Hai, sebelum baca jangan lupa untuk follow dulu, ya. Karena setiap pengumuman akan aku share melalui wall.
Aku tau ini cerita baru, dan mungkin ... Ga banyak yang baca atau akan ramai. Aku ga berharap banyak:)
•••
Terus-terusan di maki sampai lupa cara untuk menyayangi.
•••Dapur menjadi saksi tersiksanya Tania karena Sani-terus memukuli Tania dengan tongkat golf milik papanya. Wanita yang tak mengenal belas kasih itu tak henti-hentinya memukul keras kaki Tania hingga membiru.
Wanita itu murka seperti orang kesetanan, matanya memerah dengan rahang mengeras. Ia mengambil kesempatan menyiksa Tania tatkala suaminya berada di kantor.
"Ampun ... Ma,"
"DIAM! INI HUKUMAN KARENA KAMU LAGI-LAGI KABUR!"
Sani begitu marah ketika salah satu teman prianya mengabari kalau Tania tidak ada di Bar malam itu. Sani kehilangan uang yang seharusnya masuk ke dalam rekeningnya namun gagal karena Tania yang tak mau menurut.
Prang!
Sebuah piring Sani lempar pada tembok belakang punggung Tania, piring itu jatuh beserta serpihan beling yang berhamburan dan mengenai telapak tangan Tania akibat terpentalnya beling tersebut.
Tania meringis, terasa perih bercampur nyeri yang berasal dari kedua kakinya.
"SAYA BENCI BANGET SAMA KAMU! KENAPA KAMU GA PERNAH NURUT APA MAU SAYA, HAH?!" bentak Sani dengan napas memburu.
"Karena Tania ga mau, Ma! Apa Mama ga bisa mengerti Tania?!" kalimat terakhir yang di ucapkan Tania meninggi membuat Sani menggeram kesal.
plak!
Pipi Tania memerah, Sani begitu kalap dan bertubi-tubi menyiksa Tania. Seperti seekor binatang yang seenaknya Sani perlakukan.
"DEMI TUHAN SAYA BENCI BANGET PUNYA ANAK! SEMUA KARNA PAPAMU YANG MENUNTUT SAYA HAMIL! KAMU MENYUSAHKAN ANAK SIALAN!"
Tania memejamkan matanya, napasnya menggebu berusaha menetralkan detak jantung yang kian berdebar cepat. Perempuan itu tidak menangis, rasanya lelah kalau hanya mengandalkan air mata saja.
Mendongkak, Tania menatap Sani garang. "Tania baru tau, ada sosok Ibu berhati iblis! Dan itu Mama!"
"ANAK BERENGSEK! BERANI-BERANINYA KAMU NGOMONG GITU KE SAYA!" Sani melempar gelas beling pada wajah Tania, dan itu tepat mengenai tulang hidung pada perempuan itu dan gelas tersebut berakhir pecah karena terbentur lantai.
Tangan Tania bergetar hebat, lagi-lagi ia merasa tertekan hidup begini. Kemarin malam, Tania merasakan ketenangan kala tidur di rumah Alena. Namun kalau sudah pulang, Tania harus kebal dengan semua perlakukan kejam mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stres In Life
General FictionKita sebatas mengejar bahagia dengan cara sama-sama terluka. ( Warning ⚠ violence, profanity, gay and sexuality 18+) --- "Lama-lama, saya bunuh kamu!" "Arrgghhh." --- "Kalau gue cemburu, namanya gue sayang. Lo mau gue sayang?" --- "Lo mau kemana? Bi...