Seminggu setelah pertengkaran hebat Jayden dengan Bella malam itu, keduanya benar-benar menjauh atau lebih tepatnya Bella yang menjauhi Jayden.Jika Bella tak sengaja berpapasan dengan Jayden maka ia akan segera berbalik arah, atau jika mereka tak sengaja berada di tempat yang sama maka Bella akan segera pergi dari tempat itu.
Jayden menyadarinya, ia sadar jika Bella menjauhnya bahkan bersikap seolah-olah mereka tak saling kenal. Ia merasa terluka dengan perlakuan tersebut, berulang kali ia mencoba untuk berbicara dengan Bella namun gadis itu tetap bersikeras untuk menghindarinya.
Kejanggalan tersebut tak luput dirasakan oleh orang-orang disekitar mereka, kerenggangan mereka terlihat sangat ketara. Jayden dan Bella adalah salah satu pasangan yang cukup terkenal di kalangan siswa, mereka terkenal sebagai pasangan romantis dan manis. Dimana ada Bella maka disitu pasti ada Jayden begitu pula sebaliknya, tapi hal tersebut tidak nampak selama seminggu belakangan. Mereka berspekulasi bahwa sepasang sejoli itu telah berpisah, fakta tersebut diperkuat ketika melihat Jayden yang selalu bersama dengan Luna sedangkan Bella selalu tampak sendirian.
Contohnya pagi ini, Bella melihat sendiri dengan kedua matanya saat Luna turun dari mobil Jayden lalu berjalan beriringan menuju kelas mereka. Hal tersebut juga tidak luput dari pandangan siswa yang berada di koridor sekolah.
"Bell, Jayden berangkat bareng Luna lagi? Jadi kalian benar-benar putus ya? Sayang banget, padahal kalian berdua kan cocok."
Elga yang berdiri disamping Bella pun melotot mendengar pertanyaan tersebut. Astaga, bagaimana bisa gadis itu menanyakan topik sensitif tersebut pada Bella sedangkan dirinya bahkan tak berani membahasnya. Ia mengirimkan kode untuk menyuruhnya diam tapi gadis itu malah menatap aneh padanya.
Bella menoleh ke samping, pada seorang gadis berkucir kuda yang melayangkan pertanyaan tersebut padanya, ia hanya tersenyum kecil.
"Menurut gue mereka berdua juga cocok kok," ujar Bella lalu melangkahkan kaki menuju kelasnya.
Elga menatap kepergian Bella dengan tatapan sendu, temannya itu pasti dalam mood yang buruk, dia sangat sensitif jika menyangkut hubungannya dengan Jayden yang entah berakhir seperti apa nantinya.
Elga menatap gadis berkucir kuda itu lalu mencubit lengannya, membuat empunya mengaduh, "lo apa-apaan sih. Bego banget, kenapa malah nanya itu ke Bella?" geramnya.
"Kenapa? Lagian kan gue cuma nanya. El lo pasti tahu sesuatu kan, Bella beneran putus ya sama Jayden?" tanya gadis tersebut tanpa mempedulikan raut masam yang terpasang di wajah Elga
"Lo tahu nggak, umur nenek gue udah 63 tahun."
Gadis berkucir kuda itu mengeryitkan dahinya, bingung dengan balasan tak nyambung dari Elga, "terus kenapa? Apa gara-gara nenek lo nggak pernah putus sama kakek mu?" tanyanya kemudian.
Elga menggeleng kecil sebagai balasan.
"Bukan, tapi karena dia ngurusin urusannya sendiri," ujarnya lalu segera pergi menyusul Bella yang kini berada jauh didepannya, mengabaikan seruan yang dilayangkan gadis berkucir kuda itu padanya.
Elga mendudukkan diri pada mejanya yang berada disamping Bella. Temannya itu tengah menyibukkan diri dengan membaca materi yang akan mereka pelajari hari ini, tapi ia lebih dari tahu jika Bella dalam mood yang benar-benar buruk.
"Gue bilang juga apa, lo itu terlalu gegabah tahu nggak. Harusnya lo nggak ngambil keputusan buat break sama Jayden. Lo lihat sendiri kan sekarang? Makin lo jauh dari Jayden makin gencar juga Luna deketin Jayden," tutur Elga yang hanya dianggap angin lalu oleh Bella, temannya itu menghiraukan perkataan nya.
"Bell, lo dengar apa yang gue bilang kan? Lo nggak bisa diam terus kayak gini," lanjut Elga.
Bella menghela napasnya panjang, ia menutup buku ditangannya lalu menatap Elga yang kini menyilangkan kedua tangannya didepan dada
"Gue nggak tahu harus gimana."
"Seenggaknya lo harus ngelakuin sesuatu, Luna bisa aja ngerebut Jayden kalau lo terus diam kayak gini. Bukannya lo pernah bilang kalau lo nggak suka ada orang lain ngerebut milik lo?" tutur Elga.
"Terus menurut lo, apa yang harus gue lakuin?"
"Seenggaknya kasih peringatan buat Luna atau kalau perlu, kasih dia pelajaran biar dia kapok."
Bella memusatkan pandangannya pada Elga yang mengatakan kalimat tersebut dengan menggebu-gebu, kedua matanya menyipit tak suka mendengarnya.
"Terus gimana sama lo?"
Elga mengeryitkan dahinya, tak mengerti maksud dari perkataan temannya itu. Terlebih lagi sorot mata itu terlihat dingin, tidak seperti biasanya.
"Gue? Emangnya gue kenapa?"
Bella berdecih pelan, "lo suka sama Jayden kan? Apa gue perlu kasih pelajaran buat lo juga?"
To Be Continue.
Sorry for typo(s).
KAMU SEDANG MEMBACA
RUWET [END]
Jugendliteratur[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] [BELUM DI REVISI] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Jayden dan Bella adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Namun hubungan mereka...