Aku memandang foto seorang wanita yang begitu cantik dengan wajah khas Eropa nya. Wajah yang diwariskan sebagian besar kepadaku sehingga tak heran jika Samuel langsung beramsumsi bahwa dia adalah ibu kandungku. Kini aku tau kenapa wajahku berbeda dengan orang tua dan kakak kakak ku yang lain? Ya, itu karena kami memang tidak ada ikatan darah.
"Mom, is that you? Senyum mu lebar banget disini" ucapku lirih sambil mengusap usap sebuah foto lama yang kini berada di genggamanku.
"Mom, aku gak tau bagaimana cara menghadapi mama dan papa setelah ini. Andai kau berada disini! Kau akan membantuku kan?"
"Kau tidak membuangku kan, Mom? Soalnya aku masih penasaran kenapa aku bisa sampai di keluarga Abraham?"
Mataku tiba tiba tak sengaja menangkap tulisan kecil di belakang foto tersebut. Sudah agak lusuh dan pudar sehingga aku kesulitan untuk membacanya. Lama aku meneliti tulisan tersebut sampai sebuah senyuman terbit di wajahku begitu berhasil menerjemahkannya.
Alana Reylee
Alana? Itukah nama ibuku?
Air mataku luruh begitu saja di sela pelupuk mataku yang kali ini aku biarkan begitu saja. Semenjak mulai mengetahui sedikit kebenaran, aku menjadi lebih cengeng. Aku sadar itu!
"Mommy Alana" ucapku dengan perasaan haru.
Tok tok tok
Fokusku teralihkan dari foto ibuku kearah pintu kamar yang diketuk. Aku buru buru memasukkan foto Mommy kedalam laci nakas dan langsung membuka pintu. Ternyata Alesya.
"Ada apa?" Tanyaku lembut. Namun, rupanya anak ini memang terlahir menyebalkan karena bukannya menjawab pertanyaan ku, dia langsung nyelong masuk kedalam kamar ku dan duduk di ranjang dengan wajah angkuhnya.
"Aku tidak suka kau dekat dekat dengan papa" aku mengernyit bingung mendengarnya.
"Masalahnya?" Tanyaku ikut duduk, namun bukan di ranjang melainkan di kursi riasku. Mataku sepenuhnya menatap gadis itu.
"Kakak nanya masalahnya? Gila ya! Aku ini anaknya dan bagiku istri papa cuma mama bukan kakak" Oke, sepertinya pembahasan lama terulang kembali.
"Kalau hanya itu yang ingin kau bicarakan, lebih baik kau keluar Ca!" Ujarku seraya menunjuk pintu kamarku. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi ibu tiri jahat seperti ini, tapi aku muak jika terus berdebat masalah yang sama.
Alesya mendengus pelan dan beranjak pergi, namun begitu hendak mencapai gagang pintu gadis itu tiba tiba berbalik menatapku.
"Kau-- tidak mengadukan aku dan Devan ke papa kan?" Tanyanya khawatir. Oh jadi karena masalah itu anak gadis ini kekamarku?
"Tentu saja aku kadukan" jawabku santai yang membuat matanya langsung melotot keluar.
"What!!" Teriaknya yang membuatku langsung menyentuh dada saking kagetnya. Dosa yang mana yang membuatku berakhir menjadi ibu tiri gadis menyebalkan ini.
"Bercanda. Tegang amat, Ca. Aku nggak beritahu apa apa ke papamu kok. Belum lebih tepatnya" ucapku iseng.
"Lo udah gila?" Tanya nya cemas.
"Well, kalau kamu mau kasih nomor ponsel Devan padaku, maka rahasia aman sampai kapanpun"
"Siapa Devan?" Suara berat seorang pria sukses membuat tubuh kami kaku dengan jantung yang berdetak cepat.
"Eh papa. Gak ada kok, pa. Iya kan, Mom? Caca cuma mau dekat dengan Mommy Selena kok" Balas gadis itu gugup apalagi setelah mendapat tatapan tajam dari papanya.
"Selena?" Dokter Satria melirik kearahku dangan pandangan bertanya.
"Eh iya mas, tadi Caca mau diajari bagaimana cara make up yang baik hehe" sial. Aku merinding hanya karena ditatap begini.

KAMU SEDANG MEMBACA
SELTRIA
Romance[NEW COVER] Wajib Follow sebelum baca✨️ ××× Dia Selena, gadis belia yang harus merasakan ketidak-adilan dalam hidupnya. Semuanya kacau berantakan karena sedari awal dia sudah salah dalam memilih, namun ketahuilah bukan hanya itu saja keadaan terburu...