Emang Kamu Nggak Cemburu

28.1K 1.9K 20
                                    

Bukan aksi heroik maupun kejutan mewah yang aku inginkan, terkadang perlakuan manis dan sederhana yang dilakukan berulang. Itulah candu.

_Renata Fernandes_

_Renata Fernandes_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sejak awal mata Devan tak henti memandang Renata, pria itu menghembuskan nafas panjang. Apa mungkin Renata masih marah hanya karena ia memangkas waktu cuti mereka? Tapi Devan melakukan semua itu demi kebaikan Renata sendiri.

Harusnya Renata paham, tidak sampai marah apa lagi malas-malasan didalam kelas. Padahal saat ini Devan sedang memberikan ulangan.

"Jangan tidur saat kelas saya!" ketus Devan terdengar menggema, membuat banyak pasang mata kini beralih menatap Renata yang ada dibangku belakang.

"Pstt,"

Renata mengibaskan tangannya "Aduh bentar Mi, perut gue keram banget ini." ucapnya, lebih terdengar seperti sebuah rintihan.

"Tapi dari tadi pak Devan ngeliatin lo mulu bambang!"

"Bodo lah!" ketus Renata, masih dengan wajah terbenam diantara lipatan tangannya.

"Ren buruan bangun, laki lo dateng ke mari itu!" bisik Ami ketakutan.

"Ada apa ini?!"

"Aa... eh itu pak, Rena sakit."

Devan mengernyit "Sakit?"

"Bukan sakit, perut gue keram bego!" geram Renata.

Devan agak terkejut mendengar perkataan Renata, tapi sebisa mungkin ia berusaha terlihat biasa saja. Pria itu berdeham.

"Apa yang kalian lihat? Cepat kerjakan atau kalian keluar dari kelas saya!!" ancam Devan, tak ayal membuat para mahasiswa begidik ngeri.

Sesuai perintah, mereka kembali mengerjakan lembar jawab masing-masing, tanpa mempedulikan apa yang dilakukan Renata maupun Devan dibelakang sana. Hal itu berlaku juga bagi Ami dan Bara, meski mata mereka sesekali melirik kearah samping kiri.

Devan mengusap puncak kepala Renata, tubuhnya sedikit membungkuk guna mensejajarkan tinggi mereka.

"Kamu sakit sayang?"

Renata menoleh, wajah pucat dengan peluh sebesar biji jagung membuat Devan terjingkat kaget.

Tangan Devan bergerak kebelakang telinga, sedangkan ibu jarinya sibuk mengusap pipi istrinya lembut.

"Kamu kok pucet banget sih? Sakit?"

Renata menggeleng "Cuma keram perut."

"Ke ruang kesehatan aja ya?"

Renata kembali menggeleng "Aku nggak papa, udah ah. Nggak enak sama yang lain." kilahnya, padahal Renata merasa nyaman diperlakukan demikian oleh suaminya.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang