Revan

3.4K 233 38
                                    

"Acen mau ikut Ami, ya.. boleh ya" Selena berkali kali menghela nafasnya menghadapi tingkah rewel putranya yang tidak mau ditinggal bersama pengasuhnya hari ini. Entah apa yang terjadi pada bocah tampan tersebut sehingga tidak mau turun sedetikpun dari gendongan sang Ibu.

"No, Acen. Mommy has to work"

"Ami goes to wok, Acen also goes to wok with Ami. Ya?" Ucap Arsen dengan keras kepalanya yang membuat baby sitter nya harus ikut andil membujuk bocah tersebut.

"Acen, Ola has something beautiful in your bedroom. Acen should--"

"No Ola, I'm solly. Acen wants to wok with Ami" jika saja tidak dalam keadaan penting, Selena akan mencubit pipi anaknya dengan gemas melihat tingkah ajaib putranya. Namun, sekarang bukan waktu yang tepat, bahkan Selena kesal sendiri dengan tingkah keras kepala Arsen hari ini.

Ola menatap penuh penyesalan pada Selena karena tidak mampu membujuk Arsen untuk sekedar turun dari gendongan wanita itu.

"Kenapa Acen jadi rewel gini sih, nak? Mommy cuma pergi bentar ya, sayang" bujuk Selena berusaha mengontrol kesabarannya agar tidak meledak detik itu juga. Demi tuhan, ada berkas penting yang harus ditanda tangani atasannya hari ini.

"You are lial!! Evelything that you've said befole is also a lie. Ami always lied to Acen hiks"

(Mommy pembohong, semua yang Mommy katakan selalu bohong. Mommy selalu bohongin Acen)

Bocah tampan tersebut dengan sedikit berontak turun dari gendongan ibunya dan berlari menuju kamarnya meninggalkan Selena yang terdiam bisu beserta Ola yang menatap kasihan pada majikannya itu.

"Arsen benar. Saya seorang pembohong besar" celetuk Selena tiba tiba dengan mata yang menerawang jauh kedepan. Putranya benar, segala sesuatu yang dia katakan dan janjikan pada putranya selalu berakhir dengan ketidak tepatan dan kebohongan lagi dan lagi. Bahkan untuk anak seusia Arsen saja sudah mampu mengetahui kalau Ibunya sering berbohong padanya.

"I will catch up with Arsen, Selena. please don't think that you're not a good mother to your son, you're the best mom that I ever met"

(Aku akan menyusul Arsen, Selena. Tolong jangan pernah berpikir bahwa kau bukan Ibu yang baik buat putramu, bagiku kau adalah ibu terbaik yang pernah kutemui).

Ucap Ola berusaha menghibur majikan yang sudah dianggapnya sebagai adiknya tersebut. Usia mereka memang berjarak 3 tahun.

Sepeninggalan Ola, Selena lekas mengambil tas selempangnya dan dengan tertatih berjalan menuju bagasi untuk mengambil mobilnya. Seluruh perkataan putranya seakan akan menari dikepalanya yang membuat wanita cantik tersebut berkali kali menghela nafas lelah.

"Ami, apakah daddy seling nanyain Acen? Lio bilang saat ayahnya kelja jauh, ayahnya seling nanyain Lio"

"Iya sayang, daddy juga seling nelpon mommy buat nanyain Acen"

"But why daddy nevel talk to Acen, why he is always talk to you?"

"Because everytime dad calls, my little son always sleep"

Kilasan memori tersebut seakan akan mengejek Selena tentang seberapa bodohnya dia hingga selalu menanam harapan yang belum tentu bisa dia wujudkan pada putranya.

Sesampainya di kantor, Selena segera mengeluarkan beberapa lembar berkas dari tas selempangnya dan berjalan menuju lantai 3 yang mana merupakan ruangan atasan tempat dia bekerja selama ini. Namun, sebelum kakinya menginjak lantai lift yang akan membawanya menuju keatas, panggilan dari Nindy mengagetkannya.

SELTRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang