Maaf, sayang

5.2K 449 72
                                    

Setelah kepergian kedua sahabatnya, Selena masuk kedalam rumahnya sambil menenteng tas selempang dan paper bag berisi barang barangnya dari runah sakit. Hampir saja dia terjatuh saking kagetnya begitu membuka pintu langsung terlihat wajah suaminya yang terlihat hendak keluar rumah.

Pria itupun tak kalah terkejut melihat kehadiran Selena yang tiba tiba, niatnya yang ingin kembali mencari istri nya tersebut langsung urung seketika.

"Ya ampun, dek. Kamu dari mana saja?" Tanya Satria cemas sekaligus lega melihat Selena dalam keadaan baik baik saja. Namun, wajah tampan pria itu langsung memucat begitu Selena menjauh ketika ia hendak memeluknya.

"Ada apa, sayang? Kenapa kamu menghindar?" Tanyanya bingung.

"Tidak ada apa apa. Aku capek, mau istirahat" Jawab Selena singkat dan hendak pergi sebelum Satria menahan pergelangan tanganya.

"Ada apa, hmm? Bilang sama mas kamu kenapa?"

Darah Selena langsung mendidih seketika begitu mendengar pertanyaan itu.

"Ada apa mas tanya? Aku dirumah sakit sendirian dan kamu gak pernah datang sekalipun, mas. Segitu cintanya kamu sama mba Amanda sehingga untuk mengirimkan pesan saja tidak bisa? Kamu laki laki gak bertanggung jawab yang pernah aku kenal" Jawab Selena marah. Tak bisa di pungkiri, hormon kehamilannya telah bekerja dengan baik saat ini yang membuat perasaanya tak menentu.

Satria menggeleng kuat menjawabnya sambik terus berusaha untuk menggenggap tangan Selena yang berakhir di tepis wanita itu.

"Mas minta maaf, oke. Demi Allah gak ada niatan di hati mas sama sekali buat gak peduliin adek. Percaya sama mas ya sayang, please. Jangan kayak gini. Kemarin trauma Amanda kambuh, mas benar benar gak bisa hubungin kamu"

"Trauma? Trauma bagaimana yang membuat kamu gak bisa balas pesanku sekalipun? Kamu cuma baca pesanku, Satria. Kamu baca, tapi kamu gak balas" persetan dengan sopan santun, Selena benar benar emosi saat ini. Apalagi masalah kehamilannya yang benar benar belum diterimanya dengan sepenuh hati. Semua orang akan mengiranya wanita yang jahat yang dengan begitu teganya tidak menginginkan bayinya sendiri. Orang orang hanya tidak tau bagaimana perasaannya saat ini.

"Sayang, ponsel mas di Amanda. Mas benar benar menyesal karena hal itu. Demi apapun mas gak ada niatan mengabaikan adek gitu aja. Udah beberapa kali mas coba untuk keluar untuk menemui kamu, tapi Amanda akan mengancam untuk membunuh dirinya sendiri" jawab Satria.

"Alasan mu hanya itu, mas? Kalau kamu bisa luluh hanya karena ancaman murahan seperti itu, kenapa enggak dari dulu sebelum kita nikah aja dia ngancam begitu? Kalau dulu dia mengancam kamu untuk tidak menikah lagi, kamu pasti gak akan nikahin aku dan aku gak perlu terjebak disini sama kamu. Meski aku tidak sejenius kamu, tapi aku gak sebodoh kamu dalam memutuskan sesuatu" seru Selena emosi.

"Aku tau aku hanya istri kedua mu yang juga akan di jadikan prioritas kedua oleh kamu. Tapi setidaknya hargai aku sebagai wanita, mas. Aku bukan barang yang hanya dipakai bila dibutuhkan majikannya" lanjut Selena datar yang membuat mata Satria memerah mendengarnya. Ada setitik rasa kasihan di hati Selena saat melihat keadaan suaminya saat ini. Dengan mata memerah menahan air mata disertai dengan penampilan yang berantakan, Satria seperti pria yang kehilangan arah saat ini. Bahkan kancing kemeja pria itu tak terkancingkan dengan baik walaupun hal itu tidak mengurangi kegampananya sedikitpun.

"Mas minta maaf" ucap Satria lirih sambil memandang sendu mata Selena.

"Disana bukan hanya ada mas tapi Alesya juga. Dia putri mas, dan dia selalu mohon mohon sama mas untuk selalu menuruti keinginan mama--"

"Iya udah tau kok alasan kamu selanjutnya. Gak usah di terusin. Cukup jadi suami dan ayah yang baik saja untuk mereka. Anggap saja aku gak ada dirumah ini"

SELTRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang