Aku Percaya Sama Mas Kok

18.8K 1.4K 62
                                    

Pagi-pagi sekali Renata sudah duduk dikursi dekat balkon, dengan secangkir teh yang terus mengepulkan uap panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali Renata sudah duduk dikursi dekat balkon, dengan secangkir teh yang terus mengepulkan uap panas. Ia sengaja menutup pintu kaca pembatas, antara kamar dan balkon yang menghadap langsung taman. Bermaksud agar udara pagi yang dingin tak sampai menembus kulit Devan, yang pada akhirnya akan mengganggu waktu tidur suaminya itu.

Renata menatap langit yang masih berwarna hitam dengan sedikit bintang, kedua matanya terasa berat namun ia sukar untuk terlelap. Bayangan soal kejadian kemarin siang, selalu menghantui pikiran Renata. Membuatnya tremor bahkan jika tidak ingat ada Devanka disana, mungkin self healing yang berusaha ia tinggalkan bisa kambuh sewaktu-waktu.

"Sayang?"

Renata terjengkit, ia menekan kuat dadanya yang terasa sedikit sesak. Setelah merasa lebih baik, Renata memutar kepalanya dengan seulas senyum tipis.

"Kok mas bangun sih?"

"Nggak ada kamu, jadi mas nggak bisa tidur."

Renata mencebik geli, tingkah Devan tak jauh beda dengan Devanka. Hanya saja sifat maja Devan sering kali membuat Renata merasa kewalahan.

"Kenapa duduk disini? Emang nggak dingin?"

"Nggak kok, disini nggak dingin."

Devan mengusap kepala Renata sekilas, lalu beranjak masuk.

Renata menatap kepergian suaminya dengan tatapan kecewa dan sedih, disaat-saat seperti ini Renata butuh sosok penguat. Tapi ia juga tidak bisa menyalahkan Devan, karena Renata yang tidak mau terbuka pada pria itu.

Tapi tetap saja, kenapa Devan malah masuk ke kamar. Renata memberengut sebal, sepertinya es di kutub utara kembali membeku.

"Dipake ya,"

Renata terperanjat kaget, dia mendongak saat mendapati sebuah selimut bertengger manis diatas kedua bahunya. Dan disanalah tatapan mereka bertemu, tatapan tajam namun meneduhkan milik Devan yang tanpa sadar membuat sudut bibirnya terangkat.

Devan duduk bersebelahan dengan istrinya, pandangannya menerawang jauh kedepan. Tidak ada pembicaraan, keduanya sama-sama diam tak bersuara.

"Kamu masih nggak percaya sama mas, Ren?"

Renata langsung menoleh, dia menggeleng cepat.

"Aku percaya sama mas kok,"

Devan ikut menoleh, dia tersenyum samar. Setelahnya ia kembali menatap kosong lampu taman yang ada didepan rumah mereka, cahaya temaram itu hanya menerangi beberapa titik saja.

Renata menggigit bibir dalamnya "Mas tau sesuatu?" tanyanya pelan.

Tentu saja Devan menggeleng mendengar pertanyaan itu.

"Mas nggak tau, yang mas tau. Kamu menyembunyikan sesuatu dari mas," ujarnya pelan, tapi cukup membuat hati Renata tersentil.

Devan menoleh, tak lupa memberikan senyuman kecil meski harus sedikit dipaksakan. Dilihatnya sang istri nampak terkejut dengan perkataannya, bahkan kedua mata favoritnya itu sudah berkaca-kaca karena ulahnya.

SINGLE MOM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang