17-Familiar

610 52 5
                                    

•••Kebersamaan kita semakin menciptakan rasa, entah kapan salah satu dari kita menyadarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Kebersamaan kita semakin menciptakan rasa, entah kapan salah satu dari kita menyadarinya.
•••

"Tania tungguin!"

Shaka tergesa-gesa melepaskan helmnya dari kepala dan lekas ia taruh di atas kaca spion vespa. Cowok yang memakai celana jeans sobek di bagian lutut itu mendecap sebal kala melihat Tania yang terus berjalan meninggalkannya.

Sudah di ajak pergi bareng, dapat tumpangan gratis, tapi malah enggak tahu diri. Kurang baik apa coba Shaka terhadap Tania?

"Tania jelek! Gue tendang ni pantat lo yang rata!" Shaka menggerutu tak jelas, cowok itu berlari kecil guna menyejajarkan langkahnya terhadap Tania.

"Masih pagi, jangan rusuh deh lo," ujar Tania tatkala Shaka sudah berjalan di sebelahnya.

"Lagian asal nyelonong aja," dumel Shaka. Tania itu benar-benar ya, selalu saja bikin Shaka gemas. Jadi mau nyantet 'kan. Eh enggak, bercanda.

"Au ah berisik," tukas Tania jutek. Ia hanya sebal mengingat kejadian semalam. Kalian mau tau enggak? Oke! Akan Tania ceritakan karena kalian pembaca yang kepo.

Begini ....

Pukul empat pagi, hampir menjelang subuh Tania merasakan ada yang tidak beres. Perempuan yang masih memejamkan matanya karena sangat berat untuk di buka hanya mengerang kecil. Ia masih menikmati tidur indahnya. Berusaha mengabaikan.

Karena posisi tidur Tania yang miring ke samping, membuat badan perempuan itu terasa pegal, kala hendak menyamankan posisi. Kening Tania mengerut karena agak susah karena ia seperti terapit.

Membuka mata, Tania membelalak terkejut. Di samping kananya terdapat tembok kemudian di samping kirinya ada Shaka yang dengan enaknya memeluk badan Tania. Kaki lelaki itu bahkan nangkring di atas paha Tania. Sumpah! Tania kecolongan!

"SHAKA!" teriak Tania kesal, berusaha menjauhkan Shaka dari badannya dan melepas pelukan lelaki itu.

Sial sekali Tania. Saking serunya mengobrol pas malam-malam, sampai-sampai ia tak sadar kalau Shaka tidur satu ranjang dengannya. Ih! Pokoknya Tania enggak terima banget!

"Jauh-jauh Shaka, gue tendang lo ya!" decak Tania.

Shaka hanya bergumam pelan, lelaki itu tak menggubris omelan Tania. Merasa seperti guling, Shaka justru mempererat pelukannya. Ia malah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Tania dan sontak mengenai rambut Tania.

"Wangi pisan," gumam Shaka dengan mata yang masih terpejam.

"Guling kesayangan aing enak banget!" ujar Shaka nyengir. Tetapi matanya masih tertutup.

Astaga! Degup jantung Tania berdetak kencang. Perempuan itu bergeming dengan posisinya yang masih di peluk Shaka. Tania berusaha menetralkan debarannya. Lantas, ia menghela napas panjang.

Stres In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang