Loh Rania?

31.7K 2.3K 98
                                    

Marsel mendengus kesal, entah siapa yang terus menghubunginya hingga ponsel terus mengeluarkan bunyi nyaring dan memekakkan telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marsel mendengus kesal, entah siapa yang terus menghubunginya hingga ponsel terus mengeluarkan bunyi nyaring dan memekakkan telinga. Segala jenis sumpah serapah keluar dari mulut Marsel.

Namun semua terhenti ketika ia menemukan nomor yang cukup familiar, tertera diatas layar ponselnya.

Marsel mengernyit "Keluarga Mahendra?"

Ia menggeser tombol hijau, setelah terdengar nada sambung barulah benda pipih itu di dekatkan pada telinganya.

"Halo?"

"Halo ka Marsel,"

Alis Marsel terangkat, saat terdengar suara sorang laki-laki yang menjawab panggilannya.

Shit! Gue pikir si jalang sialan. Batinnya kesal.

"Hm? Kenapa?" jawabnya acuh.

"Ini Juan ka, maaf kalo ganggu."

"Santai aja."

"Emang ada apa? Tumben telepon jam segini?"

Marsel melirik jam didinding kamarnya, tepat pukul sepuluh malam.

"Nggak, Juan cuma mau tanya."

"Soal?"

"Ka Marsel lagi sama ka Ran nggak?"

Marsel memicing bingung "Ran? Nggak, emang kenapa?"

Terdengar hembusan nafas berat dari seberang sana "Hmm jadi gini ka, ka Ran kabur dari rumah. Kami juga udah telepon temen-temen ka Ran, tapi mereka bilang ka Ran nggak sama mereka."

"Kata ka Denita, dia juga nggak lihat ka Ran dimana. Makanya dia juga lagi bantu nyari, tapi masih belum ada hasil."

"Kalo ka Marsel sendiri? Kakak liat ka Ran nggak? Atau mungkin sekarang kakak lagi sama ka Ran?"

Marsel mangut-mangut, tak pernah sekalipun ia merasa bersalah atau sekedar menyesali apa yang pernah dilakukannya pada Rania. Sekarang hanya ada kata 'masa bodo', Marsel benar-benar tidak peduli pada apapun yang berkaitan dengan Rania.

"Nggak, Ran nggak sama gue."

Kembali terdengar helaan nafas kecewa dari seberang sana, tapi apa Marsel peduli? Jawabannya adalah tidak sama sekali.

"Maaf ka, kira-kira Juan boleh minta bantuan nggak?"

Diam-diam Marsel menarik nafas jengah, keluarga Mahendra mengusik ketenangannya. Sekedar untuk bersantai dan menghabiskan sisa hari saja rasanya sulit, semua hanya karena keluarga Mahendra.

"Bantuan apa?" tanyanya malas.

"Kakak bisa tolong bantu cariin ka Ran? Soalnya sejak tadi sore sampe sekarang, ponsel ka Ran nggak aktif." papar Juan penuh harap.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang