Nggak Usah Macam-Macam

17.4K 1.3K 28
                                    

Cemburuku serasa menyiksa, hingga aku sampai dititik ragu dengan apa yang ada dalam diriku sendiri.

_Devan Fernandes_

_Devan Fernandes_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Devanka kemana Ren?"

Renata menoleh "Masih sekolah, paling bentar lagi baru pulang."

"Udah lama banget gue nggak liat Devanka, terakhir ketemu pas kalian nikah dulu." gumam Rafa, kepalanya menengadah menghadap langit-langit ruang tamu Devan, sedangkan pikirannya melayang jauh menembus masa lalu.

Renata mencebik kesal, jika diingat-ingat dulu saat acara pernikahannya dengan Devan. Rafa hanya datang sebentar, setelahnya pria itu pergi dengan dalih ada urusan mendadak dirumah sakit. Pria itu juga mulai jarang terlihat, hanya beberapa kali Rafa menyetor wajah pada Renata.

Selebihnya Rafa menghilang ditengah resepsi. Saat bertanya pada Zani maupun Ajun perihal keberadaan Rafa, maka jawaban keduanya sama. Mereka tidak tau kemana perginya Rafa.

Rafa melirik Renata geli "Bibirnya nggak usah mancing, gue cium baru tau rasa lo!"

Renata mendesis sinis, ia hendak angkat bicara namun Devan menyerobotnya.

"Nggak usah macam-macam!" sarkasnya yang sejak tadi mengamati interaksi Rafa dan Renata.

Hatinya memanas melihat kedekatan keduanya, ucapan Rafa juga ia anggap sebagai salah satu bentuk ancaman.

"Hoho pawang lo ngambek tuh Ren," Rafa mengkode lewat matanya.

Renata menepuk bahu Devan, sesekali ia melirik tak enak pada Rafa. Padahal niat pria itu hanya bercanda, tapi sepertinya Devan menganggap hal itu serius.

"Mas."

Devan menegakkan punggungnya, ia menggeram tertahan ketika merasakan sakit di perutnya.

Shit!. Umpat Devan saat dirasa luka jahitnya kembali terbuka.

"Hati-hati mas, kamu masih sakit loh."

Devan beradu tatap dengan Rafa, sorot mata tajam beradu dengan kelembutan. Hal itu memancing tanda tanya dalam benak Renata, namun ketakutan bagi Zani, Ajun, Sheila dan Niha yang berada disana.

"Seperti yang lo tau, Rena milik gue. Dan cuma gue yang berhak nyentuh dia, not other people!" tegas Devan penuh penekanan.

"Hahaha, aduh kenapa panas gini ya?"

"Ini hujan meteor garden apa gimana sih?"

"Kenapa bisa mendadak panas panas romantis gini." celetuk Ajun.

Ajun mengibaskan tangannya. Zani tak mau kalah, ia berusaha menyindir dua pria dewasa di depannya.

"Niatnya jenguk, eh malah nonton jagoan neon."

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang