9-Tangisan

948 66 34
                                    

Hai? Tetep semangat nulis meskipun belum ada yang baca. Wkwk

•••Terus-terusan di hadapkan dengan posisi serba salah yang setiap waktu hampir ingin menyerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
Terus-terusan di hadapkan dengan posisi serba salah yang setiap waktu hampir ingin menyerah. Semuanya karena goresan luka yang sudah parah karenanya.
•••

Seorang Bartender baru saja memberikan sebotol wiski untuk lelaki yang tengah duduk santai seraya memegang gelas bening berukuran kecil di tangannya.

Karel berdecak kagum, lelaki yang sudah setengah sadar itu nyegir kala melihat Shaka yang terus meneguk minuman berbau alkohol dengan begitu semangat.

"Lo keren anjing!"

Shaka tertawa, melirik Karel dengan alis terangkat lalu berujar. "See? Gue bisa minum sebanyak ini."

Karel mangut-mangut saja, ia pikir Shaka tidak bisa minum alkohol sebanyak itu namun nyatanya lelaki itu melakukannya tanpa pikir panjang.

Mengedarkan pandangan, Karel mengukir senyum lebar tatkala melihat Silan tengah asik menari di atas dancefloor bersama cewek-cewek berpakaian yang hampir terbuka semua. Silan belum terlalu mabuk, lelaki itu masih punya kesadaran penuh. Berbeda dengan Shaka yang sudah teler.

Bahkan mereka bukan sekadar datang ke Bar untuk minum, namun ketiga lelaki itu justru datang ke sebuah club besar di kotanya. Mereka merasa asik menghabiskan waktu malam minggunya di tempat remang-remang begini.

"Hi, Baby. Kau begitu ganteng," wanita penggoda. Atau yang sering di sebut jalang itu duduk di atas paha Shaka, berusaha merayu dengan cara memperlihatkan belahan payudaranya yang sangat penuh.

"Haha," Shaka tertawa sinting. "Aing emang ganteng. Anak Ibu mana ada jelek."

Di belainya wajah Shaka membuat lelaki itu merinding. "Kau mau tidur bersamaku?" tawarnya penuh hasrat.

"Atuh Neng, eh Mbak. Eh Tante ya? Teu mau ah, entar nagih kalau gue tidurin elo."

Karel tertawa keras, ia tau kalau Shaka sedang mabuk pasti omongannya frontal. Ia menggeleng, ternyata di mejanya begitu banyak botol alkohol yang sudah di minumnya bersama Shaka.

Vodka, wiski, bir dan minuman alkohol lainnya yang membuat kepala pening dan kesadaran hilang. Itu kesenangan bagi anak muda zaman sekarang.

Wanita itu menggelayutkan tangannya pada punduk Shaka, mengamati wajah Shaka yang babyface seakan masih seperti bocah SMA. Padahal lelaki Sunda itu sudah menjadi mahasiswa.

"Aku menyukaimu, mari kita bersenang-senang."

Cup.

Stres In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang