Papahmu Emang Aneh, Van

20.8K 1.2K 2
                                    

Renata meringis kesakitan saat melihat darah yang membanjiri tangannya, sedangkan Devan yang melihat tingkah istrinya hanya bisa bungkam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renata meringis kesakitan saat melihat darah yang membanjiri tangannya, sedangkan Devan yang melihat tingkah istrinya hanya bisa bungkam. Aneh saja rasanya saat melihat tingkah Renata, padahal jelas-jelas Devan yang berdarah disini.

Bagaimana kronologi hingga kening Devan mengelurkan darah yang tidak bisa dikatakan sedikit? Semua berkat aksi heroik Renata, istri tersayangnya itu menjatuhkan spatula diatas keningnya. Naas bagi Devan, sudut spatula itu menancap diatas kulitnya hingga tergores cukup dalam.

Untuk lukanya sendiri sudah diobati oleh Renata sejak beberapa saat lalu, dengan berderai air mata tentunya.

"Kamu udah melakukan KDRT sama mas loh,"

Renata berganti melirik suaminya "Bodo! Salah sendiri, kenapa pake acara ngomongin restu segala!" sungutnya tak mau kalah, enak saja Renata yang harus disalahkan atas kebodohan suaminya itu.

"Padahal niat mas cuma bercanda, eh malah dapet KDRT gini. Mana masih nyut-nyutan lagi, persis kaya hati mas pas deket-deket sama kamu."

Renata memalingkan wajahnya, antara geram dan malu mendapat gombalan suaminya. Padahal gombalan itu bisa dikatakan receh, namun tetap saja membuat pipinya blushing seketika. Renata berdeham untuk menetralisir rasa gugupnya.

"Nggak usah gombal, nggak ngaruh!"

"Padahal mas nggak gombal loh,"

"Ya ya ya." Renata mengibaskan tangannya acuh.

Tangan Devan terangkat menyentuh plaster yang melekat diatas lukanya.

"Plasternya kuat banget,"

"Ya karena ini bukan plaster obralan, yang sepuluh ribu dapet tiga set!" jawab Renata asal.

Perempuan itu merapikan kembali kotak isi P3K, sedangkan sampah medis mereka sudah masuk kedalam tempat sampah.

"Tapi kayanya nggak sekuat ikatan cinta kita deh,"

Blush.

Pipi Renata kembali merona, membuat Devan semakin gencar menjahili istrinya itu.

"Kira-kira bakalan berbekas nggak ya?"

Renata berdeham "Kalo berbekas tinggal pake salep aja, nanti juga ilang kok."

"Iya kah? Kok kamu bisa tau sih?"

Hembusan nafas panjang terdengar, Renata merotasikan bola matanya malas.

"Diiklan juga banyak mas,"

"Kalo bekas cinta kamu? Kayanya bakal berbekas deh, nggak mungkin bisa dihilangin dari hati mas."

Beuh, ingin rasanya Renata menampol mulut suaminya itu. Tidak tahukah Devan jika sejak tadi Renata berusaha bersikap normal, hal yang bertentangan dengan jantungnya. Karena organ vital itu terus melompat kegirangan ditempatnya, bahkan Renata seolah gila dibuatnya.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang