"Denger-denger nanti ada anak baru di kelas kita," ujar Cakra setelah mendudukkan diri di tempat duduknya yang berada tepat didepan Jayden.
"Serius?" tanya Gilang yang merupakan teman sebangku Cakra.
"Ya iya lah, masa bohong."
"Sok tahu banget lo, emangnya tahu dari mana?" sahut Alya, seorang gadis tukang gosip di kelasnya. Gadis itu kebetulan sedang duduk tak jauh dari Cakra dan kedua temannya, jadi wajar saja kalau ia mendengarnya.
"Jelas aja gue tahu, gue ketua kelas disini, lo lupa?" tukas Cakra yang tidak nyambung dengan pertanyaan yang dilontarkan.
"Nyebelin banget lo anjir, tahu gini gue nggak bakal milih lo jadi ketua kelas dulu. Pasti lebih baik kalau gue golput," balas Alya tak mau kalah.
"Bodo amat, wleek!" cibir Cakra yang berhasil menyulut emosi Alya.
"Benar-benar ya lo!" hardik Alya.
Gadis tersebut hampir saja memukul kepala Cakra dengan kamus bahasa Inggris yang tebalnya tak perlu diperhitungkan, jika saja tidak ditahan oleh teman sebangkunya.
Tak berhenti disitu, perdebatan mereka terus berlanjut dengan Cakra dan Alya yang saling melemparkan kalimat tak penting. Lagi-lagi perdebatan keduanya harus dihentikan oleh teman sebangku Alya, sebab Jayden dan Gilang tak membantu apapun dan malah asik menoton.
"Lo serius, Cak?" tanya Jayden setelah Cakra menyelesaikan kegiatan adu mulutnya, dengan dirinya yang keluar sebagai pemenang.
Cakra menghela napas dramatis, "serius lah, kenapa nggak ada yang percaya sama gue? Gue lihat sendiri pas ngambil buku tugas fisika kalian di ruang guru tadi," jelas Cakra yang merasa sedikit kesal.
Kenapa tak ada satu orangpun yang mempercayainya? Memangnya dia ini terlihat seperti seorang penipu atau apa?
"Cowok apa cewek?" tanya Jayden lagi.
"Cewek, ngomong-ngomong dia lumayan loh."
Cakra menolehkan kepalanya pada Gilang yang dibalas kerutan tipis di dahi pria tersebut.
"Terus ngapain lo noleh ke gue?"
Cakra mengendikkan bahunya singkat, "siapa tahu lo bakalan tertarik."
"Ngomong apaan sih lo?" Gilang berdecih kecil.
Percakapan ketiganya harus terhenti saat Bu Riana yang merupakan wali kelas mereka memasuki kelas bersama seorang gadis dibelakangnya. Ah, rupanya apa yang dikatakan Cakra memang benar.
"Selamat pagi, semuanya! Ibu minta perhatian sebentar!" seru bu Riana yang menginterupsi kegaduhan di kelasnya.
"Hari ini kalian kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan dirimu," lanjut bu Riana sembari mempersilahkan gadis disampingnya untuk memeperkenalkan diri.
"Benar kan yang gue bilang? Dia lumayan cantik," bisik Cakra sembari mencondongkan tubuhnya pada Gilang yang langsung didorong oleh pria tersebut.
"Nggak usah dekat-dekat sama gue ya, geli tahu nggak. Dan satu lagi, tutup mulut lo, diam!" peringat Gilang yang malah dibalas cibiran oleh Cakra.
"Selamat pagi, perkenalkan nama aku Kaluna Agnesia, kalian bisa panggil Luna. Semoga kita bisa berteman dengan baik," ujar Luna dengan suara yang tak begitu besar.
"Suaranya kecil banget, gue bahkan nggak bisa dengar siapa namanya," bisik Cakra sembari kembali mencondongkan tubuhnya pada Gilang.
"Dasar, lo aja yang budeg. Dia bilang kalau namanya Kaluna," balas Gilang dengan nada kesal.
"Lo bahkan bisa dengar dengan baik, lo tertarik sama dia?" tanya Cakra dengan antusias.
Gilang memasang raut wajah jengahnya. Jika saja melempar seseorang dari atas tebing bukan sebuah tindakan kriminal, Gilang pasti sudah melakukannya sejak dulu pada Cakra. Temannya yang satu ini luar biasa menyebalkan.
"Gue bilang diam, jangan bicara omong kosong," geram Gilang yang lagi-lagi dibalas cibiran oleh Cakra.
Jayden hanya tertawa kecil menyimak perdebatan tak penting kedua temannya tersebut, ia bahkan tak memperhatikan bu Riana serta siswi baru didepan kelas sana. Lagipula tidak terlihat juga dari tempat duduknya yang berada di sudut ruangan ini.
"Baiklah Luna, kalau gitu kamu bisa duduk di samping Jayden. Jay, please raise your hand!"
Jayden sedikit terkesiap mendengar namanya disebut. Tanpa mendapat perintah dua kali, ia mengangkat sebelah tangannya. Jayden sangat yakin kalau hanya tangannya yang terlihat dari depan kelas sana.
“Kamu bisa kesana,” ujar bu Riana mempersilahkan yang segera di turuti Luna, gadis itu melangkahkan kakinya menuju meja sudut kelas.
"Baiklah, pelajaran pertama kita hari ini bahasa Inggris, silahkan buka materi berikutnya dari pertemuan kita minggu lalu," tutur Bu Riana yang memulai pelajarannya pagi ini.
Jayden mengikuti perintah yang diberikan Bu Riana, ia membungkukkan badannya untuk mengambil bukunya dari dalam ransel dan meletakkannya di atas meja. Saat menegakkan badannya, Jayden dibuat terkejut karena mendapati gadis yang duduk di sampingnya memasang senyum lebar.
"Hai Jay, long time no see."
To Be Continue.
Sorry for typo(s).
KAMU SEDANG MEMBACA
RUWET [END]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] [BELUM DI REVISI] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Jayden dan Bella adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Namun hubungan mereka...