26. Romantisme.

27 6 0
                                        

Bel istirahat berbunyi menandakan telah memasuki jam istirahat pertama. Seorang guru wanita mengakhiri pembelajarannya kemudian melangkahkan kakinya keluar ruangan, diikuti dengan beberapa siswa yang hendak mengisi perut mereka di kantin sekolah.

"Jay, lo sibuk nggak?" tanya Luna setelah Jayden selesai memasukkan peralatan tulisnya ke dalam tas.

Jayden menggelengkan kepalanya kecil sebagai balasan. "Nggak, emangnya kenapa?"

Luna tersenyum kikuk lalu bergumam panjang sebelum akhirnya membuka suara.

"Gue nggak paham sama materi yang dijelasin oleh bu Nova tadi. Lo keliatannya paham ya," ujar Luna yang membuat Jayden mengeryitkan dahinya, tak paham dengan maksud perkataan gadis didepannya.

"Ya, terus?"

"Gue mau minta tolong, lo mau nggak jelasin ke gue?" tanya Luna sembari memasang senyum kecil, wajahnya menampilkan raut penuh harap.

Jayden sempat diam beberapa saat setelah Luna menyelesaikan kalimatnya. Ia menaikkan sebelah alisnya dan berpikir, apakah gadis ini memang sengaja menahannya untuk tidak pergi?

Lalu detik berikutnya Jayden menggeleng pelan, kenapa ia jadi berburuk sangka begini pada Lua?

"Sebenarnya gue mau-mau aja bantu lo. Tapi sorry, gue punya janji buat makan siang bareng Bella," jelas Jayden, ia juga memasang seyum kecil sebagai tanda maaf.

Luna sempat melebarkan kedua matanya beberapa detik sebelum akhirnya kembali menormalkan raut wajahnya.

"Oh, iya. Lo bisa pergi kok, lagian kan sekarang udah masuk jam makan siang," kata Luna yang terselip nada kecewa didalamnya.

"Lo mau gabung?" tawar Jayden.

Luna bergumam pelan lalu tersenyum kecil, "emangnya boleh?"

"Ya boleh lah, tapi gue harus nyusul Bella ke kelasnya dulu. Lo bisa pergi bareng Cakra sama Gilang, nanti gue nyusul belakangan sama Bella," ujar Jayden sembari menunjuk Cakra dan Gilang yang menyimak perbincangannya dengan Luna sejak tadi.

Senyum kecil yang sempat terlukis di bibir Luna menghilang begitu mendengar perkataan Jayden. Kenapa pria itu malah menyuruhnya untuk pergi bersama kedua temannya?

"Kalian berdua bisa kan nemein Luna pergi ke kantin?" tanya Jayden pada kedua temannya tersebut.

"Bisa lah, kenapa nggak, " balas Cakra yang kemudian bangkit dari tempat duduknya, diikuti dengan Gilang.

"Oke, kalau gitu gue pergi dulu buat jemput Bella. Bye guys," ujar Jayden lalu segera melangkahkan kakinya dari kelas dan pergi menjemput sang kekasih.

.

"Jayden, berhenti deh!"

Bella berusaha menghentikan Jayden yang sibuk mencomot bakso dari mangkoknya, sedangkan miliknya sendiri ia abaikan begitu saja.

"Nggak mau ah." Jayden mengabaikan perkataan sang kekasih dan terus melakukan kegiatannya, mencuri bakso kecil dari mangkok sang kekasih.

Cakra yang melihat hal tersebut pun memukul kepala belakang Jayden, membuat temannya itu mengerang tak suka.

"Lo kenapa sih, anjing? Ngapain mukul gue? Ngajak berantem? Ayo sini, maju lo!" geram Jayden dengan sebelah tangan yang mengelus pelan kepalanya belakangnya.

"Makan makanan lo sediri tolol, biarin Bella makan. Emangnya lo udah lihat Bella makan dari tadi?" tutur Cakra yang membuat Jayden menatap sang kekasih.

"Aku minta maaf," ujar Jayden yang meminta maaf tapi raut wajahnya mengatakan yang sebaliknya. Ia kemudian menusuk baksonya dan mengarahkannya pada sang kekasih, "kalau gitu sini, aku suapin," sambungnya.

Bella menatap bakso yang diulurkan sang kekasih padanya lalu menggelengkan kecil.

"Nggak usah, aku bisa makan sendiri kok," ujar Bella yang dibalas gelengan tak setuju oleh sang kekasih.

"Nggak, pokoknya aku suapin. Ayo buka mulutnya, pesawat terbang aaa..." bujuk Jayden seolah-olah sedang menyuapi anak kecil.

Wajah Bella memerah malu karena ditatap oleh semua orang yang berada di meja yang sama dengannya. Mau tak mau ia membuka mulutnya, menerima suapan dari kekasihnya itu.

Jayden mengusap halus surai arang sang kekasih sembari memasang senyum bangga, "pintar banget pacarnya Jayden," puji Jayden yang membuat Bella semakin merasa malu.

Sepasang sejoli itu tidak menyadari beragam tatapan yang diberikan dari semua orang yang berada pada satu meja yang sama dengannya.

Gilang berdehem pelan membuat seluruh pasang mata tertuju padanya. "Gue mau ke toilet sebentar," ujarnya yang kemudian melangkah pergi.

To Be Continue.

Sorry for typo(s).

RUWET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang