Selena memandang Satria yang sedang mengelus ngelus perutnya dengan sesekali membawa anaknya berbicara. Semenjak mengetahui istrinya hamil, pria itu tidak pernah bosan untuk menemui Selena setelah pulang kerja. Lelah nya langsung terbayarkan begitu melihat Selena yang tampak baik baik saja.
"Susunya selalu diminum kan, dek?" Tanya Satria sambil mendongak menatap istrinya. Sekedar informasi, pria itu tengah berbaring dengan kepalanya berada di pangkuan Selena.
"Hmm" balas Selena singkat sambil menganggukkan kepalanya. Kembali, wanita itu menggulir gulir layar ponselnya dan membalas pesan yang masuk.
"Liat Mommy nak, masa papa masih di didiamin? Biasanya ngelus ngelus rambut papa kan, ya?"
Selena hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku suaminya. Sudah beberapa hari sejak kembalinya wanita itu dari rumah sakit, Amanda dan Alesya belum mengetahui perihal kehamilannya, pun dengan keluarga Satria yang lain. Satria sendiri yang menegaskan agar Selena menutup mulut dulu untuk saat ini. Sebut saja dia jahat, tapi Satria benar benar tidak bisa mempercayai siapapun sekarang ini. Bisa sajakan ada yang ingin mencelakakan Selena? Apalagi melihat tingkah laku Amanda.
"Mas kangen kamu"
Sudah ke sekian kalinya Satria mengucapkan hal serupa malam ini, tahap kebucinan pria itu benar benar tidak bisa tertolong lagi. Jelas jelas dirinya sudah ada disini, bisa bisanya Satria masih bilang rindu.
"Nak, bujuk Mommy dong biar mau bicara lagi sama papa" ucap Satria kembali sambil mengelus perut Selena yang berada tepat di wajahnya. Meskipun sudah memaafkan Satria, tapi Selena masih bersikap dingin padanya.
Karena lelah mendengar suara suaminya sejak tadi, Selena mengelus elus rambut Satria sambil sesekali memijit kepalanya. Dia tahu selelah apa Satria malam ini setelah memimpin beberapa operasi sejak pagi tadi dan alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Terkadang, Selena masih tidak mengerti mengapa Satria masih mempertahankan pekerjaan nya di Rumah sakit sedangkan pria itu sudah berlimpah kekayaan dari beberapa hotel, penginapan, dan restoran miliknya. Selena bahkan pernah bertanya dan jawabannya sungguh menyebalkan, Satria menyayangkan beberapa gelar di depan dan belakang namanya yang ia dapat dari universitas dalam negeri maupun luar negeri.
"Baby nya anteng kan hari ini, sayang?" Tanya Satria yang memejamkan matanya menikmati usapan Selena.
"Iya"
"Mas udah bilang belum seberapa bahagianya mas pas dengar kamu hamil? Untung mas gak sengaja mengetahuinya kemarin, gak kebayang sama mas sampai kapan istri cantiknya mas ini mau menyembunyikan kabar yang membahagiakan ini"
Selena mengalihkan tatapannya kearah lain. Satria bahkan tidak membordirnya dengan pertanyaan mengapa dia menyembunyikan kandungannya. Pria itu selalu berlaku lembut dan penuh kasih sayang padanya yang jarang di dapatkan nya selama ini. Katakan Selena bodoh karena dia selalu lemah di dekat Satria, setiap perhatian yang diberikan dokter tampan-nya itu tidak pernah main main. Satria yang berusia matang mampu mengimbangi Selena disetiap langkahnya.
Selain menjadi suami siaga, Satria juga menjadi dosen tanggap terhadap seluruh tugas kuliah Selena termasuk skripsi wanita itu. Itulah salah satu keuntungan mempunya suami dengan otak encer.
"Tadi di kampus ada masalah?" Tanya pria itu lembut masih sambil memejamkan matanya.
"Gak ada, mas"
"Duhh kangen banget dengar panggilan itu" senyum Satria mengembang yang membuat Selena mencubit hidung perosotan milik Satria.
"Apaan sih" balas Selena kesal yang disambut kekehan ringan oleh pria itu.
Satria meraba raba ponselnya yang seingatnya tadi berada di belakang tubuh istrinya.
"Mana ponsel mas, sayang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
SELTRIA
Romance[NEW COVER] Wajib Follow sebelum baca✨️ ××× Dia Selena, gadis belia yang harus merasakan ketidak-adilan dalam hidupnya. Semuanya kacau berantakan karena sedari awal dia sudah salah dalam memilih, namun ketahuilah bukan hanya itu saja keadaan terburu...