1-Rumah Sakit

4.4K 239 56
                                    

•••Yang dekat saja belum tentu tau segala hal, apalagi kamu orang asing menyebalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Yang dekat saja belum tentu tau segala hal, apalagi kamu orang asing menyebalkan.
•••

Tiga lelaki yang berjalan di sepanjang koridor rumah sakit itu menyita atensi beberapa orang karena suara berisik yang mereka buat. Satu lelaki berkaus hitam di sebelah kiri, satu lelaki dengan kemeja coklat di sebelah kanan. Mereka berdua tengah memapah lelaki yang berada di tengah-tengah keduanya.

"Bego si, lu!" maki lelaki gondrong bernama Silan.

"Nyusahin mulu idupnya!" tambah lelaki satunya bernama Karel.

Kemudian lelaki yang tengah di bantu berjalan itu tertawa, sedari tadi-kedua temannya terus saja menggerutu, mengomel dan memaki sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Ia adalah Shaka Okta Aldian.

"Maneh berdua gandeng ih, gue minta tolong malah ceramah melulu." Shaka berujar, yang di balas dengusan sebal dari Silan dan juga Karel.

"Lagian, kenapa bisa jatoh si dari motor, goblok banget nyetir vespa doang juga," celetuk Karel. Ia merasa selalu di repotkan Shaka, kadang-kadang ketika Karel tengah bersama para gebetannya-Shaka datang merusuh, sekarang tatkala Karel ada kelas justru Shaka menghubungi kalau dia kecelakaan.

Definisi teman beban!

Shaka mendesah, sok sedih. "Tadi tuh, gue lagi asik dengerin musik di jalan, terus tiba-tiba ada kucing hamil lari kenceng banget, gue kaget dan rem mendadak dan vespa gue oleng terus jatoh." Shaka memapar.

"Heran gue, apa kaga keguguran itu kucing lari-larian?" Silan menyambar.

"Nah! Pasti kekocok itu perutnya," Shaka mikir kemana-mana. "Kasian, ya."

Karel memutar bola matanya jengah, mulai lagi kan kegilaan cowok asli Sunda ini. Shaka itu konyol kalau kalian mau tahu. Ada saja hal-hal random yang Shaka bicarakan.

"Iya udah! Lu diem dulu di sini, gue sama Silan yang nebus obatnya."

Shaka duduk di kursi putih panjang, membiarkan dua temannya mengambil obat untuknya. Merepotkan mereka hal yang menyenangkan bagi Shaka untuk Silan dan Karel.

Lelaki itu mengeluarkan ponselnya, membuka room chat lalu membuka pesan paling atas dari salah satu teman kelasnya.

Farhana :
Shaka, lo ga masuk kelas lagi?

Shaka Okta Aldian :
Kaga, gue jatoh dari motor

Perempuan itu sangat cepat membalasnya.

Farhana :
Serius? Lo gapapa?

"Ih bawel pisan ini bocah," gumam Shaka.

Shaka Okta Aldian :
Tapi boong wkwkw.
Eh bener deng, eh udah ah.
Bye.

Karena malas untuk menanggapinya, Shaka memasukkan kembali ponselnya ke saku, cowok itu membuang napas, menyandarkan punggung pada kursi. Kedua temannya agak lama, Shaka bosan dan dia hanya bisa celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri.

Stres In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang