•••
Terus menyakiti sampai lupa tentang pentingnya sebuah harga diri. Memang manusia haus akan duniawi.
•••Belasan tahun-ia di paksa untuk selalu tegar dan pasti Tania usahakan. Menjadi perempuan yang kuat dan tidak mau terlihat lemah selalu ia tekadkan dalam dirinya.
Namun harus sampai kapan?
Wanita yang tak punya hati itu terus menarik keras tangan Tania hingga masuk ke dalam Bar yang sangat ramai-di padu bau alkohol begitu menyengat yang masuk pada indra penciuman Tania.
"Kali ini! Kamu gak akan bisa kabur anak sialan!" tekan Sani galak.
Tania menggeram menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya. Lagi-lagi ia harus menginjakkan kaki ke tempat laknat ini. Mamanya benar-benar sudah hilang kewarasannya.
Dress hitam ketat sepaha serta lengan yang terbuka membuat bentuk tubuh ramping Tania terlihat jelas. Perempuan itu masih berusaha memberontak dari cekalan Sani yang keras.
"Lepasin Tania, Ma!"
Sani memperkuatan cekalannya. "Jangan bikin saya meledak di sini bodoh!" ancam Sani tajam.
Tania tidak bisa terus-terusan begini, sebaik apapun dan sesopan apapun Tania. Sani tetap saja tidak menghargainya sebagai seorang anak pada umumnya.
Tidak ada yang dapat menolong Tania saat ini-papanya sudah tiga hari tidak pulang karena pekerjaan yang harus di urus. Tania semakin frustrasi.
Wanita bak iblis itu mengedarkan pandangannya. Menyeringai seram ketika mendapati pria yang sudah ia janjikan tengah duduk santai di sofa hitam dengan wine di tangan kanannya.
"Malam ini kamu akan habis!" Sani berbisik tepat di telinga Tania, membuat perempuan berambut curly itu bergidik dengan jantung berdegup takut.
"Lo gila!" pekik Tania tanpa sopan santun meskipun itu ibu kandungnya.
"Diam!" di seretnya tubuh Tania secara paksa lantas menghempaskannya pada pria berjas hitam yang tengah duduk dengan kaki di angkat satu.
"Mainkan sesukamu!" tukas Sani pada pria itu.
Dengan perasaan senang pria tersebut tersenyum puas. Menatap Tania penuh hasrat seraya membelai wajah Tania.
"Jangan sentuh gue anjing!" Tania berkata kasar, menepis keras tangan pria itu agar tak menyentuh anggota tubuhnya.
"Jangan kasar gitu dong," ucap pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stres In Life
General FictionKita sebatas mengejar bahagia dengan cara sama-sama terluka. ( Warning ⚠ violence, profanity, gay and sexuality 18+) --- "Lama-lama, saya bunuh kamu!" "Arrgghhh." --- "Kalau gue cemburu, namanya gue sayang. Lo mau gue sayang?" --- "Lo mau kemana? Bi...