Hamil?

4K 395 33
                                    

Selena mengerjapkan matanya dan berusaha membuka kelopak matanya yang serasa seperti di lem. Ketika dia telah berhasil membukanya, matanya langsung bertatapan dengan seorang dokter muda, yang ditaksir wanita itu seumuran dengan suaminya.

"Hai Selena. Gimana perasaanmu? Apa masih lemas?" Tanya dokter cantik tersebut sembari tersenyum ramah.

"Sudah lebih baik, dok. Ada apa  dengan saya sebenarnya, dok? Kenapa saya bisa muntah muntah seperti tadi?" Tanyanya cemas.

Dokter Kareen menghela nafasnya dan mengusap rambut istri muda dari sahabatnya itu. Melihat Selena, dia merasa kembali menatap adiknya yang sudah lama pergi ke pangkuan tuhan.

"Saya belum bisa memastikannya, Selena. Tapi saya rasa kamu tengah hamil saat ini. Nanti saya rekomendasikan dokter kandungan terbaik yang akan memeriksakan kamu. Tapi sebelum itu, saya mau bertanya suatu hal, dimana dokter Satria?" Tanya Dokter Kareen lembut. Selena terkejut luar biasa mendengar fakta kalau dia tengah hamil, bukan raut wajah senang yang ada di wajahnya melainkan ketakutan yang sangat dalam. Ya tuhan, dia belum siap. Tanpa sadar air matanya mengalir derasa dan menatap sayu dokter Kareen yang masih setia menunggu jawabannya.

"Dia ada di sini juga dok, di ruangan mbak Amanda" jawab Selena lemah. Dokter Kareen terlihat terkejut sebentar dan kembali menormalkan ekspresinya.

"Jadi dia tidak tau kamu ada disini?" Tanyanya bingung.

"Tau dok, tapi dia tidak tau saya sudah pulang tadi malam dan masuk ke sini lagi"

"Oh sayang.. bisa bisanya dia lupa sama kamu. Saya akan menyeret dia kesini sekarang juga" Dokter Kareen yang  hendak pergi langsung mengulurkan niatnya begitu Selena mencengkram tangannya.

"Dok, saya mohon jangan kasih tau apapun sama dia sekarang. Saya tidak mau menambah beban pikirannya" Selena menyatukan kedua tangannya didepan dada memohon pertolongan dari dokter cantik itu sehingga membuat Kareen tak sampai hati untuk menolak keinginannya.

"Saya tidak tau mengapa Satria masih bertahan sama Amanda sampai saat ini" gumam dokter Kareen yang masih bisa didengarkan oleh Selena.

"Maksudnya, dok?"

"Ah lupakan Selena, saya akan keluar dulu dan memanggil kedua temanmu yang sejak tadi tidak berhenti menangis. Kalau ada masalah tekan saja tombol disamping ranjang ini, ya!" Selena hanya mengangguk pelan dan menatap kepergian dokter Kareen beserta seorang perawat yang setia mengintil dibelakangnya.

"Gak mungkin gue hamil" batin Selena miris.

***

"Dokter bilang apa tadi, beb? Lo sakit apa? Apa perlu kita panggilin dokter Satria kesini? Udah greget banget gue, sejak kemarin dia gak nampakin batang hidung nya disini" cerocos Nindy dengan kesal yang langsung di angguki Bianca.

"Gak usah. Kalian lebih baik pulang aja sekarang. Ini udah jam tiga sore dan lo ada jadwal kuliah jam empat sore nanti, Nin. Gue gak papa disini sendiri" jawab Selena lirih.

"Gak! Gue gak peduli sama kuliah, Ele. Lo itu sahabat kita dan membiarkan lo disini sendiri sama aja dong kita dengan suami brengsek lo itu"

"Nindy" tegur Bianca tak enak pada Selena begitu mendengar umpatan Nindy.

"Kita gak akan bergi kan, Bi? Gue gak mau ninggalin Ele sendiri disini" Selena menitikkan air matanya terharu akan kebaikan hati kedua sahabatnya itu. Dia sadar didunia yang luas ini, Selena tidak punya siapa siapa lagi kecuali suami dan para sahabtnya. Bahkan suaminya sendiripun, sudah dua hari ini tidak melihat keadaannya. Entah kemana perginya pria itu. Selena bahkan lupa bahwa dirumah sakit ini lah suaminya bekerja, dan dirumah sakit ini juga suaminya rela bolos kerja demi menjaga istri pertamanya.

SELTRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang