin dihadapannya.

Jaehyuk mengeluarkan cemilan cemilan yang dia beli, juga beberapa vitamin kehamilan juga susu ibu hamil untuk Sera.

"Ra.. Lo harus minum ini deh, gue tanya mbak kasir katanya susu yang ini gak bikin mual." Ujar Jaehyuk.

Sera masih abai dan sibuk menyisir rambutnya, Membuat Jaehyuk menghampiri nya dari belakang.

Jaehyuk menyentuh kedua bahu Sera dari belakang dan menatap wajah gadis itu di cermin. Membuat Sera mendengus malas.

Sera menghempaskan tangan Jaehyuk dengan wajah malas, membuat Jaehyuk menatapnya bingung.."Just stop it.." ucap Sera.

Jaehyuk menatap bingung membuat Sera mengusak rambutnya frustasi, "Lo ini kenapa Jae? Dengan cara bilang lo bakal jadi ayah dari anak ini, lo bakal bikin gue tenang? Nggak!" Ucap Sera yang masih duduk dan mendangak menatap Jaehyuk yang tengah berdiri dihadapan nya.

Jaehyuk menekuk lutut nya dan menyamakan tingginya dengan Sera yang duduk di bangku. "Lo pasti kecapekan." Ucap Jaehyuk sebari menyentuh bahu Sera.

Lagi lagi Sera melepaskan tangan Jaehyuk darinya, "Jangan nyentuh gue! Jangan lakuin itu lagi Jae.. Lo bikin gue makin ngerasa menyedihkan!"

"Ra.."

"Gue gak butuh lo buat menyemangatin gue! Gue gak butuh lo buat ucapin kata kata manis cuma buat nenangin gue! Gue gak butuh dikasihanin! Hidup gue atau hidup anak anak gue bukan urusan lo! Jangan ucapin janji janji yang bahkan lo sendiri gak yakin bisa nepatin itu." Ucap Sera gadis itu gak menangis atau marah marah, suaranya juga gak teriak hanya saja dipenuhi penekanan.

"Lo gak perlu bertindak sejauh ini.. Ini semua bukan salah lo, Asahi yang buat gue jadi gini, Jadi please.. Jangan bertindak seolah lo lagi nebus dosa dosa lo ke gue, Gue gak butuh rasa iba lo." Ucap Sera lagi.

Sera menarik nafasnya panjang menenangkan dirinya sendiri karna perutnya mulai terasa aneh.

Disana Jaehyuk hanya bisa menatap Sera dengan tatapan yang sulit diartikan.

Memang benar, semuanya hanya dilandasi rasa kasihan. Tapi melihat bagaimana menyedihkannya Sera selalu membuat Jaehyuk merasa buruk.

"Berhenti pura pura Jae.. Yang lo sayang bukan gue, Tapi Naya." Gumam Sera sebelum akhirnya berdiri dan beranjak pergi keluar kamar.




· MINE ·

"arggghhh!"

Jaehyuk mengusak rambutnya sebari menyetir mobilnya ke arah rumah sakit. Dia harus mengantarkan beberapa pakaian untuk Naya disana.

Mendengar apa yang Sera katakan tadi cukup membuatnya merasa buruk.

Seolah, selama ini usaha nya untuk tulus tampak sia sia. Sera sama sekali tidak merespon perlakuan Jaehyuk.

Bahkan sekarang Sera tau semuanya palsu.

Dalam perjalanan Jaehyuk terus menyalahkan dirinya sendiri, Naya yang menyuruhnya selalu ada untuk Sera, dan itu salah satu alasan Jaehyuk bertindak sejauh itu.

Tapi sekarang semuanya sia sia kan?

Jaehyuk gak bisa nepatin keinginan Naya dan Jaehyuk juga gak bisa bahagiain Sera setidaknya untuk sementara.

Jaehyuk memarkirkan mobilnya di dekat taman, lalu berjalan untuk masuk kedalam.

Tapi langkahnya terhenti saat melihat Naya dan Asahi yang ternyata duduk di taman.

Jaehyuk langsung menghampiri mereka dengan paperback berisi pakaian Naya.


Jaehyuk menghentikan langkahnya saat mendengar Asahi menyebutkan namanya.

"But its okay.. Gue bakal nerima apapun keputusan lo, Even if your decision is to leave me and choose to love Jaehyuk."

Pilihan? Apa maksudnya? Bisa Jaehyuk lihat disana Asahi dan Naya saling menatap dengan jarak diantara mereka.

Terlihat, Asahi membuang nafas panjang, "Now, i'm falling too deep for you Nay, i want everything to be sincere without having to force your feelings on me.." ucap Asahi sambil menatap Naya.

Sebentar, Jaehyuk langsung menatap dengan tanda tanya besar dalam kepalanya. Maksudnya sekarang Asahi akan melepas Naya?

Jaehyuk kembali menguping pembicaraan mereka, Namun matanya membulat saat Jaehyuk melihat Naya menarik jaket Asahi dan mencium bibir Asahi tiba tiba.

Asahi terlihat terkejut, apalagi Jaehyuk yang langsung melepaskan paperback dari tangannya begitu saja.

Apa yang baru saja Jaehyuk lihat?

Naya??

Naya yang mencium Asahi duluan. Tepat di hadapan Jaehyuk sekarang.

Jaehyuk terkekeh, Dia menyunggingkan senyuman mirisnya sebari mengepalkan kedua tangannya.

Ternyata ketakutan nya menjadi kenyataan.

Dengan hati yang di penuhi amarah Jaehyuk memilih untuk beranjak pergi kembali kedalam mobil.

Jaehyuk memukul mukul stir mobil sebari berteriak frustasi, wajahnya memerah dan dadanya terasa panas.

Apa itu? Apa yang Jaehyuk lihat gak mungkin salah kan?









Sedangkan disisi lain Naya menjauhkan bibirnya dari bibir Asahi setelah mengecup bibir Asahi secara singkat.

Asahi yang masih terkejut dengan tindakan Naya, malah menarik pinggang Naya dengan satu tangannya dan kali ini Asahi yang mencium Naya dengan gerakkan bibir yang jauh lebih intens.

Naya yang awalnya terkejut, entah kenapa perlahan memejamkan matanya dan mengikuti arah gerak bibir Asahi.

Lumatan lumatan kecil Asahi berikan dengan kedua mata mereka yang sama sama terpejam, Perlahan Asahi bermain dengan lidahnya yang menyusup ke dalam mulut Naya.

Langit malam menjadi saksi bagaimana keduanya sama sama terbawa, Kali ini tidak ada paksaan maupun kekerasan.

Semuanya terjadi begitu saja.

Tuhan, Setidaknya untuk sebentar saja biarkan Naya memastikan bagaimana perasaannya untuk Asahi.








TBC.

² • Still MINE • Hamada Asahi✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang