•••
Setiap hari selalu saja ada kejutan yang membuat rasa kepercayaan hilang terhadap manusia yang selama ini di kira baik ternyata berengsek.
•••"Sip, lo cakep banget Putih!"
Shaka baru saja turun dari vespa kesayangannya itu, ia menepuk jok motor lalu berkaca pada spion berbentuk bulat seraya merapihkan rambut yang bentukkannya mirip idol Korea.
"Motornya cakep! yang punya lebih cakep! Gila, pantes Tania mau sama aing," ujar Shaka seorang diri. Senyum lebarnya ia perlihatkan hari ini pada dunia. Shaka mau sombong kalau ia habis berduaan dengan Tania meskipun di belakang perpustakaan kampus siang tadi.
Untuk sekarang menurut Shaka ... Bucin itu menyenangkan!
Cowok Sunda itu berjalan penuh semangat menuju kost Karel, ia mau cerita banyak kalau hari ini Shaka benar-benar merasa bahagia mengenal perempuan bernama lengkap Tania Sarelina. Shaka pun berniat mau pamer kalau ia punya cewek secantik Tania.
Jam sekarang menunjukkan pukul lima sore, langit tampak cerah bagaikan ada di pihak Shaka yang saat ini keadaan hatinya sedang baik. Rokok di saku jeans pun ada sebungkus. Ini sih hari yang benar-benar bagus bagi Shaka.
"Karel—"
"Ah, jangan cepet-cepet."
Shaka bergeming seketika, kening cowok itu berkerut dalam mendengar suara aneh yang tiba-tiba saja terdengar. Ia celingak-celinguk ke berbagai arah namun terlihat begitu sepi dan sunyi.
"Suara naon dih?" heran Shaka. Ia hendak membuka pintu kost Karel namun terurung kembali karena perasaanya tidak enak.
"Rel, jangan di gigit, sakit."
"Hah?" beo Shaka pelan, ia paham! Bahkan sangat paham arti kalimat yang barusan di dengar itu. Dengan berani Shaka mengintip dari lubang kecil dekat jendela yang di mana cowok Sunda itu terperanjat dengan apa yang ia lihat secara langsung.
"Anjing!" umpat Shaka nyaris terdengar.
"Karel sama Kiya lagi ngen? Gue nggak salah liat 'kan?" Shaka menelan saliva berat, tanpa sadar, ia telah menyaksikan live video sex kalau begini.
"Goblok! Goblok!" Shaka memukul kepalanya sendiri, seketika ia menjadi pening.
"Kiya pacar Silan bego! Ah Karel nggak waras! Si Kiya juga kenapa mau?" cowok itu pusing sendiri, ia memikirkan bagaimana kalau sampai Silan tau kelakuan pacar serta temannya itu?
Karena takut ketahuan telah menciduk dua manusia gila yang tengah making love, Shaka buru-buru pergi. Hari baiknya ternodai karena Karel dan Kiya. Niat mau cerita-cerita, gagal karena prihal yang sampai detik ini Shaka tidak habis pikir.
"Gue harus mandi junub gak sih?"
****
Di belakang perpustakaan Universitas tepatnya di teras yang terbuat dari semen, Shaka duduk anteng menghadap Tania yang fokus membaca makalah karena akan ada persentasi besok pagi. Ini definisi rajin bukan sih? Persentasi besok tapi belajar hari ini. Kalau Shaka, mana pernah belajar begitu, ia kan musuhan dengan yang namanya belajar. Lagi pun, apa itu belajar dalam hidup Shaka?
"Tan, kamu laper nggak?" tanya Shaka pada Tania. Perempuan itu menyahut tanpa mengalihkan antensi.
"Nggak, tadi sebelum ke kampus udah makan."
"Kalo gitu, haus kan pasti? Mau beli jus apa?"
Lagi, fokus Tania masih pada makalah dua puluh lima halaman itu. "Es teh aja belum aku minum Shaka," ujar Tania di mana segelas es teh yang sempat di belikan Pinat itu masih utuh sampai berembun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stres In Life
General FictionKita sebatas mengejar bahagia dengan cara sama-sama terluka. ( Warning ⚠ violence, profanity, gay and sexuality 18+) --- "Lama-lama, saya bunuh kamu!" "Arrgghhh." --- "Kalau gue cemburu, namanya gue sayang. Lo mau gue sayang?" --- "Lo mau kemana? Bi...