Tidurku terganggu begitu mendengar suara grasak grusuk yang berasal dari lantai dasar rumahku. Aku beringsut ketakutan saat menyadari jika dirumah ini hanya ada aku seorang. Ibu ibu cerewet, eh maksudku mami Erlin sudah tak menginap lagi disini sejak dua hari yang lalu.
Prangg
"Arhggg" reflek aku berteriak kencang saat mendengar suara pecahan piring yang lumayan nyaring. Bukannya takut hantu atau apapun yang berhenis ghaib, lebih kearah takut pada maling yang membobol rumah ini. Aku cukup realistis jika aku hanya seorang wanita yang tentunya tidak akan bisa menghadapi hal semacam itu.
Aku bergegas meraba ponsel yang biasanya selalu kuletakkan di bawah bantal untuk menghidupkan lampu senter. Setelah mendapatkannya, aku lekas turun sembari mengendap endap supaya orang asing tersebut tidak mendengarku.
Dadaku berdegup kencang sesaat telah menapaki tangga melingkar yang akan membawaku ke lantai dasar lebih tepatnya kearah dapur.
Setelah berada di ujung bawah tangga, mataku menyipit saat melihat seliut seseorang yang tengah jongkok seakan akan memungut sesuatu. Menggeleng pelan berusaha menepis pikiran aneh jika orang itu adalah maling yang akan mengacak acak dapurku, karena demi apapun aku sangat mengenali si pemilik tubuh kekar tersebut.
Aku mendengus sinis tak menyangka jika dokter satu itu begitu nekat pulang tengah malam tanpa memberitahuku terlebih dahulu.
Bukannya hari ini jadwal bu Amanda?
"Ngapain?" Tanyaku serak khas orang yang baru bangun tidur.
Tubuh itupun tersentak dan reflek berbalik arah memandangku yang berdiri tak jauh dari nya. Beliau berdiri dengan senyum setianya yang terpatri menyebalkan di kedua sudut bibirnya.
"Maaf ya, saya buat kamu bangun tengah malam gini" sesalnya dengan nada lembut.
"Udah tahu ganggu orang, ngapain sih kesini? Tengah malam pula" balasku tidak santai.
Dokter Satria terkekeh melihat raut wajahku yang menurut ku sama sekali tidak lucu ini, seraya melanjutkan kegiatannya yang ternyata sedang memungut serpihan kaca piring yang telah dijatuhkannya itu.
"Maaf, mas buat dapur berantakan"
Aku tidak menghiraukan perkataannya.
"Aku tanya, kamu ngapain kesini? Bukannya malam ini giliran bu Amanda?" Aku bertanya tak sabaran karena demi tuhan aku sangat kesal dengan kedatangan tiba tibanya tersebut. Lagian dia sendiri yang telah membagi jadwal untuk para istri nya ini, aku 3 hari sedangkan bu Amanda kebagian 4 hari karena posisinya yang merupakan istri pertama. Menurutku berpoligami itu harua adil dimana sang suami harus membagi rata jatah para istrinya, tapi masa bodo tentang semua ini! Dia gak pulang pulang pun aku alhamdulillah.
"Hei dengar gak sih gue ngomong apa? Dijawab kek" aku kesel dong, orang dianya diam terus kayak batu.
Tubuhnya tersentak kaget dan mematung sesaat begitu aku telah selesai berbicara.
"Selena, bisa gak kamu bicara itu yang lembut?" Aku dapat mendengar helaan nafas beratnya dengan pandangan mata yang tajam menusuk.
"Orang kesal juga"
"Apa pantas kamu bicara begitu?"
Aku diam sembari mengalihkan pandangan ke segala arah. Enggan menatapnya barang sedetikpun.
"Mas tanya, apa pantas kamu bicara begitu?"
Aku gak mau jawab!
"JAWAB!!!" Aku tersentak kaget mendengar bentakannya barusan, wajahnya tidak bersahabat sama sekali. Tampaknya aku benar benar membuat kesalahan besar kali ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/207730108-288-k784945.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SELTRIA
Romansa[NEW COVER] Wajib Follow sebelum baca✨️ ××× Dia Selena, gadis belia yang harus merasakan ketidak-adilan dalam hidupnya. Semuanya kacau berantakan karena sedari awal dia sudah salah dalam memilih, namun ketahuilah bukan hanya itu saja keadaan terburu...