Meet The Fans

6.1K 325 8
                                    

Aku dan Bianca sekarang tengah berjalan beriringan menuju parkiran, berhubung hari ini aku kekampus diantar dokter Satria, jadilah sekarang aku terpaksa nebeng di motornya Bianca.

"Langsung pulang, El?" Tanya Bianca begitu selesai mengaitkan tali pengikat pada helmnya. Aku berpikir sejenak dan langsung menggeleng setelahnya.

"Jangan langsung deh, gue pengen jalan jalan dulu. Mumpung naik motor kan? Gimana kalo kita ke mall?" Usulku antusias yang langsung disambut anggukan tak kalah antusiasnya dari Bianca.

Hampir saja Bianca melajukan motor maticnya ketika sebuah mobil menghadang jalan kami berdua.

"Anjirr, siapa sih itu? Bikin gue kaget aja! Dikira jalan ini punya bapaknya apa" ucapku kesal. Bianca tidak menanggapi celetehanku dan malah melamun tidak jelas. Wajahnya sama sekali tidak enak dipandang membuatku gemas sekali ingin menaboknya. Ada apa dengan wajah mupeng nya itu?

"Woy Bi!! Masih hidupkan?" Langsung saja aku mengetuk bagian atas helemnya, berusaha menyadarkan manusia yang satu ini.

"El, keren banget njir!! Itu tadi yang bawa mobil bang Bian, ya ampun nafas gue seakan berhenti berdetak saat ini"

"Bi! Sumpah lo lebay banget deh! Ayo buruan jalan" Kali ini aku mengetuk helmnya dengan sangat keras yang langsung membuat nya mengaduh kesakitan. Lagian nih anak, bukannya tadi dia sudah puas puasin natap tuh asdos dalam kelas selama dua jam? Heran!!

Bianca melajukan motor maticnya dengan kecepatan sedang sembari menikmati semilir angin sore yang begitu menyejukkan. Rambut panjangku berkibaran sehingga memberikan efek sejuk ditengkukku karena memang aku tidak mengenakan helm. Tapi tenang saja, kali ini Bianca mengambil jalan pintas yang jarang bahkan hampir tidak pernah di pantau oleh polisi sehingga kemungkinan kami akan ditilang semakin kecil.

Aku mengeluarkan ponselku dan membuka via instagram untuk merekam perjalanan kami, jangan bilang aku lebay karena nyatanya video ini hanya akan sampai pada Nindy. Si manusia kebo satu itu pasti sebentar lagi akan ngamuk ngamuk tidak jelas. Nah baru juga dibilangin, anak itu langsung menghubungiku yang mau tak mau membuatku langsung tertawa bahagia. Rasain....

Aku angkat dong...

"Halo"

"Anjirr bahagia banget lo main berduaan sama Bianca tanpa gue"

"Bahaso lo! Lo kira gue lesbi"

"Biarin, habis gue kesel... Tega banget sih kalian gak ngajak ngajak gue"

"Eh tai!! gak usah sok melankolis gitu!! Jijik gue, lagian baik banget sih gue kalau ngabarin lo dulu kalau mau jalan... Sorry ya gue gak sebaik itu! Lo lanjut gih tidurnya! kami mau nongki nongki cantik habis ini, byeee!!"

"Selena! Woy set--" tuuuut tuut

Aku tertawa jahat sambil memandang puas pada ponsel pintar ku. Membayangkan ekspresi kesal Nindy membuatku terkekeh geli.

"Gila ya lo, gimana kalau Nindy ngambek beneran?" Celetuk Bianca yang sedari tadi hanya menjadi pendengaran setia antara aku dan Nindy.

"Bodo amat!!" Bianca langsung geleng geleng kepala melihat reaksi acuhku.

Setengah jam kemudian kami sampai di depan pelataran mall dan Bianca langsung sibuk sendiri mencari tempat parkiran, sementara aku langsung mengeluarkan cermin dari dalam tas untuk memperbaiki tampilanku yang rasanya sudah seperti mak lampir ini.

"Udah, ayoo!!" Aku langsung menarik Bianca begitu dia selesai melepaskan helm dari kepalanya. Bianca yang di tarik seperti itu hanya bisa ngedumel kepadaku.

Kami menjelajah dimulai dari area kosmetik dan lihatlah siapa yang paling antusias dalam memilih berbagai jenis skincare disini. Yap aku!! Bola mataku bahkan hampir meloncat keluar saat melihat jejeran lipstik yang ada di dalam etalase. Saat akan menyentuh sebuah masker bubuk seseorang serasa menepuk pundakku. Aku yang mengira kalau orang itu adalah Bianca langsung menepis tanganya kasar.

"Apa sih, Bi? Orang lagi asyik digangguin" gerutuku pelan.

