24. Mine.

23 5 0
                                    

"Sejauh manapun kau mau pergi, kau pasti kembali ke pelukanku lagi.
Kenapa? Karena hanya aku satu-satunya rumah yang kau miliki."
_ Cakra Dirgantara_

Elga memicingkan matanya tajam mendengar perkataan pemuda didepannya tersebut. "Berapa kali gue bilang sama lo, berhenti ikut campur urusan gue. Lo nggak punya hak atas hal tersebut."

Elga menghempaskan lengannya kuat, membuat cengkraman pria itu terlepas. Setelah berhasil melepaskan diri, ia kembali melanjutkan niatnya yang ingin menyusul Jayden dan Bella.

"Berhenti."

Elga mengabaikan kalimat yang diucapkan pria tersebut dan memilih untuk mempercepat langkahnya, masa bodo dengan pria itu.

"Gue bilang berhenti di tempat lo, Elga Dirgantara!"

Pemuda tersebut tersenyum kecil melihat Elga yang berhenti melangkah setelah ia menyelesaikan kalimatnya. Ia kemudian berjalan menghampiri gadis tersebut yang berdiri kaku di tempatnya.

Pemuda tersebut membungkuk sedikit, menyamakan tinggi badannya dengan Elga agar bisa menatap wajah gadis tersebut.

"Gue jelas punya hak buat ikut campur urusan lo, sayang. Berhenti mengharapkan Jayden. Lo lupa kalau dia pacar Bella? Teman lo sendiri?"

Pemuda tersebut meniup pelan wajah Elga, membuat gadis tersebut menutup kedua matanya. "Lo pasti nggak melupakan fakta kalau lo itu tunangan gue kan? Ingat, orang tua lo sendiri yang nyerahin lo ke gue demi nyelamatin perusahaan mereka," lanjutnya.

Pria itu kembali menormalkan tinggi badannya. Tangan kanannya kemudian mencengkeram kuat dagu Elga, membuat gadis tersebut memekik kecil dan mendongak guna menatap wajahnya.

"Bilang, siapa gue buat lo?

Elga membuka mulutnya, berusaha mengeluarkan suaranya. "Lo- tunangan gue," ujarnya dengan suara kecil.

Pemuda itu berdecak kecil karena merasa tidak puas dengan jawaban yang diberikan Elga. Ia kemudian mengikis jarak dan menundukkan wajahnya hingga mereka napas mereka saling bersahutan karena terlalu dekatnya.

"Ngomong yang jelas, sayang. Gue nggak paham kalau lo ngomong kayak gitu," bisik pria tersebut.

Elga berusaha memundurkan wajahnya untuk membuat jarak namun berakhir sia-sia karena pria itu lebih dulu menahan belakang kepalanya. Ia menatap ragu kedua mata yang tengah menatapnya tajam, tatapan itu berhasil membuatnya tak berkutik.

"Hm? Gimana sayangku?" desak pria tersebut sembari mengeratkan cengkeramannya di dagu Elga.

Elga mengangguk cepat disela-sela ringisannya. "Lo, lo tunangan gue, Cakra Dirgantara. Gue milik lo."

Cakra tersenyum puas mendengar kalimat tersebut keluar secara langsung dari belah bibir Elga. Kedua tangannya terulur menarik gadis tersebut ke dalam rengkuhan posesifnya, ia membawa bibirnya mengecup kecil pucuk kepala gadisnya.

"Benar, lo milik gue. Jadi jangan pernah berpikir buat lari dari pelukan gue, atau lo akan tahu sendiri akibatnya nanti," ujar Cakra yang semakin mengeratkan pelukannya.

Elga tersenyum miris mendengarnya. Sungguh ironi, ia mengasihani nasibnya yang begitu menyedihkan. Pada akhirnya ia memang tak akan bisa memiliki Jayden, karena faktanya dia adalah tunangan Cakra. Kedua orang tuanya lah yang menyerahkan dirinya pada keluarga pria tersebut, mereka rela menjual anak semata wayangnya demi menyelamatkan perusahaan mereka yang berada diambang kebangkrutan.

"Iya, gue nggak akan pernah lari dari lo, Cakra."

"Good girl."

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue.

Sorry for typo(s).

Surprise!
Hehe, pendek kali part ini, sekali scroll abis.

RUWET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang