Kacau

7.2K 341 1
                                    

Kedua mataku terbuka pelan untuk menyesuaikan cahaya yang berusaha masuk dan memberikan efek menyilaukan ini. seseorang telah mengganggu tidurku!

"Bangun pemalas! cantik cantik, tapi kok tidurnya ngebo gini?"

Aku merengek tak terima begitu sebuah tangan manusia yang mengganggu acara tidurku tersebut hendak menarikku pelan. Membawaku turun dari ranjang. Tanganku menggapai apa saja yang bisa menahan tubuhku agar tidak terangkat keatas. Namun hasilnya nihil karena tenaga orang itu benar benar kuat hingga aku sekarang telah turun dari kasur.

"Abanggg!!" Teriakku kesal. Ya, orang itu adalah Samuel.

Samuel tak memeperdulikan rengekanku dan terus menyeretku pelan menuju kamar mandi.

"Ada apa sih? Gue masih pengen tidur. Masih pagi juga" kataku kesal apalagi melihat tubuhku yang hanya bisa pasrah di tengah seretannya. Aktivitas tarik menarik itu berhenti sejenak karena sang pelaku sekarang malah beralih menatapku tajam.

"Bilang apa tadi? Coba ulangi!" Ancamnya tepat dikedua mataku. Melihat tatapan menakutkan itu membuatku bergidik takut dan meringis dalam hati.

"Apaan sih? Gak jelas banget" Jawabku malas. Berpura pura memasang tampang bodo amat lebih tepatnya.

"Lo-Gue yang---"

Belum sempat bang Samuel meneruskan perkataannya, aku langsung menyelanya dengan cepat. Pria yang memiliki kelemahan dalam mengontrol emosi itu pasti ingin meledak sebentar lagi. Dan aku? Kenapa juga selalu mencari masalah dengannya?

"Maaf, bang. Gak sengaja, janji deh gak diulangi lagi" ucapku menyesal.

Bang Samuel menggeleng pelan dan melepaskan tarikan tangannya. Pria itu mengambil sebuah handuk bewarna putih yang berada di gantungan dan melemparnya ke arahku.

"Cepat mandi! Abang mau ajak kamu jalan jalan" Ucap bang Samauel yang langsung membuatku terlonjak senang.

"Beneran bang?" Tanyaku tak percaya.

"Beneran"

"Yey!!" Teriakku bahagia. Memasang senyum lebar dan mengangkat kepalan tanganku ke atas.

Bang Samuel terkekeh melihatku yang berlari menuju kamar mandi sembari berteriak kesenangan. Tingkahku benar benar menggelikan dimatanya.

---

Bahagia itu sederhana! hanya dengan melihat sesuatu yang baru kita temui kadang bisa membuat kita tertawa senang. Terlihat bodoh tapi sangat menyenangkan untuk dilakukan.

Seperti yang baru saja kulakukan saat ini, bagaimana bisa aku tertawa hanya karena melihat seorang gadis yang berguling guling dilantai seperti bola itu? Semua orang menatapku aneh dengan raut wajah mencibir yang begitu kentara, mereka pasti menganggapku gadis kurang ajar yang terlihat senang menertawakan penderitaan orang lain tanpa berniat membantunya. BODO AMAT!!!

"Eh neng, bukannya dibantuin malah nertawain. Awas lo nanti giliran neng yang jatuh" ucap seorang wanita yang tengah menggendong anak nya itu dengan kesal. Aku menghentikan tawaku dan melirik bang Samuel yang berada di sampingku, ekspresinya susah dibaca tapi yang jelas itu bukan sesuatu yang baik.

"Puas tertawanya?" Tanyanya tegas. Aku menggigit bibir bawahku dan merengsek menjauh sebelum lahar api pria itu keluar.

Gadis yang telah berguling guling di lantai itu sudah bangkit berdiri setelah di tolong oleh seorang pria yang terlihat seumuran dengannya. Pria remaja yang datang bersama seorang gadis lain yang berada disampingnya.

Gadis yang berguling guling itu menepis tangan si pria dan menatap tajam gadis yang berdiri di samping pria tersebut. "Puas lo?" Tanyanya sarkas membuat gadis remaja itu meringkuk takut di samping sang pria. Seolah mencari perlindungan dari serangan yang mematikan.

"Erin stop! Bukankah aku sudah bilang kamu hanya salah paham" kata pria itu yang tampaknya sudah tak tahan melihat tingkah gadis yang dipanggil Erin tersebut.

Aku berseru dalam hati melihat pemandangan itu. Drama bocah remaja baru saja dimulai! Tapi sayangnya keasyikan ku berhenti ketika sebuah tangan menyeret ku menjauh dari tempat kejadian. Oh tidak! Setelah ini mungkin aku yang menjadi bahan drama oleh Samuel.

"Semakin hari tingkah kamu semakin buruk, El! Apa kamu senang menertawakan penderitaan orang lain?" Ucap bang Samuel begitu kami telah berada jauh dari kerumunan tadi.

"Seneng kok. Asal abang tau, gadis yang aku ketawain tadi itu pantas mendapatkannya. Abang gak liat aja gimana tadi dia menampar temen perempuannya itu" jawabku tak mau kalah. Merasa benar dengan pemikiranku sendiri.

"Sudahlah, kamu emang keras kepala kalau dibilangin" putus Samuel akhirnya. Pria itu berjalan pelan menjauhiku yang masih berdecak kesal mendengar ucapan nya barusan.

Kenapa dia tidak pernah mempercayaiku sih? Aku berani bersumpah kalau perempuan bernama Erin itu telah menampar teman perempuannya di depan banyak orang, hingga akhirnya tubuhnya berguling guling sendiri akibat tersandung sama heels nya miliknya. Jadi so pasti aku ketawa jahat dong!!

Eh waitt!! Kenapa aku malah mengurusi masalah tidak jelas ini?

"Kau sungguh tidak tahu mana yang penting dan mana yang tidak, Selena! Kau bahkan merasa senang mengurusi urusan orang lain!!"

***

Kata orang cinta itu rumit! Kata orang cinta itu adalah tentang kesiapan. Kesiapan untuk tertawa, bahagia bersama dan menangis sesudahnya. Mengenal cinta hanya akan menyulitkan langkahmu yang memang sudah begitu berat dari awal. Itulah mengapa, sebagian besar manusia berusaha tidak mengenal kata puitis tersebut.

Aku duduk termanggu di dalam balkon kamarku yang memeperlihatkan langsung pada suasana malam yang sangat mengerikan. Alih alih indah dengan nuansa para bintang yang berkelip, ini malah gelap gulita dengan petir yang menyambar dimana mana.

"El, masuk!! Cuaca lagi buruk, apa kamu mau tersambar petir?" Dan itulah kalimat yang kudengar sebanyak puluhan kali dari orang orang yang berbeda.

Aku bergeming, mataku tetap menatap lurus kedepan memandang kosong pada rintik hujan yang begitu menyayat hati. Aku tau kalau hari ini akan tiba, hari dimana semua kisah yang dibuat perlahan akan terkikis oleh waktu. Kebersamaan, kenangan dan apapun itu, semuanya tidak akan terasa sama lagi berkat kedatangan pendatang baru. Seperti sinetron indonesia yang makin membingungkan para penonton karena banyak kedatangan aktor baru yang tidak jelas peran seperti apa yang akan dimainkannya. Begitulah aku!!

Sekali lagi aku menatap ponsel yang masih menyala karena aku sengaja memperpanjang waktu nyalanya hingga 1 jam kemudian. Ponsel dengan tampilan yang masih sama sejak kegalauanku ini terjadi. Mario terlihat bahagia bersama pacar barunya! Setidaknya itulah yang aku tahu lewat senyuman lebarnya yang tengah memeluk seorang gadis lewat insta story nya.

"Secepat itu kah, kau melupakanku Rio?" Gumamku sendu. Entah kenapa hati ku terasa sakit melihat penampilannya yang semakin hari semakin tampan saja, senyumnya bahkan tak pernah luntur. Sangat berbeda denganku.

"Maaf.. hiks" dan inilah akhirnya jika aku terlalu menghayati peranku. Menangis dengan tidak tau malunya sambil memeluk ponsel yang menampilakan bukti bahagia seseorang. Senyum itu bukan untuk lagi! Mario mungkin bahkan telah melupanku saat ini.

Lama berdiam, aku akhirnya tersentak dan buru buru menghapus air mataku dengan kasar.

Sialan, untuk apa aku menangisi pria itu!? Gumamku pelan.

Aku bangkit dan memandang langit untuk terakhir kalinya malam ini, menatapnya sembari tersenyum manis seakan menunjukkan pada Mario bahwa aku juga berbahagia saat ini.

T.b.c

SELTRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang