Jayden melangkahkan kakinya dengan lesu di koridor sekolah, kepalanya terasa pening, perutnya rasanya seperti diaduk dan kedua matanya memeberat.
Hah, seharusnya ia berada di kelas dan tidur disana menyadari kelasnya sedang jam kosong.
Ya, seharusnya. Tapi Cakra, si ketua kelas tak berguna itu malah melampiaskan tugasnya kepadanya dan berakhir dengan dirinya yang harus mengambil buku tugas teman sekelasnya di ruangan guru.
"Jay!"
Langkah kaki Jayden terhenti mendengar teriakkan yang menggema di sepanjang koridor, dengan perlahan ia menolehkan kepalanya pada sumber suara dan mendapati Bella sedang berlari kecil menunju dirinya.
Kedua netra madu Bella membulat sat melihat visual sang kekasih yang terlihat dalam keadaan tak sehat.
"Jay, kamu sakit? Muka kamu pucat banget."
Sebelah tangan Bella terangkat untuk meraih wajah Jayden namun kekasihnya itu malah menghindar, membuat tangannya menggapai udara kosong. Ia kemudian menatap penuh tanya pada sang kekasih yang kini menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Ah, aku– aku baik-baik aja kok," balas Jayden singkat.
"Kamu serius? Tapi kamu kelihatan–"
"Aku baik-baik aja Bell, kenapa manggil aku?" potong Jayden dengan cepat.
Bella yang sebelumnya kebingungan pun akhirnya tersenyum saat mengingat tujuannya menghampiri sang kekasih. Jemarinya merogoh kantung sakunya, mengambil selembar kertas dan menunjukkannya pada sang kekasih.
"Ini, lihat Jay. Elga bilang ada diskon 50% buat pasangan di Cafe Red Rose, kamu tahu kan? Cafe yang baru buka itu. Gimana kalau kita ke sana pulang sekolah nanti?"
"Aku nggak bisa, pulang sekolah nanti aku ada pertemuan sama anak band," tutur Jayden yang membuat senyum di bibir Bella perlahan luntur dan digantikan dengan raut wajah penuh sangsi.
Kedua mata Bella sedikit menyipit, "anak band? Kamu sekarang punya band? Kok aku nggak tahu?" tanyanya penuh selidik.
"Ya aku baru gabung beberapa hari yang lalu. Aku lupa kasih tahu kamu, maaf." Memang benar Jayden mengucapkan kata maaf, namun wajahnya mengatakan yang sebaliknya, ia terlihat tidak merasa menyesal sama sekali.
"Iya, nggak apa-apa kok."
"Kalau gitu aku pergi dulu, aku harus ke kantor buat ngambil buku tugas anak-anak," ujar Jayden lalu segera berlalu tanpa menunggu balasan dari Bella.
Bella menatap kepergian sang kekasih dengan raut sendu, ia sangat sadar jika kekasihnya itu bersikap aneh selama beberapa hari ini atau bahkan terkesan seperti mengindarinya. Jayden kini tak lagi mengajaknya berangkat dan pulang sekolah bersama, tidak lagi mengunjungi kelasnya untuk makan siang bersama, jangankan hal tersebut, kekasihnya itu bahkan sangat jarang membalas pesan atau mengangkat telepon darinya.
Bella tidak tahu apa yang menyebabkan kekasihnya bertingkah seperti itu, apakah ia membuat kesalahan? Rasanya tidak, mereka masih baik-baik saja seminggu yang lalu.
"Apa yang salah dari kamu, Jay?"
.
Gilang menatap gadis didepannya yang sedang sibuk menikmati milkshake nya. Ia menimbang-nimbang apakah ia harus menanyakan hal ini atau tidak?
"Lo lagi berantem ya Jayden?" Tapi pada akhirnya ia memutuskan untuk mengutarakan isi pikirannya.
Bella mengalihkan perhatiannya dari milkshake didepannya, kepalanya mendongak untuk menatap Gilang, kedua matanya mengerjap beberapa kali lalu menggeleng kecil.
"Nggak kok, emangnya kenapa?"
"Belakangan ini gue ngerasa kalau Jayden jadi agak pendiam. Dia juga nggak kayak biasanya, nggak semangat gitu."
Bella diam beberapa saat, bahkan Gilang pun menyadarinya, itu artinya bukan hanya dia yang merasakan hal tersebut.
Bella tampak berpikir sejenak sebelum membalas perkataan Gilang, "oh ya? Perasaan lo aja kali, kita baik-baik aja kok," balasnya sembari mengulas senyum.
Lebih baik ia tak menceritakan kejanggalan di hatinya, ia tidak mau menambah beban pikiran Gilang.
"Serius?" Gilang mengerutkan keningnya, entah kenapa ia merasa tidak percaya dengan kalimat yang diucapkan sang sahabat.
"Iya, jangan khawatir," ujar Bella meyakinkan.
"Bagus deh kalau gitu," final Gilang. Ia mencoba untuk mempercayai perkataan Bella meskipun hatinya enggan mempercayainya.
Sebenarnya Bella juga merasa kalau Jayden sedikit menjauhinya, rasanya aneh. Mereka tidak memiliki masalah apapun, tapi kenapa Jayden bertingkah seperti ini?
To Be Continue.
Sorry for typo(s).
KAMU SEDANG MEMBACA
RUWET [END]
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] [BELUM DI REVISI] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Jayden dan Bella adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Namun hubungan mereka...