"Apa? kapan gue gangguin lo?" Aku terkejut saat melihat Bianca yang ternyata berada disampingku. Jadi yang nepukin bahu...

"Maaf mbak, ini mbak Selena kan? Boleh saya minta foto sama mbak?" Aku dan Bianca saling berpandangan sembari melirik seorang pria tampan yang mengenakan seragam SMA yang barusan menepuk bahuku.

"Bisa diulangi dek?" Tanyaku memastikan. Bukan apa apa, aku tidak kaget kalau ada yang menggemariku karena you know lah selain sebagai mahasiswi aku juga punya pekerjaan sampingan sebagai youtuber dan juga mengendors barang lewat instagram. Tapi, ini cowok loh! Yang benar saja!!!

"Saya mau photo sama mbak, boleh?" Katanya dengan sedikit lebih jelas. Bianca mencubit pinggangku dan tersenyum penuh arti. "Gila lo El, yang ngefans bukan cuma cewek tapi yang batangan juga" Mataku langsung melotot keluar begitu mendengar perkataan nyeleneh dari Bianca.

"Mbak..." Tubuhku sedikit tersentak begitu bocah bau kencur tersebut melambai lambaikan tangannya didepan wajahku.

"Ah i-ya boleh, sini mana ponselnya?" Bocah tersebut langsung mengeluarkan ponsel pintarnya yang kutaksir sama mahalnya dengan milikku. Gila orang kaya juga ternyata!

Kami berpose sedemikian rupa dengan Bianca yang menjelma menjadi fotografer dadakan. Setelah selesai, Bianca lekas mengambalikan ponsel milik si pria yang langsung di sambut dengan kata terima kasih olehnya.

"Makasih mbak Selena, mbak pasti kaget kenapa ada cowok yang tau sama mbak kan? Gak usah kaget mbak, saya bahkan bisa menjamin jika sebagian besar penggemar mbak adalah cowok" cowok itu tersenyum manis seraya menatap puas pada hasil fotonya. Sebelum pergi, cowok tersebut mengucapkan terima kasih padaku yang hanya kubalas dengan senyum tipis. Aku benar benar syok saat ini!

"Beruntung banget sih lo, Tai kambing!!" Bianca memukul punggungku dengan sedikit kencang sambil mengerucutkan bibirnya.

"Iri bilang bos!!" Cibirku menyebalkan.

"Setan!!"

***

Saat ini aku telah sampai di depan rumah sembari menenteng plastik besar yang berisi peralatan make up yang baru saja kubeli. Aku tak sabar ingin mempraktekkan semua benda ini di depan kamera yang sudah sangat kurindukan. Mungkin sudah tiga bulan lebih aku tidak upload video dikarenakan masalah yang terus menimpa. Kali ini aku tidak akan membiarkan hidupku hancur lagi! Aku akan melakukan apa yang sebelumnya biasa aku lakukan dan aku akan mengerjakan sesuatu yang benar benar bisa menyenangiku.

Jangan sampai karirku hancur hanya karena masalah percintaan dan pernikahan sialan ini.

Saat aku membuka pintu ruamh, aku langsung dikagetkan dengan kehadiran dokter Satria yang menyender di samping tangga sambil bersedekap dada. Tatapan tajamnya tak lepas dari mataku yang seperti ketangkap basah sedang berselingkuh oleh suaminya. Berusaha tidak memperdulikannya, aku melangkah mantap menuju kearah tangga untuk naik ke lantai dua. Kekamarku. Namun, rencana tinggalah rencana karena saat ini si pak dokter malah mencekal pergelangan tanganku dengan kuat.

"Dari mana, sayang?" Tanyanya lembut namun entah kenapa aku malah bergidik mendengarnya. Suasanan tiba tiba berubah menjadi dingin saat ini.

"Bu...bu..kan u...u..rusanmu" apa apaan ini? Kenapa aku merasa gugup?

"Hey!! mas nanya baik baik loh dek" ucapnya berat seraya tersenyum menyeramkan, aku memasang sikap was was saat melihat dokter Satria melangkah mendekat kearahku.

"Do...k mau a...pa?" God, ini benar benar berbahaya!

"KAMU BUKAN PASIEN SAYA!!!" Bentaknya tiba tiba yang langsung membuat ku tersentak ketakutan. Namun yang lebih menakutkan bukan suaranya, melainkan bau tubuhnya yang begitu menyengat tercium olehku.

"Kamu mabuk?!!!" Pekikku kencang.

Tbc

Maaf jika kalian merasa kesal karena aku jarang update, tapi mohon pengertiannya ya dear! disamping aku gak punya inspirasi apapun, aku akhir akhir ini disibukkan dengan tes UTBK- SBMPTN untuk masuk Perguruan Tinggi Negri🤗

Doakan aku lulus ya heheh:-)

SELTRIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang