Perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah, tak heran mereka sering menjadi target kejahatan yang dilayangkan orang-orang tak bertanggung jawab.
Tak terkecuali dengan Rania Mahendra, gadis 17 tahun yang harusnya hidup dalam selimut kebahagiaan d...
Keputusan terbodoh, diambil saat pikiran seseorang dikuasai amarah yang menggebu.
_Devan Fernandes_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Marsel berjalan menyusuri lorong sekolah dasar Internasional tampat Devanka menimba ilmu, dengan langkah panjang namun terkesan santai. Sekolah dasar itu menerapkan sistem ketat, tidak sembarang orang bisa masuk kedalam sana.
Bahkan wali murid pun tidak bisa sembarangan masuk, oleh karena itu para wali murid yang hendak menjemput buah hatinya harus menyerahkan kartu khusus yang memang disediakan oleh pihak sekolah. Bahkan para supir pribadi hanya boleh mengantar jemput hingga didepan gerbang saja.
Lalu bagaimana Marsel bisa masuk kedalam sana? Bahkan melenggang bebas tanpa dicegah pihak keamanan. Jawabannya adalah uang, Marsel telah menyuap kepala keamanan dengan cek bernilai fantastis.
Jam pelajaran akan berakhir beberapa menit lagi, lorong sekolah yang sepi memudahkan Marsel untuk bergerak mencari pusat kontrol sekolah. Cukup lama Marsel mencari dan akhirnya ia berhasil menemukan ruang kontrol yang dijaga oleh dua petugas security.
Shit! Gimana caranya gue masuk kesana?
Kalo gue ngelawan mereka, yang ada gue kalah dan mereka bakal minta bantuan sama yang lain.
Nggak! Itu terlalu beresiko.
Terus gue harus gimana?.
Marsel tersenyum miring, dia mengeluarkan sebuah sapu tangan dari saku jasnya. Kain hitam tipis itu diberikan beberapa tetes cairan dari sebuah botol hitam mungil.
Marsel celingukan sejenak, setelah memastikan kondisi lorong aman dia segera masuk dengan sedikit mengendap-endap. Tanpa ba bi bu dia langsung membekap salah seorang security yang duduk didepan kursi komputer. Sempat ada perlawanan kecil, namun akhirnya security itu tumbang.
"Heh, siapa kamu?!" bentak pria yang sebelumnya duduk membelakangi temannya.
"Nggak usah banyak omong, mending sekarang lo minggir. Sebelum gue ambil cara kasar,"
Bugh
Belum sempat menjawab, security itu terlebih dahulu dihajar pada bagian perut. Security berbadan kurus itu mengerang kesakitan. Tubuhnya sedikit tertunduk, sebelum akhirnya kembali dihajar oleh Marsel.
"ARGHH!" pekik security menggema.
"Sialan!" umpat Marsel, dengan cepat membekap mulut korbannya hingga pingsan.
"Gila, bikin repot aja lo!"
Beruntung, gue sempat nyiapin ini semua. Batin Marsel, menatap sapu tangan miliknya.