Author pov
"Alesya..." Teriak Selena tanpa sadar, dia menutup mulutnya sendiri begitu menyaksikan kelakuan anak remaja itu. Dimana pikiran gadis itu? Kenapa berani sekali membawa laki laki kedalam rumah ini? 'Lihatlah Amanda, siapa yang lebih jalang?' batin Selena sinis.
"Kakak, ehh... I--ni" Alesya dilanda kegugupan yang sangat, dia tidak menyangka akan dipergoki seperti ini apalagi oleh Selena yang sebelumnya selalu dia hina.
"Kenapa gugup? Aku gak nyangka kelakuan kamu begini? Bagaimana kalau papamu tau?" Tanya Selena yang kian menakut nakuti anak tirinya.
Alesya berubah pucat dan berkeringat dingin, gadis remaja itu terlihat hampir mengeluarkan air mata yang membuat Selena sedikit iba melihatnya.
"Kak, jangan laporin kita ya?" Alesya memohon sambil menggenggam erat tangan Selena, air mata gadis itu benar benar telah mengalir. Alesya tidak peduli kepada siapa dia memohon dan meminta, dia hanya peduli kepada nasibnya apabila papanya sampai tau kelakuanya.
"Tergantung" jawab Selena acuh. Tanpa memperdulikakn kedua remaja itu, Selena dengan santainya mengambil air minum dan memuaskan dahaganya. sedetik kemudian. Selena tersadar akan sesuatu, kenapa sedari tadi pacar Alesya diam saja? bukannya ikut membantu, laki laki itu malah membatu di tempatnya. Selena melirik sekilas remaja laki laki itu dan mengernyit bingung." Pacarmu tampaknya tidak peduli kalau aku mengadukan hal ini kepada papamu" ujar Selena seraya melirik sekilas kearah Alesya.
"Eh.." Alesya terdiam dan ikut melihat laki laki itu.
"Yang, kenapa diam saja? bantu aku dong!" hampir saja Selena menyemburkan air yang ia minum begitu mendengar suara manja Alesya, kenapa ia yang jadi geli sendiri mendengarnya?
"Kak, kita pernah bertemu?" bukannya menjelaskan, laki laki itu malah bertannya kepada Selena yang mana langsung membuat Selena mengernyit bingung. "Maksudnya?" tanya Selena singkat. Laki laki itu berjalan mendekati Selena dan meneliti wajah cantik wanita itu yang mana langsung membuat wajah Alesya berubah menjadi cemberut dan kesal. "Saya merasa tidak asing dengan wajah kakak" ujarnya lagi. Selena ikut terdiam melihat bocah remaja yang sekarang malah menitikkan air matanya, "Ah saya mungkin salah mengenal orang, mana mungkin saya pernah melihat kakak" Pria itu bertanya dan menjawab pertannyaan nya sendiri seperti orang bodoh, Alesya memegang tangan bocah remaja itu dan memaksa nya untuk berbalik menatapnya.
"Van, are you okay?" tanya Alesya khawatir. Pria itu mengangguk dan kemudian tersenyum manis." I'm okay Ale" jawabnya lembut. Selena terdiam menyaksikan interaksi keduanya, terlebih lagi kepada bocah bule itu. Seperti pria itu, Selena juga merasa familiar melihat wajahnya, tapi dimana ia pernah melihatnya?
Selena menggeleng pelan, tidak ada gunanya dia memikirkan hal yang tidak penting seperti itu. Sebelum pergi, dia memperingatkan Alesya untuk mengusir pacarnya dan kembali tidur sebelum dia turun tangan sendiri untuk mengadukan keduanya. Anggap saja kebaikannya kali ini karena dia telah merebet papanya dari mamanya seperti yang Alesya kira.
***
Ada yang janggal dari Selena pagi ini, entah kenapa dia begitu bersemangat untuk berangkat kuliah. Sembari bersenandung pelan, wanita itu mengenakan almamater bewarna hijaunya dikarenakan hari ini ada acara di kampus dan Selena ditunjuk menjadi salah satu pengisi acara. Wanita itu disuruh untuk menjadi pembicara atau motivator untuk anak muda.
Setelah selesai bersiap siap, Selena berjalan menuju dapur untuk menyiapkan bekal nya ke kampus. Bukan karena ia anak rumahan yan selalu disiapkan bekalnya, melainkan ia hanya terlalu malas untuk sekedar pergi ke kantin nantinya.
"Istri cantik mas lagi ngapain?" Selena tersentak kaget begitu mendengar suara Satria yang tiba tiba muncul dibelakangnya. "Mas seneng lihat kamu semangat kuiah seperti ini, Selena" ujarnya lembut yang hanya dibalas keterdiaman oleh wanita itu. Satria menghela nafasnya melihat sikap Selena yang kembali cuek padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELTRIA
Storie d'amore[NEW COVER] Wajib Follow sebelum baca✨️ ××× Dia Selena, gadis belia yang harus merasakan ketidak-adilan dalam hidupnya. Semuanya kacau berantakan karena sedari awal dia sudah salah dalam memilih, namun ketahuilah bukan hanya itu saja keadaan terburu...