24-Ingkar janji

578 46 2
                                    

Bisa follow dan vote sebelum reading temen-temen??

•••Terkadang manusia lupa akan janji karena sebuah urusan yang tanpa sadar mengecohkan hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Terkadang manusia lupa akan janji karena sebuah urusan yang tanpa sadar mengecohkan hidupnya.
•••

"SHAKA ...."

Lelaki yang baru mengeluarkan vespa berwarna putih dari dalam gerbang rumahnya dan hendak pergi sontak mengurungkan niat kala melihat sosok perempuan cantik berdiri di ujung jalan. Kening Shaka mengernyit, ia menatap lurus perempuan yang tengah berjalan ke arahnya sambil menangis.

"Sanres?" tegur Shaka, bingung karena malam-malam ia melihat ada perempuan pemilik rambut blonde di area rumahnya.

"Kenapa? Kok lo nangis?" lanjut Shaka bertutur.

Sanres tak menjawab, perempuan yang berderai air mata itu pun lantas berhambur ke dalam pelukkan Shaka, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang milik Shaka dan mencium aroma parfum khas mantannya itu.

"Reiki jahat, Shaka!" ucap Sanres lirih. "Dia bohongin gue, dia berengsek."

"Iya," kata Shaka. Menaruh motornya di tepi gerbang lalu mengusap rambut Sanres.

"Apa yang dia lakuin sama lo sampe nangis gini? Dia nidurin lo?"

"Nggak," jawab Sanres cepat, mendongkak dengan mata yang masih basah. "Reiki—gay. Dia jadiin gue pelampiasan buat menutup kebusukan dia, Shaka."

"Jadi lo udah tau, ya?" Shaka menghela napas panjang. "Cowok lo emang gay, Res."

Cukup terkejut sampai Sanres menatap Shaka kembali. "Jadi lo udah tau?"

"Iya, aing liat sendiri."

"Kenapa lo nggak kasih tau gue Shaka? Lo sama jahatnya!" hardik Sanres, tangisnya kembali pecah. Ia merasa di khianati.

"Bukan gitu," ujar Shaka bingung. "Gue nggak berhak bongkar rahasia orang. Itu bukan hak gue, akhirnya lo tau sendiri cowok lo itu kayak apa 'kan?"

Sanres sesegukkan, ia mengeratkan pelukkannya pada Shaka. Sangat nyaman. Sanres begitu betah sampai Shaka kembali menyadarkannya.

"Res, aing mau pergi atuh. Udah jangan nangis, gak enak kalo ada yang liat gini."

"Kali ini aja Shaka ... Perasaan gue beneran hancur."

Shaka iba, cowok itu mendesah pelan. "Ya, udah. Hayu masuk ke dalem rumah aja, jangan di luar gini."

Kebetulan Ibu sedang tidak ada di rumah, jadi Shaka merasa aman dengan kehadiran Sanres. Sedikit informasi, Ibu agak tidak suka kepada Sanres semenjak perempuan ini pergi meninggalkannya dan memilih Reiki kala itu. Tapi Shaka sudah sangat iklas. Iklas banget-banget.

"Nyokap lo kemana?" tanya Sanres, meraih segelas teh yang di buatkan Shaka lalu di seruput pelan.

"Lagi ke rumah ayah mereun." Shaka duduk di sebelah Sanres. Ia gelisah ketika melihat jam sudah pukul sepuluh malam. Shaka ada janji pada Tania ingin pergi ke rumah Alena bersama.

Stres In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang