Aku memilin ujung kemeja ku begitu melihat suamiku tampil dengan begitu gagahnya, bolehkan aku sedikit berbanggga hati sebagai istrinya sekarang? Yaah walaupun istri kedua.
Satria begitu berwibawa dalam menyampaikan motivasi kepada seluruh mahasiswa disini, pria itu menjelaskan kenapa dia bisa lulus dan wisuda diumur yang masih sangat muda, disaat temannya yang lain heboh dengan tugas kuliah mereka, dokter Satria sudah mulai menjalankan tuganya untuk menyelamatnya nyawa seseorang.
Setelah acara tersebut, aku mendapatkan pesan dari beliau yang menyuruhku untuk datang ke toilet. Aku ingin menolak namun dia memohon seperti anak kecil hingga membuatku menghela nafas pasrah.
"Mas kangen, sebentar aja ya sayang"
"Dirumah kan kita ketemu lagi"
"Habis ini mas langsung ke rumah sakit, mungkin nanti malam pulang larut"
"Oke sebentar"
Aku memutuskan akhirnya untuk menemui pria tersebut ketoilet wanita, demi tuhan bagaimana pria tersebut bisa masuk kedalanya? Memikirkannya membuatku pusing setengah gila. Bapak bapak yang satu itu!! Duhhh
Aku membuka pintu toilet yang kuyakini ada beliau didalamnya, benar saja dia langsung menyambutku dengan senyuman teduhnya yang tiba tiba membuat jantungku berdebar.
"Apa?!" Ucapku kesal yang dibalas kekehan ringan darinya, dia lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang ternyata ada di belakang tubuhnya. Begitu melihat barang tersebut, nafasku tercekat dan melotot sempurna.
"Hadiah buat adek" ucapnya sembari mengangsurkan benda tersebut. Aku diam tak berkutik memandang senyumannya. Asal kalian tau benda yang barusan dia keluarkan adalah sebuah kamera DLSR dengan harga yang tidak main main dan dengan mudahnya dia membelikanku kamera tersebut disaat hampir seluruh hidupku mendamba dambakan untuk memiliki benda dengan harga yang fantastic itu. Bukan masalah lebay, aku juga bukan orang miskin yang tidak mampu membeli barang barang mahal, tapi tidak untuk kamera yang harga pajaknya saja mungkin bisa membuat mama langsung membunuhku ditempat.
"Beneran ini, mas?" Tanyaku dengan suara yang bergetar.
Dia tersenyum sembari mengelus kepalaku dengan lembut. "Beneran dong yang, dimanfaatkan dengan baik ya" ujarnya lembut. Tanpa pikir panjang aku langsung merengkuh tubuh kekarnya dengan perasaan yang haru luar biasa. Dia pria yang baik! Bukan karena dia membelikanku benda ini hingga membutku langsung memujinya begitu, tapi melihat tatapan teduh dan ikhlasnya yang berusaha menyenangkan istrinya.
Tubuhnya langsung menegang begitu aku memeluknya erat dengan mata yang masih menangis, "Makasih" ucapku lirih.
Dia membalas pelukanku tak kalah eratnya, berkali kali dia mencium keningku dengan sayang. "Ya allah mas bahagia banget kamu seperti ini dek, mas juga senang kamu selalu manggil mas bukan bapak lagi.. " tubuhnya bergetar hebat dan kurasa bahuku basah sambil terus mendekap pria itu erat. Ya tuhan, dia menangis?
Aku melepas pelukan kami dan mengangkat wajahnya untuk dapat menatapku dengan jelas. Ya dia menangis!
"Kenapa nangis?" Tanyaku lirih.
"Gak tau, mas mau nangis aja" jawabnya polos membuatku langsung mengusap pipinya yang basah dengan gemas. "Gak usah nangis ah, tadi aja tegasnya gak ketulungan waktu berpidato" kekehku pelan. Dia balas tersenyum menatapku yang juga tersenyum kearahnya, kemudian pria tersebut memojokkanku ketembok dan menghidupkan air untuk menyamarkan suara kami.
"Mau apa?" Tanya ku lirih dengan jantung yag tidak bisa dikondisikan lagi, aku menggigit bibir bawahku begitu merasakan deru nafasnya yang kian menderu menerpa wajahku. Posisi kami sangat dekat hingga jika aku bergerak sedikit saja maka bibir kami akan menempel sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELTRIA
عاطفية[NEW COVER] Wajib Follow sebelum baca✨️ ××× Dia Selena, gadis belia yang harus merasakan ketidak-adilan dalam hidupnya. Semuanya kacau berantakan karena sedari awal dia sudah salah dalam memilih, namun ketahuilah bukan hanya itu saja keadaan terburu...