Naya membuka matanya perlahan, Kepalanya terasa begitu berat sampe sampe Naya kesusahan duduk.
Setelah pagi tadi saat Naya berantem sama Jeongin, Naya gak inget apa apa dan berakhir dia di ranjangnya.
Naya menatap kamarnya, Kamarnya keliatan bersih. Lampu tidur yang Naya banting sekarang ada di atas meja lagi.
Pecahan pecahan kaca udah gak ada, bahkan Naya udah ganti pakaian lagi.
Naya gak inget apapun, kepalanya terasa pening.
Naya menatap ponselnya, disana pesan dari Sungchan muncul.
[LINE]
(17.39) Bang Sungchan: Nay, gue lembur. Istirahat ya, obat sama makanan lo udah gue siapin di meja makanNaya menghela nafas, Kenapa kepalanya berat banget? Naya menatap jam di handphonenya.
23.46
Naya bangkit dari tempat tidurnya keluar kamar, Menatap apartemen yang terlihat kosong.
Naya menatap makanan disana, dengan obat dan juga beberapa buah yang udah Sungchan kupas untuknya.
Naya hanya mengambil obat penenang nya dan beranjak pergi, Naya keluar apartemen dengan tatapan kosong juga muka pucat pasi.
Gadis itu belum sepenuhnya pulih, Dia bener bener stress hingga rasanya sulit untuk berpikir jernih.
Naya keluar apartemen, jalan raya terlihat mulai sepi, hanya ada beberapa motor dan mobil yang lewat di jam nyaris tengah malam ini.
Naya menatap gedung besar yang terlihat cukup dekat dari sini, Sebuah gereja besar tempatnya berdoa.
Naya berjalan perlahan menuju kesana. Awalnya Naya terlihat biasa aja, Tapi setelah dia sampai disana, Naya mengepalkan tangannya.
Naya jalan kedepan, Paling depan.
Dahulu disini adalah tempat Naya bertekuk lutut dan melipat tangannya sebari menangis memohon mohon pada Tuhan agar Tuhan menghapus segala ingatannya.
Tapi kini berbeda, Gadis itu hanya menatapnya dengan tatapan kosong,
"You lied, You never erased my memory. Why? why did you do that to me, you know how much i trust you right? is this my punishment??" Lirih Naya.Gadis itu mencengkram bajunya, Dan menarik nafasnya, berusaha untuk tidak menangis lagi.
"God, Please.. Let me live a normal life, Or at least let me die easily.." gumamnya.
Naya mengusak rambutnya, berusaha Tegar dan menetralkan ekspresinya.
Naya menarik nafasnya, "Tuhan.. Naya takut.." lirihnya, bersamaan dengan itu Naya bertekuk lutut dan menangis disana.
Tanpa Naya sadari, dibelakang sana seseorang dengan hoodie juga topi hitam tengah mengepalkan tangannya dengan mata berkaca kaca.
• STILL MINE •
Naya berjalan di trotoar, Naya keliatan kurang energi, Bahkan gadis itu terlihat beberapa kali harus berhenti jalan dan membungkuk untuk mengumpulkan tenaganya.
Naya kedinginan, Dia lupa hanya memakai setelan piyama tidur dengan lengan pendek.
"Akh.." Naya meringis saat perutnya sakit, Entah apa yang salah, Naya gak paham tapi perutnya seperti panas dan perih secara bersamaan.
Naya kembali berjalan, Mau gak mau setidaknya Naya harus sampai dirumah kan?
Awalnya niat dia keluar memang hanya untuk mendapatkan ketenangan, Naya butuh tenang makanya gadis itu pergi ke gereja.
Naya berjalan pelan pelan, Naya merasa kepalanya kembali pusing, Hingga Akhirnya Naya terduduk dijalanan.
Ah, ada apa dengan dirinya?
"Naya? Lo gapapa?"
Naya merasakan seseorang menyentuh tubuhnya, Hingga membuatnya berdiri.
Naya melepaskan tangan orang asing itu dan memegangi kepalanya.
"Nay? Lo gapapa??"
Naya butuh waktu lama untuk menyadari sesuatu, Suara itu..
Naya mendongak, Menatap seseorang dengan hoodie hitam tanpa topi tengah menatapnya cemas.
"Nay??"
Naya tersenyum kecil, Namun matanya mulai berkaca kaca melihat orang di hadapannya ini.
"Naya, say something.."
"Kenapa lo dateng lagi, sialan." ucap Naya, namun terdengar lirih, dalam dirinya gadis itu merindukan sosok yang dia benci yang Tengah berdiri di depannya ini.
Pria itu menunduk, "Maaf.."
Naya menarik nafasnya, "Lo keliatan Sehat, Jaehyuk.." gumam Naya pada Jaehyuk—lelaki yang tengah berdiri di depannya dengan tatapan cemas.
"Tapi lo nggak, Nay.. Lo seancur ini sekarang." ucap Jaehyuk berniat menyentuh Naya, Namun gadis itu menghempas tangan Jaehyuk.
"Lo yang buat gue ancur, Bajingan.. Semua ini karna lo dan iblis sialan itu.. Ahahaa.." ucap Naya sarkas, Namun matanya terus mengeluarkan air mata.
"Nay.."
"Pergi.. Gue benci lo! Pergi!!!! Akhhh!! Pergi!!"
Melihat Naya yang mulai gak terkontrol, Jaehyuk menarik Tangan Naya, Menarik bahu Naya agar Naya tenang.
"Liat gue Nay.."
"Pergiiiii!!! Akhhh.. Pergi.."
"Nay.."
"Gue benci lo.. Gue benci.. Lo.."
"Naya, liat gue!"
Naya menatap Jaehyuk dan berhenti berontak karna Jaehyuk baru aja meninggikan suaranya, Naya cukup kaget hingga dia berhenti dan menatapnya ketakutan.
Jaehyuk menarik nafas panjang, "Berhenti kayak gini Nay.. Berhenti ngerasa bersalah karna lo udah bunuh Asahi.."
Naya menarik nafas, Kepalanya bener bener mulai pusing sampe pandangan Naya mulai kabur.
"Nay.. Jangan ngerasa bersalah lagi, Lo gak pernah salah." ucap Jaehyuk.
Jaehyuk menarik Nafasnya, "Naya, Asahi—
Bruk.
"Naya!" panik Jaehyuk saat Naya ambruk tak sadarkan diri.
TBC.
Aku pertemukan lagi kapal yang nyaris karam(?)
KAMU SEDANG MEMBACA
² • Still MINE • Hamada Asahi✔️
Aléatoire"You are still Mine.." - MINE SEASON 2 - 🔞 ⚠️Kekerasan ⚠️Bahasa Non-Baku ⚠️Unsur Dewasa