•••
Rasa nyaman ini selalu saja melekat kala bersamamu.
•••"REL ROKOK GUE MANA?!"
Karel mengusap telinga, suara Shaka tak enak di dengar. "Di pantat lo!"
"Di pantat? Gue nanya rokok, bukan tai!" Shaka sewot.
"Nih," Silan yang tengah asik bertukar pesan pada Kiya merasa terganggu, cowok itu lantas melemparkan bungkus rokok yang hanya tinggal beberapa batang di dalamnya.
"Timaaciw Sialan," kata Shaka, sengaja mempelesetkan nama Silan.
"Emang anjing lu Shak,"
"Titisan siluman!" Karel menimpal.
"Gue nyesel deh ke kosan lu Rel. Kena bully mulu gue," ujar Shaka. Harusnya ia memang masuk saja kuliah, tapi karena rasa malas yang mendominasi lebih kuat akhirnya ia memilih untuk ke kosan Karel ini.
"Gak ada link bokep apa? Yang terbaru gitu," ujar Karel. Langsung mendapatkan timpukan bantal dari Silan dan juga Shaka.
"Otak lu anjing!"
"Gue sundut rokok nih!" ancam Shaka.
Karel misuh-misuh, cowok itu lekas membuka laptop, ia memilih menonton serial netflix saja kalau gitu. Kebetulan Karel memang suka nonton film.
"Kita bolos mulu dah kalo di pikir-pikir," kata Silan. Mulai sadar.
"Padahal udah bukan anak SMA lagi," Karel menyahut. "Kecuali Shaka, dia mah bocah TK!"
"Beneran ini mah, aing sundut rokok mulut lo Karel!"
"Cium aja cium," kata Karel. Memonyongkan bibirnya membuat Shaka menggerling kesal.
"LO MAU KAYAK FADHLAN SAMA REIKI?!"
"Iya sebenernya gue juga homo,"
"HEH BANGSAT!" umpat Shaka kompak bersama Silan. Karel malah nyengir tak berdosa.
"Bercanda. Ya kali, amit-amit cabang monyet!"
"Terauma gue kalo denger kata homo, jember anying. Aing liat sendiri soalnya." Shaka bergidik jengah.
"Duniawi makin hadeh," ujar Silan. Menyenderkan punggung pada dinding, sesekali senyum-senyum tatkala membalas pesan dari Kiya.
Shaka mematikan rokok yang sudah habis itu, ia membuang puntung rokok pada asbak lalu meraih bantal dan mencari posisi ternyaman. Siang ini, ia mau tidur saja. Lagipun, Karel sibuk menonton film bucin, kalau Silan yang jadi bucin. Sudahlah, mending Shaka ke alam mimpi saja 'kan?
"Selamat bobo,"
****
Tania serta Fadhlan memasuki lift, mereka baru habis selesai kelas dan berniat untuk pulang. Agak gugup, Tania berdeham. Karena di dalam lift hanya mereka berdua, Tania merasa canggung banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stres In Life
General FictionKita sebatas mengejar bahagia dengan cara sama-sama terluka. ( Warning ⚠ violence, profanity, gay and sexuality 18+) --- "Lama-lama, saya bunuh kamu!" "Arrgghhh." --- "Kalau gue cemburu, namanya gue sayang. Lo mau gue sayang?" --- "Lo mau kemana? Bi...