46. Dia aneh saat sakit.

23 3 0
                                    

"Jay," panggil Bella setelah terjadi keheningan cukup lama diantara mereka.

"Hm?"

"Sebenarnya aku baik-baik aja setelah kehujanan kemarin, aku langsung mandi dan ganti baju," tutur Bella yang membuat kerutan tipis muncul di dahi sang kekasih.

"Terus kenapa kamu bisa demam kayak gini?"

Bella meremas kecil selimut yang menutupi tubuhnya hingga bagian leher, "sebenarnya kemarin"

"Kemarin kenapa?" tanya Jayden yang merasa penasaran karen kekasihnya itu tak kunjung melanjutkan kalimatnya.

"Kemarin setelah kamu ngantar aku pulang, aku pergi ke minimarket buat beli es krim," kata Bella dengan suara kecil bahkan hampir mencicit.

"Beli es krim? Kau makan es krim pas lagi hujan?"

Bella mengangguk ragu-ragu, "aku makannya, di depan kipas angin bisiknya di akhir kalimat,

Jayden menjitak sedikit kuat kening Bella yang membuat kekasihnya tersebut memekik kecil karena pening di kepalanya semakin menjadi-jadi.

"Sakit Jay," adu Bella sembari mengusap pelan bekas jitakkan Jayden.

"Orang gila mana yang makan es krim malam-malam saat cuaca hujan dan, di depan kipas angin? Apa yang kamu pikirin sih, sayang?" Jayden memijat pelan kepalanya yang tiba-tiba ikut berdenyut, ia tidak mengerti dengan jalan  pikiran kekasihnya tersebut.

"Aku nggak tahu, aku pegen ngelakuinnya," balas Bella sedikit merengek.

"Kamu benar-benar ah udahlah. Aku nggak tahu mau ngomong apa lagi. Percuma juga marah sama orang sakit, putus Jayden.

"Aku minta maaf, aku juga nggak tahu kenapa ngelakuin itu."

Jayden menghela napas untuk kesekian kalinya lalu mengangguk kecil.

"Ya udah, sekarang duduk dulu, kebetulan aku beli bubur sama obat penurun panas sebelum ke sini tadi," ujar Jayden sembari membantu Bella duduk.

"Tunggu sebentar, aku pindahin dulu bubur ini ke mangkuk. Jangan kemana-mana, ngerti?"

Jayden segera melangkahkan kakinya menjauh saat mendapatkan anggukan kecil dari Bella. Tidak sampai lima menit, Jayden kembali datang dengan semangkuk bubur dan segelas air putih diatas nampan.

Namun saat memasuki kamar, Jayden dibuat terkejut saat melihat sang kekasih yang menangis dengan kedua tangan yang mengusap kedua matanya. Ia meletakkan nampan diatas meja lalu mendekati sang kekasih.

"Sayang, kenapa kamu nangis?"

"Kepala aku rasanya cenut-cenut, muter-muter," adu Bella disela-sela tangisnya.

Jayden tersenyum kecil lalu mengusap lelehan air mata di pipi sang kekasih, "ya udah, makan dulu buburnya terus minum obat, setelah itu baru tidur, ya."

Jayden mengambil mangkuk berisikan bubur hangat dari nampan, mengambilnya sedikit dengan sendok, ia meniup pelan bubur tersebut sebelum menyuapkannya agar kekasih tidak kepanasan.

"Kenapa?" tanya Jayden saat Bella mengeryitkan wajahnya saat menerima suapan pertamanya.

"Buburnya nggak enak Jay. Hambar, nggak ada rasanya, hwek, kata Bella smbari menjulurkan lidahnya.

Jayden mencicip sedikit rasa bubur tersebut lalu kembali menatap kekasihnya, rasanya enak kok," katanya tanpa berbohong.

"Nggak enak Jay," balas Bella tak mau kalah.

"Terus gimana? Mau aku tambahkan garam?" tawar Jayden yang dibalas gelengan oleh Bella.

"Nggak mau."

"Terus maunya apa?" tanya Jayden lagi.

"Mau es krim," ujar Bella dengan raut wajah memohonnya.

"Hus, jangan ngada-ngada deh. Udah ah, makan aja buburnya." Jayden kembali mengambil sedikit bubur dengan sendok dan mengarahkannya pada sang Bella, namun kekasihnya itu malah menatap kosong belakangnya.

"Jay, dibelakang kamu itu apa?"

Jayden menolehkan kepalanya mengikuti arah telunjuk Bella, dahinya mengernyit kecil lalu kembali menatap sang kekasih.

"Nggak ada apa-apa."

"Ada!" seru Bella dengan raut wajah serius.

"Ada apa?" tanya Jayden dengan kening mengerut.

"Ada dinosaurus, besar!" ujar Bella sembari merentangkan kedua tangannya.

"Dinosaurus?"

"Jay minggir, dia mau makan kamu." Bella menarik pergelangan tangan Jayden hingga kekasihnya itu duduk diatas tempat tidurnya.

"Nggak ada dinosaurus di sini sayang, lagipula dinosaurus udah punah," ujar Jayden namun dibalas gelengan kuat oleh Bella.

"Ada Jay, dia sekarang lagi lompat tali," kata Bella sembari menunjuk-nunjuk tempat yang ia maksud tadi.

Jayden spechlees. Apa-apaan ini? Kenapa Bella tiba-tiba bertingkah ajaib seperti ini? Apa karena makan sesendok bubur yang ia suapkan tadi membuat kekasihnya menjadi seperti ini?

"Jay, lihat disana!" seru Bella sembari menunjuk balkon kamarnya yang terbuka.

Jayden kembali mengikuti arah pandang kekasihnya namun lagi-lagi ia tak melihat apapun selain balkon kamar dari rumah seberang.

"Apa?"

"Rapunzel! Tapi dia botak!" seru Bella kegirangan.

Jayden menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah sang kekasih, ia tidak mengerti, kenapa Bella tiba-tiba berhalusinasi?

"Jay, ada Rapunzel! Rapunzel bawa es krim Jay, aku juga mau."

Jayden menahan pergelangan tangan Bella yang hendak bangkit dari tempat tidurnya, "udah ah, gara-gara sakit kok kamu jadi ngelantur gini sih, sayang." Jayden mendekap erat tubuh sang kekasih, harap-harap kekasihnya itu segera tidur.

Namun beberapa saat kemudian Bella kembali bersuara, "Jay."

"Tidur," balas Jayden tanpa melonggarkan pelukannya.

"Jay," panggil Bella sekali lagi.

"Apa?

"Kasurnya rasanya aneh," rengek Bella.

Jayden menjauhkan sedikit wajahnya dan menunduk untuk menatap sang kekasih, "aneh kenapa?"

"Kata Rapunzel ini bukan kasur tapi kursi goyang," tutur Bella dengan wajah serius, kedua bola matanya bergetar.

"Kursi goyang mana bisa buat tidur sih, sayang?" kata Jayden.

Bella mencengkeram kerah seragam Jayden, "nggak mau disini."

Jayden menghela napasnya lelah, "jangan aneh-aneh ya sayang, nggak usah dengerin katanya Rapunzel, mendingan tidur."

"Nggak mau Jay." Kekeuh Bella.

Jayden bangkit dari posisi berbaringnya, ia mengacak-acak rambutnya kasar, "terus maunya apa?"

"Mau terbang."

To Be Continue.

Sorry for typo(s).

RUWET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang